Rabu, 06 Februari 2013

JARUM

Teknologi paling berpengaruh pada manusia

Bila orang berkata tentang teknologi yang paling berpengaruh pada manusia - maka akan banyak sekali jawaban terlontar. Api, roda, besi, dan mungkin bank sentral (tentu itu lontaran seorang pecandu duit). Saya punya berbeda pendapat.

Api telah ada dan telah digunakan sebelum manusia ada. Nenek moyang pra-manusia sudah memanfaatkannya. Roda? Walau berguna - tetapi ternyata peradaban besar Amerika seperti Aztec, Inca, dan Maya tidak perlu mengenal roda untuk menjadi peradaban besar. Hal yang sama juga terjadi pada besi. Dan soal bank sentral - tentu lebih banyak lagi yang menganggap itu cuma lelucon (walaupun tidak demikian).

JARUM ternyata adalah teknologi yang membuat manusia menjadi sangat manusiawi. Jarum lah yang membuat sepupu kita - manusia Neanderthal menjadi tersingkir, semata-mata karena sekalipun mereka sudah mengenal api - tetapi gagal menemukan jarum.

Jarum lah yang membuat nenek moyang kita tidak lagi sekadar penghuni gua. Dengan jarum - yang semula dibuat dari pecahan tulang hewan - manusia bisa menjahit kulit. Dan para penjahit inilah yang merevolusikan hakekat manusia. Dengan jarum nenek moyang manusia bisa membuat pakaian kulit berlapis-lapis yang cukup ringan dan nyaman serta bisa disesuaikan dengan musim. Dengan jarum pula nenek moyang kita tidak lagi terpaku untuk tinggal hanya di dalam gua. Mereka dapat merantau jauh.

Berkat jarum maka nenek moyang manusia jadi mampu menjahit tenda kulit yang bisa dilipat dan dipindah-pindahkan sambil merantau. Berkat jarum pulalah maka nenek moyang manusia bisa menjelajah ke tempat-tempat yang sangat jauh sekalipun melintasi iklim yang teramat kejam. Anda bayangkan bagaimana repotnya harus melintasi padang es luas datar yang mustahil bergua.

Bukankah keinginan untuk menjelajah ruang adalah sesuatu yang sangat manusiawi? Sekalipun harus dibayar dengan resiko yang sangat tinggi? Jarum lah yang secara luar biasa menurunkan resiko tersebut.

Jarumlah yang membuat nenek moyang manusia mampu melintasi padang es Siberia sebelum menyeberang selat Bering dan mencapai benua Amerika. Jarum pula yang memungkinkan nenek moyang kita membuat perahu dan layar untuk melintasi laut sehingga kepulauan Nusantara bisa dihuni - terus hingga ke pulau-pulau kecil Pasifik serta Selandia Baru.

Siapa yang menemukan jarum? Tentu bukan kaum pria yang sehari-hari pergi berburu. Hanya orang yang mengurus sisa makanan hasil buruan lah yang punya waktu untuk melihat kegunaan pecahan tulang untuk digunakan sebagai alat buat menyambung potongan-potongan kulit. Nasib dan hakekat manusia - ternyata ditentukan oleh kaum perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar