Selasa, 12 Februari 2013

UANG & Persepsi Lintas Gender


Barusan pulang mengantar ibunya Nabila ke pasar. Rutinitas belanja kebutuhan dapur 1-2 kali perminggu. Tapi kalau dipikir-pikir hampir setiap hari saya ke pasar. Pasar modal, pasar pagi, pasar malam, pasar burung, pasar loak - semuanya sama-sama pasar. Juga pasar halloPIM.

Bursa Efek Indonesia pada dasarnya pasar loak. Mungkin pasar loak terbesar di Indonesia. Rp. 5 Trilyun per hari. Tapi, walaupun nilai barang yang berpindah tangan Rp. 5 Trilyun per hari, Bursa Efek Indonesia bukan pasar terbesar di Indonesia. Pasar Obligasi Pemerintah Indonesia nilai transaksinya Rp. 8-9 Trilyun per hari. Pasar valuta Indonesia jauh lebih besar lagi. Money market sekitar Rp 10-15 triliun/hari, belum termasuk valas.

Transaksi di pasar valas seluruh dunia nilainya $2-3 Trilyun per hari. Dulu saya kira ini pasar terbesar di dunia, ternyata bukan. Pasar dengan nilai transaksi terbesar di dunia adalah Pasar Repo (gadai) Obligasi Pemerintah Amerika. Nilai transaksinya $5-10 Trilyun per hari.

Hmmmm... berapa rupiah itu ya? 10.000.000.000.000 x 9700 = Rp. 97.000.000.000.000.000, atau 97 Quadrilyun Rupiah. Itu sebabnya kita perlu melakukan redenominasi, Digit 0-nya sudah nyebelin. Kalau sudah menggambarkan ekonomi dunia dalam rupiah, jadi capek ngetiknya.

Bandingkan Pasar Repo AS itu dengan output ekonomi Indonesia yang sekitar 8 Quadrilyun rupiah. Berarti PDB Indonesia setahun cuma setara transaksi 2 jam saja.

Semakin ke sini saya semakin yakin uang itu benda abstrak dan imajiner. Tapi tetap saja banyak yang tidak percaya. Uang pada hakikatnya hanya representasi dari kepercayaan. Logam mulia hanya persepsi. Tidak ada faktor lain. Jadi sebenarnya sama imajinernya dengan uang.

Yang unik: persepsi antar gender mengenai uang. Wanita memandang uang sebagai semata alat, sementara bagi pria ada nuansa kekuasaan. Itu sebabnya sesama perempuan kalau makan bareng - tidak masalah bill-nya dibagi rata. Laki-laki? Cenderung dibayar atau membayari. Apalagi kalau teman makannya perempuan. Perempuan lebih mudah ngomongin besaran gajinya ke sesama perempuan. Enteng. Laki-laki? Over my dead body! Nggak akan diomongin. Karena perbedaan persepsi soal uang ini, maka kalau tidak saling paham suami dan istri bisa berantem. Dan memang umumnya gara-gara uang.

Karena uang adalah bagian dari faktor kekuasaan - maka dampak dari keadaan tidak punya uang - jadi lebih berat bagi laki-laki. Dan bila dalam pekerjaan terdapat faktor kekuasaan - maka terpaannya akan berganda. Contoh pada tentara/polisi yang masuk usia pensiun. Itu sebabnya, bagi istri yang suaminya menjelang pensiun - harus ekstra hati-hati. Kalau salah perlakuan - suami bisa depresi.

Hilangnya pengaruh karena sudah pensiun, ditambah berkurangnya pendapatan - lengkap sudah keadaan Post Power Syndrome. Itu sebabnya, mengapa sering sekali kita temui orang yang baru pensiun tiba-tiba jadi gampang sakit. Berat di penyesuaian.

Memahami laki-laki adalah memahami soal kekuasaan dan pengaruh. Sudah ada dalam gen-nya laki-laki. Terlahir demikian. Sialnya, soal kekuasaan dan pengaruh ini juga membuat laki-laku gampang dimanipulasi kalau sudah menyangkut kekuasaan dan pengaruh.

Banyak perempuan pintar berpura-pura bodoh - sekadar supaya laki-laki sasarannya merasa lebih berpengaruh. Jadi tidak sadar dimanipulasi. Marilyn Monroe contoh perempuan jenius (beneran) yang menciptakan citra lemah dan bodoh - semata agar bisa memanipulasi persepsi laki-laki. Marilyn Monroe diperkirakan punya skor IQ sekitar 160 poin. Lebih tinggi daripada IQ-nya Presiden Kennedy yang 129. Dengan kecerdasan setinggi itu - bisa kita lihat siapa saja lelaki yang habis-habisan diperalat oleh Marilyn Monroe. Saya tidak akan heran, kalau Ratna Sari Dewi sebenarnya lebih cerdas daripada Soekarno.

Perempuan cerdas itu bisa jauh lebih berbahaya kalau terlihat bodoh. Hati-hati. Sharon Stone skor IQ-nya sekitar 150. Apa pernah di film ia berlagak pintar? Tidak. Justru karena itu ia terkesan berbahaya. Madonna skor IQ-nya sekitar 140. Tidak heran bisa survive sedemikian lama di dunia entertainment berkat kemampuan manipulasi persepsi. Skor IQ Madonna kira-kita setara dengan Shakira. Nicole Kidman dan Jodie Foster sekitar 135. Orang dinilai jenius di skor 132 ke atas. Kenapa sekarang saya jadi ngomongin IQ ya? Padahal tadi mulainya tentang uang dan persepsi uang lintas gender ya? Wah mulai tersesat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar