Rabu, 06 Februari 2013

BIR & Peradaban Manusia


Peradaban dunia dibangun dari Bir, karena lewat cara membuat bir orang mengenal sterilisasi air minum dengan cara direbus.

Bir ditemukan manusia sekitar 9000 tahun lalu di Mesopotamia. Seseorang mencampur barley dan air yang lalu mengalami fermentasi. Dan segera saja minuman baru tersebut menjadi populer di seluruh Mesopotamia dan bahkan menyebar hingga mencapai Mesir.

Bir menjadi istimewa muncul lebih dulu dari roti. Dan berkat penemuan bir, manusia jadi lebih serius memisahkan bebijian. Karena mencari bahan baru untuk membuat bir, maka kemudian manusia menemukan keluarga rumput liar seperti gandum dan beras. Berkat usaha mengelola tanaman bahan pembuat bir, maka manusia menjadi serius dalam pertanian mulai dari bibit hingga panen.

Bir sedemikian berharga, hingga di Mesir Kuno statusnya sama dengan uang. Sebagian upah para pembuat piramid dibayar dengan bir. Piramid bukan dibangun para budak, melainkan oleh warga Mesir. Segalon bir per hari adalah sebagian dari bentuk upah. 1 galon ~4 liter. Jatah buat 1 keluarga.

Orang-orang di Timur Tengah dulu minum bir, dari anak-anak hingga manula. Sampai mabuk? Tentu tidak. Teknologi belum sampai situ. Hanya setelah evolusi ratusan tahun, alkohol bir meningkat seperti sekarang ini (sekitar 4-5%) sebelumnya lebih rendah.

Bir masa lalu lebih seperti minuman ramuan. Kadar alkoholnya rendah, nutrisi relatif tinggi dan mengandung antibiotik alami. Hanya setelah ditemukan fermentasi anggur, manusia menemukan minuman yang lebih kuat alkoholnya dan kadar dalam bir pun ikut naik.

Catatan tertua menggambarkan orang minum bir adalah dari 4000 SM, di Mesopotamia, isinya 2 orang minum pakai sedotan. Mengapa pada catatan Tepe Gawra itu orang minum bir pakai sedotan? Karena pada bir di jaman purba banyak ampas-ampas terapung. Sedotan jaman dulu dibuat dari batang tanaman keluarga rumput. Strukturnya kaku, lebih mirip seperti sumpit.

Selain dari Barley, bir jaman dulu ditambahi potongan ikan, bebijian dan buah liar. Lalu dicemplungi batu yang sdh dipanaskan. Setelah dicemplungi batu yang membara, wadah ditutup. Barley yang terkena air panas akan menyerap kelembaban dan lalu mengental.

Hal istimewa: bir yang telah jadi dapat dinikmati bulanan hingga tahunan kemudian - asal disimpan di tempat kering dan kedap. Dari cara penyimpanan bir inilah manusia kemudian mengenal dan mengembangkan tehnik pengawetan makanan lainnya.

Boleh dikatakan setelah adanya bir, dimulailah masa bercocok tanam. Sebelum itu manusia berburu dan mengumpulkan. Dari kegiatan membuat bir, manusia lalu menemukan gandum, lalu menetap dan bercocok tanam ketimbang keluyuran untuk berburu. Dan dari kegiatan membuat bir dikenal teknik sterilisasi dengan cara memanaskan air sampai mendidih serta mengawetkan makanan.

Masyarakat peminum bir cenderung egaliter. Perubahan muncul setelah dikenalnya fermentasi anggur yang alkoholnya lebih kuat. Budidaya anggur lebih sulit. Menguras waktu dan tenaga. Kelas sosial makin melebar setelah muncul peminum anggur diantara peminum bir. Mabuk mungkin baru dikenal di era fermentasi anggur. Di jaman bir purba, orang keburu kembung sebelum sempat mabuk.

Memang di kemudian hari tehnik pembuatan bir semakin maju. Kualitas bahan semakin baik, sehingga makin mendekati kualitas bir modern. Proses perbaikan kualitas bir dicapai lewat penyempurnaan proses malt atas barley - yang mengubah gula jadi alkohol. Para pembuat bir menggunakan wadah yang sama berulang-ulang. Biasanya dibuat dari badan kayu pohon. Dari sini dikenal wadah gentong kayu.

Di jaman Mesir Kuno dikenal 17 macam bir, sementara di Mesopotamia dikenal 23 macam bir. Bir berbeda untuk acara berbeda.

Proses fermentasi dengan ragi yang dikenal pada pembuatan bir - kemudian diperkenalkan pada gandum yang diolah untuk menghasilkan roti.

Bisa dilihat kontribusi bir yang sangat besar pada peradaban: sterilisasi, fermentasi, pertanian, kegiatan sosial, dll, berawal dari Bir.

Mengapa orang dulu minum bir? Karena bisa dinikmati dan berkhasiat. Lebih mirip seperti minum Teh Botol atau Coca Cola sekarang. Tidak perlu kenyang atau mabuk kan? Dan lagi di masa itu tidak ada minuman lain. Maka bir pun termasuk kategori hiburan.

Tanpa bir, mungkin peradaban besar Mesopotamia dan Mesir tidak berkembang sebagaimana yang terjadi. Itu sebab Bir disebut pondasi peradaban.

Tentang jenis-jenis bir modern - mungkin ada yang lebih paham. Saya sendiri sudah lama tidak lagi minum bir, tapi pernah bedakan berbagai macam bir.

Ada bir yang mengendap di dasar tong dan ada yang diambil dari bagian atas tong. Kebanyakan dinikmati dingin tapi jangan pakai es batu.

Orang Eropa cenderung menganggap Bir Amerika terlalu ringan. Ada teman Inggris yang malah bilang - Bir Amerika cemen, kayak kencing kuda. Di Eropa sendiri, Bir makin ke timur makin keras dan alkoholnya makin tinggi. Minum 2-3 gelas saja sudah mulai bikin “tipsy” (agak mabuk).

Bir yang paling keras di Eropa biasanya dari Republik Ceko. Di sini ada banyak sekali jenis bir. Mungkin terbanyak di dunia. Di Ceko festival bir diadakan tiap Mei, di mana pengunjung bisa mencicipi 70 merk bir. Tapi festival paling terkenal tentunya di Jerman.

Setiap Oktober, selama hampir 3 minggu warga Jerman di Bavaria merayakan Oktoberfest - pesta Bir paling terkenal sedunia. Namanya emang Octoberfest. tapi sudah dimulai dari minggu ketiga September sampai puncaknya di Oktober. Pada Oktoberfest 2010 - total volume bir yang disajikan: 7,1 juta liter. Pengunjung? 6,4 juta. Sampahnya? 1000 ton.

Bangsa lain yang juga suka Bir selain Amerika, Inggris, Jerman, Ceko dan kebanyakan Eropa. Tentunya orang Jepang dan Cina. Bangsa mana yg paling banyak minum Bir? Orang Ceko, yaitu sekitar 158 liter perkapita per tahun, disusul Irlandia, Jerman dan Austria.

Ya memang orang Jepang suka Sake, tapi konsumsi Bir-nya lumayan banyak: 51 liter per kapita.

Walaupun orang Ceko peminum bir terbanyak di dunia, tapi secara total warga Cina mengkonsumsi 28 Juta liter bir tiap tahun. Salam.

è Untuk yang ingin tahu lebih banyak tentang Bir - bisa membaca buku: "A History of The World in 6 Glasses" yang ditulis Tom Standage.

è Tentang Bir yang mendahului pertanian - dapat dibaca pada penelitian Dr. Patrick McGovern, peneliti di University of Pennsylvania dan sumber-sumber lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar