Jumat, 25 Januari 2013

UMR


"Tidak ada bentuk Diskriminasi Ekonomi lebih parah dari skema UMR," kata Milton Friedman on Minimum Wage: http://youtu.be/ca8Z__o52sk

Upah seharusnya berbasis produktivitas bukan UMR Pengusaha yang membayar termurah - akan dapat buruh kualitas paling jelek. Produktivitas akan jeblok dan akan kalah bersaing. Jadi bukan kontrol secara aktif yang akan menghukum pengusaha demikian, melainkan mekanisme pasar dan persaingan.

Pekerja akan bekerja dengan gaji murah secara temporer. Begitu ada tawaran lebih baik, mereka akan pindah. Ada mobilitas sosial dan ekonomi. Bagi mereka: bekerja dengan gaji rendah masih lebih baik daripada tidak dapat gaji sama sekali. Siapa yang akan tersisih oleh skema UMR? Calon buruh muda yang tidak berpengalaman kerja, berpendidikan rendah dan kaum miskin. Jadi seharusnya tidak perlu ada skema ala UMR. Masing-masing upah ditentukan sendiri-sendiri oleh pihak yang terlibat.

KIAMAT 21-12-12


Ada yang percaya bahwa kiamat akan terjadi pada tanggal 12-12-12 ini seperti di film 2012 :). Ngeri juga membayangkan alam raya ini mengkerut total (big crunch). Seperti mobil yang dihancurin dengan alat penjepit. Krekkk-krekkk.
Ada yang bilang: Bagaimana kalau bumi + manusia ini hanyalah eksperimen makhluk di planet/ galaksi lain yang jauh lebih maju peradabannya? Tapi saya memang bertanya-tanya terus: Apakah ada "makhluk berkesadaran kompleks" lain selain manusia di alam raya ini?. Lalu apakah atau siapakah "Tuhan" itu? Maksudnya bukan dari sudut pandang agama lho ya. Tapi murni "science". Dalam konstelasi alam raya yang besarnya minta ampun ini (ampun deh!), 

Tuhan itu apa, atau siapa?. Apakah "Tuhan" itu hanyalah "bahasa metaforik" saja yang diciptakan manusia dari zaman pra-science? Atau apa?. Apakah Tuhan itu seperti kata kaum Deis, yaitu "hukum alam" ini? Atau Dia adalah Zat Personal seperti kata agama?.

Menarik lho mengintip pikiran mistikus besar Muslim Ibn Arabi. Ada dua jenis Tuhan menurut dia. Menurut Ibn Arabi, ada Tuhan ciptaan manusia sendiri yang disebut "ilahul mu'taqadat", Tuhan sesuai yang dibayangkan manusia. Substansi sempurna hasil proyeksi keinginan manusia akan kesempurnaan. Tapi, menurut Ibn Arabi juga, ada Tuhan pada diriNya sendiri. Ini Tuhan rahasia yang tak akan mampu diketahui manusia. BIG MYSTERY. Teori Ibn Arabi tentang dua jenis Tuhan itu pasti menarik kalau dibaca dalam kerangka sains. Maksud saya, teori Ibn Arabi membuka jalan dialog yang konstruktif antara agama/Tuhan dan sains.

Apakah makhluk berkesadaran kompleks seperti manusia itu adalah "puncak evolusi alam raya"? Atau masih akan ada jenis spesies lain? Satu juta tahun dari sekarang, kira-kira seperti apa peradaban bumi ini? Atau seperti apa corak manusia ini?

Bagaimana jika bumi mengalami "implosion", pecah dari dalam? Apakah riwayat manusia berkesadaran kompleks tamat di alam raya ini? Andai, ini andai lho ya, riwayat makhluk berkesadaran kompleks tamat karena bumi meledak, apa masih ada gunanya alam raya ini?. Jika makhluk berkesadaran kompleks hanya satu, yaitu di bumi, dan bumi punah karena implosi, lalu buat apa alam raya ini?

Pertanyaan yang menarik juga: Kalau alam raya punah dengan cara "big crunch", alam mengkerut seperti balon, apa akan ada "big bang" lagi setelah itu? Jika ada "big bang" setelah "big crunch", kira-kira spesies seperti apa yang akan muncul? Apakah melalui hukum evolusi juga atau hukum lain? Ada teori mengatakan bahwa “Big Bang-Big Crunch” terjadi sekuensial. Jadi universe ini lahir-mati-hidup sudah berulang kali. Kalau menurut penulis sci-fi Arthur C. Clarke, spesies masa depan (advanced civilization) akan tinggalkan "raga" menjadi “kesadaran” (consciousness) tanpa tubuh.

Banyak pertanyaan lain yang masih menghujani pikiran saya tentang alam raya ini. Membuat saya mengalami "demam pikiran". Ciri khas manusia: terus bertanya dan bertanya. Yang tidak pernah bertanya, berarti guru.
Tapi yang menarik, manusia sekarang punya bahasa baru untuk membicarakan alam raya ini. Yaitu bahasa sains. Sebelum ada sains modern, dulu manusia hanya punya bahasa terbatas untuk membicarakan alam raya: bahasa agama.
Seorang teman saya mengatakan, kalau ada manusia yang tidak pernah salah, bisa dipastikan itu species yang baru…hehehe. Kalau kiamat harus terjadi tanggal 12 Desember 2012, seperti di film 2012, tidak apa-apa lah, asal bisa hidup kaya raya dan mati masuk sorga….hahaha.

Kamis, 24 Januari 2013

REDENOMINASI & SANERING


Di Buku "The End of Money" - turis dari negara angka nominal besar, cenderung lebih boros saat belanja di negara nominal kecil. Juga berlaku sebaliknya. Turis dari mata uang nominal kecil, jadi "lebih pelit" dari seharusnya saat belanja di Indonesia. Jadi angka nominal uang kita yg besar, secara tidak langsung merugikan kita saat belanja di luar dan merugikan kita saat turis belanja disini. 

Seorang teman dari Taiwan, cemas ketika menukar uangnya jadi rupiah dan dapat tukaran jutaan rupiah. Ia tidak terbiasa satuan itu. Dulu saya kira efek ini cuma perasaan perseorangan - ternyata di buku "End of Money" disebutkan bahwa hal ini berlaku umum. Karena tidak terbiasa dengan uang skala jutaan - pola belanja turis demikian menjadi tidak optimal. Mereka belanja terlalu sedikit. 

Hal serupa juga berlaku bagi kita yg bepergian ke luar negeri misalnya. Terkaget-kaget saat lihat tagihan kartu kredit karena belanja berlebih. Jadi redenominasi (penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya) yang pernah kita bahas dulu memang perlu dilakukan, tapi harus ada sosialisasi bahwa redenominasi bukanlah sanering (pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang).

MANUSIA BARU


Sebenarnya setiap dari kita adalah "manusia baru" setelah periode waktu tertentu. Mengapa? Karena sel tubuh kita berganti. Sel dinding dalam lambung berganti tiap 5 hari. Sel darah menempuh 1600 km aliran darah sebelum berakhir di usia 120 hari. Sel kulit terluar kita berganti setiap sekitar 2 minggu. Terbuang tanpa kita sadari. Di bawahnya tumbuh sel baru. Sel dalam hati (liver) kita memiliki umur antara 300-500 hari. 

Dan ternyata bahkan sel tulang kita pun berganti. Walau tiap sel tulang berganti dengan kecepatan berbeda, tapi tiap 10 tahun sebenarnya seluruh tulang kita diperbaharui. Sel otot yang melekat pada tulang iga kita, berumur 15 tahun. Sel kulit bagian dalam pencernaan berganti tiap 16 tahun.

Yang masih sulit diketahui berapa lama usianya adalah sel otot jantung. Dipastikan berganti, tapi sulit diukur berapa lama. Sel otak juga sulit dihitung usianya, tapi dipastikan selnya selalu berganti. Dulu dikira sel otak berhenti tumbuh di usia 23. Ternyata lewat dari usia 23 pun, masih terbentuk sel-sel otak baru, walaupun jumlah totalnya menurun. Yang mati lebih banyak.

Nah, kalau sel otak ternyata juga berganti - lalu ingatan/memory kita disimpannya dengan cara apa? Itu masih misteri. Lalu mengapa kita menjadi tua? Karena proses pembaruan melambat.

"The first 30 years of your life, you make your habits, the last 30 years of your life, your habits make you" - Hindu saying

PALESTINA & PENGAKUAN PBB


AS, Israel,menolak resolusi Palestina sebagai non-member state PBB karena banyak faktor, antara lain, khawatir Palestina masuk sebagai anggota Mahkamah Kriminal. AS, Israel melihat resolusi PBB ini tidak berdampak konstruktif, mempersulit berdirinya Negara Palestina berdaulat, sejajar dengan Israel. Namun, banyak Negara Eropa seperti Perancis, Inggris (memberi syarat), dan sekitar 130 negara lain mendukung resolusi Palestina. Belanda abstain.

Arti resolusi Palestina di PBB kali ini? Pengakuan mayoritas Negara dunia demi perjuangan Palestina; salah satu langkah menuju Negara berdaulat. Penolakan AS terhadap resolusi Palestina di PBB bukan berarti mereka menolak berdirinya Negara Palestina. AS terus mendukung solusi 2 Negara.

AS dan Otoritas Palestina melihat masalah ini dari perspektif yang agak beda. Bagi AS, langkah resolusi PBB tidak strategis untuk solusi 2 Negara. Bagi Otoritas Palestina, dukungan mayoritas Negara (meski tanpa AS, apalagi Israel) memiliki makna sangat penting bagi upaya-upaya selanjutnya. Resolusi Palestina sebagai non-member state, seperti Vatikan Roma, merupakan langkah penting. Sebagai tambahan, Vatikan menyambut putusan PBB yang mengakui Palestina sebagai negara. Sejak awal memang Vatikan mendukung kedaulatan Palestina. Sikap yang bijak. Sementara itu Israel bilang, mereka akan lihat perkembangannya.

AS dan Israel jangan melihat setiap langkah Palestina melulu sebagai ancaman. Otoritas Palestina (dan HAMAS) harus melihat Israel sebagai partner damai. Saling tidak percaya dalam hubungan internasional sering berdampak fatal.

We can be obsessed with our own versions of truth, but we live in a reality where everyone is obsessed with theirs too. If you think you have found the truth, be firm at it, but be aware and respect that others have found the truth too.

---
Mana wilayah Palestina sebagai negara? Wilayahnya adalah Tepi Barat, Jalur Gaza dan Jerusalem Timur. Sebagian besar negara Eropa mendukung status 'negara' untuk Palestina di PBB. Eropa memang tampaknya lebih berpihak pada Palestina. Apakah ada perubahan riil di lapangan setelah pengakuan Palestina sebagai 'negara' di PBB ini? Sudah pasti tidak. Gaza masih diblokade. 

Walau Palestina sudah resmi berdiri sebagai 'negara', tapi ini adalah 'crippled state', negara lumpuh, atau dilumpuhkan. Palestina 'crippled', lumpuh, baik dari luar dan dalam. Dari luar karena politik blokade Israel. Dari dalam karena perpecahan faksi-faksi.

Memang idealnya sih negara Palestina lahir dari perjanjian bilateral, baru setelah itu diresmikan via mekanisme multilateral di PBB. Tapi, dengan fakta begitu sulitnya terjadi perjanjian damai bilateral Palestina-Israel, ya tidak apa-apa dicoba mekanisme multilateral.

Banyak yang salah paham bahwa AS dan Israel tak mengakui negara Palestina. Itu tak benar. Baik AS+Israel ingin melihat berdirinya negara Palestina yang berdaulat. Hanya, mereka maunya negara itu berdiri lewat perjanjian bilateral. Yang ditentang AS dan Israel adalah lahirnya nagara Palestina melalui mekanisme multilateral di PBB. Bukan negara Palestinya sendiri. Saya sendiri tak setuju dengan sikap AS dan Israel. Menurut saya negara Palestina bisa berdiri dulu lewat mekanisme multilateral di PBB. Fakta bahwa Israel di bawah PM yang 'hawkish' (terjemahan: suka perang. bertempur, berperang,berseteru, agresif, garang, ganas) seperti Benyamin Netanyahu kian membuat proses perdamaian di Palestina jadi sulit. Ditambah dengan kekakuan dan 'mutual distrust' pada kedua belah pihak (Palestina+Israel), bikin perjanjian bilateral terseok-seok terus.

Perubahan geopolitik di Timteng dan global makin menguntungkan Palestina. Israel pelan-pelan terpojok. Semoga peristiwa ini menjadi awal dari masa damai yang panjang. Kedua belah pihak sudah lelah sebenarnya. Mayoritas masyarakat kedua negara jelas menginginkan perdamaian segera terwujud. Masalahnya justru terletak pada penonton yang ingin selalu ingin tontonan menarik. Dan penonton biasa merasa paling pintar dan tahu segalanya.

Untuk menyambut diakuinya Palestina sbg negara di PBB, silahkan dengarkan lagu ini: http://youtu.be/qBBU4u091T4

SWASEMBADA


Apa perlu swasembada daging sapi? Sampai membatasi impor segala? Kalau pasokan dalam negeri kurang, ya impor aja lah. Ide swasembada, tapi akibatnya mendistorsi pasar, jelas akan merugikan konsumen. Karena mengejar taget swasembada sapi pada 2014, pemerintah membatasi impor daging sapi. Akibatnya? Daging langka. Harga naik. 

Pertanyaannya: Memang perlu swasembada daging sapi? Dulu juga ada yang teriak perlunya swasembada kedelai. Apa perlu? Ide swasembada, dalam hal apapun, merupakan warisan "nasionalisme" era Orde Baru yang salah kaprah. Sekarang kita masuk di dunia global yang saling terkait satu dengan yang lain. Ide swasembada itu ide yang sudah ketinggalan zaman. Jadul!

Saya sih bukan pecinta daging sapi. Masih bisa hidup tanpa makan daging sapi. Tapi saya tak setuju dengan ide swasembada. Menurut saya, ide ini sudah "old-fashioned". Perdagangan yang dihambat-hambat, entah dengan alasan swasembada atau yang lain -- hanya akan merugikan kita sendiri.

Singapura dan Hongkong adalah contoh bagus. Keduanya jadi kaya raya karena perdagangan terbuka, bukan karena swasembada. Contoh swasembada segalanya adalah Korea Utara, miskin dan kelaparan. Tak perlu mempertentangkan antara perdagangan terbuka dan usaha memperkuat industri atau pengusaha domestik. Dua-duanya bisa jalan berdampingan ….. meneruskan protes ibu-ibu di rumah, katanya daging sapi langka dan mahal.
---
Tadi pagi antar Maminya Nabila belanja kepasar, daging sapinya kosong lagi. Siapa sih yang bikin daging sapi hilang di pasaran? Buat apa bercita-cita swasembada kalau barangnya tidak ada atau harganya selangit? Rasanya hampir tidak ada ide ekonomi yang lebih dungu daripada swasembada. Coba kita bayangkan andai Saudi Arabia berusaha untuk swasembada buah pisang. Masuk akal atau tidak? Tentu saja tidak. Arab Saudi bisa swasembada pisang dengan dua cara: impor tanah, air dan rumah kaca buat bertanam pisang. Ongkosnya akan mahal. Kalau tidak mau mahal berarti proyek pisang Arab Saudi harus disubsidi. Ini berarti akan ada sumber daya lain yg harus dikorbankan. 

Untuk setiap sumber daya lain yang dikorbankan - berarti terjadi inefisiensi pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya tersebut. Kalau minyak digunakan untuk mensubsidi pisang, maka ongkos produksi dan pemeliharaan minyak Arab Saudi akan jadi lebih mahal. Cara lain? Tanpa subsidi. Tapi jelas pisang Arab Saudi akan jadi sangat-sangat mahal. Lha kan memang tidak cocok buat nanam pisang? Jadi, prinsip swasembada itu berorientasi pada "keberadaan sesuatu" - tanpa peduli harga dan proses. Itu yang saya sebut bodoh dan inefisien. Pencukupan kebutuhan bukan dengan asal memproduksi secara membabi buta. Yang lebih efisien lewat spesialisasi dan perdagangan.

Di Australia, ada padang garam merentang sampai sejauh mata memandang. Dulunya laut yang kemudian dikeringkan oleh alam. Karena sudah dikeringkan oleh alam lewat proses jutaan tahun, tentu garamnya lebih bagus daripada yang dikeringkan cuma seminggu. Dan karena yang mengering itu laut/ danau asin, maka volume-nya sangat besar. Tinggal dikeduk saja dan dikirimkan. Jelas lebih murah. Karena tinggal dicangkul dan dikirim maka garam Australia bisa jauh lebih murah. Cuma 1/3 harga garam lokal dari air laut yang dikeringkan. Dan garam Australia tingkat kekeringannya tinggi sekali. Disimpan 3 bulan bentuknya tetap garam. Garam lokal? 3 bulan jadi batu. Jadi begitu Indonesia mau swasembada garam - harga akan jadi mahal padahal dapat kualitas lebih jelek. Hebat ya?

Kalau ngotot swasembada beras, maka jangan heran kalau tanah dan pupuk untuk jagung, kedelai, kentang, dll, jadi tidak cukup. Thailand dan Vietnam mengapa bisa memproduksi beras sedemikian banyak? Karena mereka punya sungai raksasa: Chao Phraya dan Mekong. Padi merupakan salah satu tanaman yang paling boros air. Untuk mengairi satu hektar sawah dibutuhkan 0,25 - 2,5 juta liter air. Jadi jelas, begitu kita ngotot swasembada beras, maka air dan tanah yang semula bisa cukup untuk jagung, kedelai, dll - akan kekurangan. Maka jelaslah betapa konyolnya kalau kita mau swasembada beras sekaligus swasembada jagung, kedelai, kentang, dll.

Disamping itu swasembada beras merupakan pilihan yang kurang tepat. Lebih bagus diferensiasi pangan sesuai karakter daerah masing-masing. Jadi, kalau ada menteri yang ngotot mau swasembada daging sapi di masa jabatannya, jelas dia kurang kerjaan. Terpikirkankah oleh pak menteri, untuk setiap daging sapi yang mahal atau menghilang, ada bisnis rujak cingur yang sengsara. Mau diganti cingur ayam? Baso ayam? Gajeboh ayam? …hiks. Di negeri ini yang mungkin kita bisa sukses adalah swasembada kebodohan, maaf, saya lagi tersulut kekesalannya membahas kebodohan di balik jargon swasembada. Alasannya karena saya sudah bosan makan ayam.

100 TOP GLOBAL THINKERS 2012


http://www.foreignpolicy.com/articles/2012/11/26/the_fp_100_global_thinkers?page=0,45#thinker72 Perhatikan tokoh yang berada di urutan ke 72. Banggakah kita ketika mengetahui SMI menjadi satu-satunya orang Indonesia didalam daftar? Renungkan komentarnya: “For making the Indonesian Miracle, and taking it international.” 
72 SRI MULYANI INDRAWATI 

For making the Indonesian Miracle, and taking it international.


Managing director, World Bank | Washington 

As Indonesia's finance minister from 2005 to 2010, Sri Mulyani Indrawati won high praise for tough-minded reforms -- from dismissing corrupt tax officials to nearly quadrupling the roll of income-tax payers -- that helped the country of 250 million beat back the global financial crisis with annual growth rates averaging 6 percent. Now that she's a managing director at the World Bank (and its most senior woman), Sri Mulyani is peddling her wares to the rest of the world, offering advice on economic growth for those countries hoping to replicate the Indonesian miracle.

Her prescription is simple: sensible fiscal cutbacks plus policies that encourage growth -- the tried-and-true methods of breaking down barriers to trade, investment, and innovation. At a March speech in Beijing, for instance, she cautioned that China's rise could be in jeopardy unless it allowed more, and more equal, competition. In a bit of role reversal for an official from a former Dutch colony, Sri Mulyani has also dispensed words of wisdom to debt-saddled Europe: Countries like Greece and Spain should get their balance sheets in order and then worry about building up their economies, she says -- but the two go hand in hand. Call it the Indonesian model.

Sri Mulyani has good reason to put her country on a pedestal: Indonesia has the world's third-fastest-growing consumer base after China and India, and it is predicted to surpass the likes of Britain and Germany to become the world's seventh-largest economy by 2030. So forget the BRICS, she says, and find a way to put another "I" on the list of the world's most successful emerging economies.

SOLUSI DAMAI PALESTINA - ISRAEL


Mari kita bahas tentang latar belakang peperangan itu sendiri dan solusi damainya.

Sejak dimulai lebih setengah abad yang lalu, perang antara Palestina dengan Israel tak kunjung selesai. Seperti api, pertikaian kedua bangsa ini tak pernah padam. Hanya meredup sesaat untuk kemudian menyala dan berkobar kembali. Banyak sudah pembahasan mengenai permusuhan kedua bangsa ini.

Oleh sebab itu, agar tak ketinggalan, mari kita ikutan membahasnya…. hehehe.

Sebagai permulaan, Ada tiga orang intelektual Yahudi di Amerika yang menarik untuk diketahui pendapatnya: Noam Chomsky, Alan Dershowitz dan Peter Beinart.

Baik Noam Chomsky dan Alan Dershowitz adalah intelektual publik yang terpandang di AS. Keduanya Yahudi. Baik Chomsky dan Dershowitz adalah agnostik.

Noam Chomsky mengajar di MIT, Alan Dershowitz di Harvard. Keduanya universitas besar di kota Boston, AS. Tetapi Chomsky dan Dershowitz punya sikap yang berbeda terhadap konflik Palestina-Israel.

Chomsky adalah pengkritik keras Israel dan pembela Palestina, Dershowitz adalah pembela Israel. Debat antara Chomsky dan Dershowitz soal Israel yang berlangsung di Kennedy School-Harvard University, bisa ditonton di Youtube.

Noam Chomsky sangat kritis pada Israel. Bahkan oleh kalangan zionis dia sudah dianggap "Israel hater". Sementara Alan Dershowitz adalah pembela Israel. Bukunya yang laris-manis di AS: A Case for Israel. Sebagai perbandingan, perlu dibaca.

Tempat Peter Beinart kira-kira ada di tengah. Dia bukan pembela atau pembenci Israel. Dia seorang Yahudi zionis, pengarang buku "The Crisis of Zionism".

Peter Beinart adalah sarjana ilmu politik yang mengajar di CUNY (City University of New York). Seorang Yahudi yang kritis pada Israel.

Kata Peter Beinart dalam "The Crisis of Zionism": Tak tepat lagi orang-orang Yahudi mengulang-ulang terus wacana sebagai korban (the discourse of victimhood) sekarang.

Kata Peter Beinart: Dulu memang bangsa Yahudi lemah, korban. Sekarang beda total: mereka sudah kuat. Sebaliknya dengan rakyat Palestina.

Peter Beinart menulis artikel panjang di The New York Review of Books, mengkritik lembaga-lembaga zionis di AS (The Failure of the American Jewish Establishment by Peter Beinart | The New York Review of Books http://www.nybooks.com/articles/archives/2010/jun/10/failure-american-jewish-establishment/?pagination=false …)

Yang menarik adalah melihat tawaran solusi ketiga intelektual Yahudi itu: Chomsky, Dershowitz dan Beinart.

Solusi Chomsky: satu negara dengan dua bangsa, Yahudi dan Arab-Palestina. Mirip dengan Yugoslavia dulu. Sementara Dershowitz dan Beinart punya solusi lain: Dua negara secara terpisah, satu untuk Yahudi, satu untuk Palestina. Perbedaan "halus" antara Dershowitz dan Beinart adalah satu: simpati Beinart pada bangsa Palestina lebih kelihatan.

---
Lalu ada lagi Edward Said, intelektual besar Palestina. Apa pendapatnya tentang solusi Palestina? Edward Said dan Chomsky punya gagasan sama: Solusi bagi konflik Palestina adalah: satu negara dengan dua bangsa di dalamnya. Tapi perlu dicatat: Yang dimaksud "satu negara" oleh Edward Said adalah negara sekuler, bukan negara Islam ala Hamas. 

Bagaimana sikap umum intelektual Israel tentang solusi Palestina? Saya kira sebagian besar setuju dengan solusi "dua-negara". Hanya Yahudi Ortodoks yang ekstrim yang masih bermimpi tentang satu negara Israel, dan menafikan hak bangsa Palestina atas negara terpisah.

Menarik juga menyinggung pandangan intelektual Yahudi lain: Amos Oz, seorang sastrawan Israel terkenal. Amos Oz punya metafor yang terkenal tentang dua jenis perdamaian. Perdamaian ala drama-drama Shakespeare dan ala Anton Chekov.

Perdamaian ala drama-drama Shakespeare: Keadilan ditegakkan, tapi di akhir cerita, semua tokohnya mati tergeletak. Apa gunanya? Sementara dalam drama-drama Chekov: Keadilan mungkin tak sempurna ditegakkan, tapi tokoh-tokohnya tetap hidup semua di akhir cerita. Bagi Amos Oz, perdamaian yang tepat antara Palestina-Israel adalah model Chekov: tak sempurna, tapi 'win-win'.

Umat Islam di sini perlu pahami nuansa perbedaan pendapat di kalangan intelektual Yahudi ini. Supaya tidak menganggap Israel itu monolitik.

Yang menarik, Hamas juga tak sekaku yang dibayangkan banyak kalangan di Barat. Hamas juga bisa pragmatis. Petinggi Hamas baru-baru ini menyatakan sudah bisa menerima solusi-dua negara: Negara Palestina dan Yahudi.

Bahwa Hamas sudah bisa menerima solusi dua negara, itu suatu kemajuan yang baik. Bahwa Hamas bisa menerima solusi dua negara, seperti yang dianut kebanyakan kalangan di Israel, adalah pertanda sikap pragmatis.

Jika solusinya adalah dua negara (partisi), lalu mana batas-batasnya? Batasnya adalah: wilayah Palestina mencakup Tepi Barat dan Jalur Gaza. Wilayah Israel adalah sisanya di luar Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Tentu saja, sejak dulu, pihak Palestina, juga negara-negara Arab pada umumnya, tak suka dengan solusi dua-negara ini. Sejak Israel berdiri 1948, semua negara Arab tak ingin ada negara Yahudi di tanah Arab. Karena itu, solusi dua-negara ditolak sejak awal.

Sikap Yasser Arafat, sebagai tokoh PLO, juga sama sejak awal: menolak solusi dua-negara. Hingga wafatnya, Yasser Arafat tak pernah bisa menerima solusi dua-negara. Sikapnya ini disayangkan oleh banyak pihak, termasuk negara Arab.

Meski demikian, sikap Yasser Arafat sedikit melunak pada 1990an. Arafat mau berunding di meja perundingan dengan Israel.

Muncullah Perjanjian Oslo pada 1993. Perjanjian sebetulnya gagal, tapi menandai fase penting. Perjanjian Oslo adalah penting karena itulah untuk pertama kalinya pihak Palestina via PLO berunding langsung dengan Israel. Dalam Perjanjian Oslo itulah, untuk pertama kali dibicarakan langkah-langkah untuk berdirinya Negara Palestina terpisah.

Sebagai catatan: Edward Said mengkritik keras Perjanjian Oslo. Dia tak setuju sama sekali dengan perjanjian ini.

Perundingan kedua yang penting adalah Camp David pada 2000: Ehud Barak berunding dengan Arafat. Pada saat itu, Ehud Barak menawarkan negara Palestina merdeka, asal Palestina mengakui Israel. Dia tawarkan negara Palestina dengan wilayah: Tepi Barat, Jalur Gaza plus Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. Arafat menolak lagi. Arafat menolak sama sekali tawaran Ehud Barak yang dalam standar Israel, paling murah hati ("generous").

Kekakuan sikap Arafat diteruskan oleh Hamas yang juga menolak mengakui negara Israel. Tapi, seperti saya katakan tadi, Hamas mulai melunak. Jika Hamas tolak akui negara Israel, maka alternatifnya adalah: perang dengan Israel terus. Hamas tampaknya mulai melihat hal itu tak mungkin.

Jika alternatifnya perang, baik Israel dan Hamas sama sekali tak diuntungkan, seperti dikatakan oleh Peter Beinart. Dari sudut Hamas: jika perang, Hamas tak akan pernah bisa menang perang lawan Israel. Dari sudut Israel: jika perang terus, dia akan kian tersudut di mata dunia dan kian dimusuhi oleh negara-negara Arab sekitar. Sekarang ini pun, opini dunia jelas berpihak kepada Palestina. Israel, secara moral-politik, tersudut. Karena itu, menurut Peter Beinart, solusi perang hanya menjawab kebutuhan jangka pendek. Kepentingan Israel atau Hamas justru dirugikan.

Sikap Presiden Morsi dari Mesir. Dia adalah presiden dari faksi Ikhwan yang tentu mendukung Hamas. Diplomasi Presiden Morsi menarik. Dia lah yang jadi "makcomblang" dalam gencatan senjata terakhir antara Hamas dan Israel. Dengan kata lain, sikap Presiden Morsi cenderung pragmatis-realistis. Dia tak mau konfrontasi juga dengan Israel, tapi tetap dukung Hamas. Dengan pragmatisme Presiden Morsi ini, semoga saja Hamas juga terus berubah ke depan, makin realistis. Tanda-tanda ke sana sudah ada.

Halangan terbesar saat ini untuk perdamaian Timteng adalah dua: pemukiman Yahudi di Tepi Barat dll, serta blokade atas Gaza.

Masa depan perdamaian Timteng sangat ditentukan oleh perubahan-perubahan penting di negeri-negeri tetangga Israel. Tidak seperti dikhawatirkan oleh banyak kalangan di AS dan Barat, saya berpendapat: makin demokratis tetangga-tetangga Israel, makin baik. Mesir yang demokratis sekarang, tak seperti disangka pihak Barat, tak bersikap memusuhi Israel.

Kita masih menunggu keadaan di Syria. Memang tak semulus Mesir. Tapi rezim Assad cepat atau lambat akan jatuh. Jika Mesir dan Syria berubah pelan-pelan menjadi negara demokratis, itu langkah penting menuju perdamaian Timteng.

---
Lalu bagaimana dengan sikap sebagian umat Islam di Indonesia?. 

Seperti banyak orang Yahudi di AS yang lebih Yahudi daripada orang Yahudi di Israel sendiri, begitu juga dengan umat Islam di Indonesia. Ada banyak kalangan umat Islam di sini yang lebih Palestina daripada orang Palestina sendiri.

Beberapa kalangan Islam di sini berpandangan: Tak ada hak bagi Yahudi untuk punya negara di Palestina. Pandangan seperti itu sama dengan pandangan kalangan Yahudi Ortodoks ekstrim di Israel: tak ada ruang untuk negara Palestina.

Sikap "menang-menangan" semacam itu sudah banyak ditinggalkan di Israel dan Palestina sendiri. Bangsa Yahudi dan Palestina yang mengalami sendiri konflik di sana lebih bersikap pragmatis: mau damai.

Jalan ke depan di Timteng adalah jalan perdamaian dan diplomasi. Bukan jalan perang. Sudah terbukti, perang tak bawa ke mana-mana.

Ada tiga perang besar antara bangsa Arab vs Israel: Perang 1948, 1967 dan 1973. Ketiga-tiganya dimenangkan Israel. Setiap kali kalah perang, wilayah negara-wilayah Arab dicaplok oleh Israel: Sinai, Golan, Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Dulu ada 3 negara Arab utama yang berperang dengan Israel: Mesir, Syria, dan Yordania. Sekarang, tak ada lagi insentif perang bagi negara-negara itu. Dulu Mesir semangat perang, karena wilayahnya dicaplok Israel usai Perang Enam Hari 1967: Semenanjung Sinai.

Begitu juga Syria, bersemangat perang dengan Israel karena wilayahnya dicaplok oleh Israel: Dataran Tinggi Golan. Yordania juga sama: Wilayah Tepi Barat dicaplok oleh Israel, sehingga ingin merebut kembali.

Sebagian besar wilayah utama itu telah dikembalikan oleh Israel ke negeri-negeri pemiliknya, sesuai dengan resolusi PBB 242, Dataran tinggi Golan belum dikembalikan Israel ke Syria. Perundingan masih berlangsung, terhambat oleh situasi di Syria belakangan ini. Insentif untuk perang berkurang.

Sekarang, perang yang tersisa hanyalah antara Hamas dan Israel. Dari perang Arab vs Israel berkurang menjadi Hamas vs Israel. Artinya, cakupan perang mulai berkurang. Ini perkembangan positif yang harus disyukuri.

Apa kesimpulannya? Saya masih optimis akan tercapai perdamaian di Timteng. Mungkin saya agak 'wishful thinking'. Apa jalan perdamaian itu? Yaitu Israel mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dan sebaliknya.

Solusi dua-negara pelan-pelan mulai banyak diterima oleh kalangan negeri-negeri Arab. Ini langkah maju dari keadaan tahun 1967. Hampir semua sekutu Israel pragmatis: mendorong perundingan menuju solusi dua-negara.

Pasca Perang 1967 sampai tahun 70an, ada sikap yang terkenal di negeri-negeri Arab yang dikenal dengan "Tiga Tidak". Yaitu: Tak mau damai, tak mau negosiasi, tak mau mengakui Israel. Dua Tidak pertama sudah ditinggalkan. Tinggal yang terakhir. Tanda-tanda ditinggalkannya Tidak yang terakhir (tidak mau mengkaui Israel) juga sudah mulai kelihatan, meski lamat-lamat. Maklum disemua tempat, termasuk di Indonesia sekalipun, terdapat kelompok ortodok dan fanatis yang hanya punya satu jalan keluar yaitu perang dan musnahkan pihak lawan. � Y t w � � ara Palestina dengan wilayah: Tepi Barat, Jalur Gaza plus Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. Arafat menolak lagi. Arafat menolak sama sekali tawaran Ehud Barak yang dalam standar Israel, paling murah hati ("generous").



Kekakuan sikap Arafat diteruskan oleh Hamas yang juga menolak mengakui negara Israel. Tapi, seperti saya katakan tadi, Hamas mulai melunak. Jika Hamas tolak akui negara Israel, maka alternatifnya adalah: perang dengan Israel terus. Hamas tampaknya mulai melihat hal itu tak mungkin.

Jika alternatifnya perang, baik Israel dan Hamas sama sekali tak diuntungkan, seperti dikatakan oleh Peter Beinart. Dari sudut Hamas: jika perang, Hamas tak akan pernah bisa menang perang lawan Israel. Dari sudut Israel: jika perang terus, dia akan kian tersudut di mata dunia dan kian dimusuhi oleh negara-negara Arab sekitar. Sekarang ini pun, opini dunia jelas berpihak kepada Palestina. Israel, secara moral-politik, tersudut. Karena itu, menurut Peter Beinart, solusi perang hanya menjawab kebutuhan jangka pendek. Kepentingan Israel atau Hamas justru dirugikan.

Sikap Presiden Morsi dari Mesir. Dia adalah presiden dari faksi Ikhwan yang tentu mendukung Hamas. Diplomasi Presiden Morsi menarik. Dia lah yang jadi "makcomblang" dalam gencatan senjata terakhir antara Hamas dan Israel. Dengan kata lain, sikap Presiden Morsi cenderung pragmatis-realistis. Dia tak mau konfrontasi juga dengan Israel, tapi tetap dukung Hamas. Dengan pragmatisme Presiden Morsi ini, semoga saja Hamas juga terus berubah ke depan, makin realistis. Tanda-tanda ke sana sudah ada.

Halangan terbesar saat ini untuk perdamaian Timteng adalah dua: pemukiman Yahudi di Tepi Barat dll, serta blokade atas Gaza.

Masa depan perdamaian Timteng sangat ditentukan oleh perubahan-perubahan penting di negeri-negeri tetangga Israel. Tidak seperti dikhawatirkan oleh banyak kalangan di AS dan Barat, saya berpendapat: makin demokratis tetangga-tetangga Israel, makin baik. Mesir yang demokratis sekarang, tak seperti disangka pihak Barat, tak bersikap memusuhi Israel.

Kita masih menunggu keadaan di Syria. Memang tak semulus Mesir. Tapi rezim Assad cepat atau lambat akan jatuh. Jika Mesir dan Syria berubah pelan-pelan menjadi negara demokratis, itu langkah penting menuju perdamaian Timteng.

PENDAPATAN & PEMERATAAN


Kita sudah pernah membahas betapa superiornya Indonesia saat ini. Indonesia GDP = Thailand GDP +Malaysia GDP +Singapore GDP. Sekitar pertengahan tahun 2013 Indonesia akan menjadi ekonomi $1 Trilyun. Luar biasa bukan? Sekarang coba kita lihat pertumbuhan pendapat per-kapita penduduk Indonesia.

Pendapatan per kapita Indonesia selama 10 tahun terakhir tumbuh sekitar 14% per tahun. Jadi berlipat dua tiap 5,2 tahun. Perlu waktu 50 tahun sejak merdeka hingga Indonesia mencapai pendapatan per kapita $1000. Lalu muncul krismon tahun 97-98.

Dari pendapatan $1000 ke $2000 per kapita perlu waktu sekitar 13 tahun. Dari $2000 ke $3000 cuma perlu 4 tahun. $1000 berikutnya makin cepat. Akhir 2012 atau awal tahun depan, pendapatan per kapita Indonesia sudah mencapai $4000. Akan mencapai $5000 sekitar 2015. Secara nominal, pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai sekitar $24 ribu pada 2030. Setara Korea Selatan sekarang.

Karena bertumbuh secara compounded return (pertumbuhan majemk) maka pergerakan setiap $1000 pendapatan per kapita menjadi semakin singkat waktunya. Ekonomi yang bertumbuh 10% per tahun, berapa lama untuk mencapai ukuran 100%? Bukan 10 tahun, tapi 7 tahun 3 bulan 10 hari. Pertumbuhan GDP berdasarkan harga pasar (nilai nominal).

Yang umum kita dengar GDP Riil yang 6%-an itu. GDP Riil dihitung berdasarkan harga yang di-freeze pada posisi tahun 2000. Apa guna GDP Riil? Untuk membandingkan pertumbuhan antar negara dengan tingkat inflasi berbeda. Agar lebih 'apple to apple'.

Tapi secara konkret, besaran GDP Riil ini tidak banyak digunakan dalam penghitungan sehari-hari. Yang digunakan GDP Nominal. GDP Nominal mengikuti harga pasar saat ini. Anda kan tidak belanja menggunakan harga barang 12 tahun lalu. Padahal GDP Riil dihitung menggunakan harga patokan tahun 2000.

Nah, bila menggunakan GDP Nominal pertumbuhan rata-rata ekonomi Indonesia 10 tahun terakhir adalah sekitar 14% per tahun. Bila dihitung dalam USD malah sekitar 15% per tahun. Untuk jadi 2x ukuran awal cuma perlu 4,8 tahun. Padahal GDP semakin besar. 15% dari $1000 = $150, tapi 15% dari $4000 = $600. Maka jelas, tiap satuan $1000 makin pendek waktunya.


Pertumbuhan pendapatan per-kapita sangat menjanjikan. Tinggal kini mengawal agar pemerintah lebih fokus pada program pemerataan, sehingga kue yang kian membesar itu bisa dinikmati oleh semakin banyak penduduk negeri ini.

HUJAN



Petir bersahutan dalam perjalanan. Pamulang gulita...

Menjelang malam yang basah oleh hujan, dan kilatan cahaya di angkasa. Angkot putih melaju pelan.

Kami duduk berdesakan, dengan isi benak yang sama sekali tak bersentuhan. Hujan menjadi perhatian.

Hujan memberi kabar: tak usah risau dengan rizki hari ini, ada Tuhan Pemilik Segala Maha...

Hujan, air turun berbaris-baris. Tak risau menyebar subur di bumi.

Begitu juga rahmatNya, tak putus meski sering diingkari.

Di angkot putih, kami yang berdesakan akhirnya saling bertegur-sapa. Hujan mempertemukan perbincangan.

Hujan, dan rindu tangan-tangan kecil di rumah.

Bergelayutan untuk buaian, betapa hari begitu indah untuk dilewatkan.

Hujan, hanyalah air yang turun bersama-sama. Lantas, kenapa kita membuatnya jadi berbeda?

Hujanku dan hujanmu, menjadi berbeda karena isi kepala yang tak sama.

Hujan, adalah kabar bahwa rizki Tuhan berlimpah-ruah.

Hujan, teras rumah dan suara adzan, adalah perjalanan hari yang sempurna.

Terimakasih ya Rabb...

FENOMENA OTAK MANUSIA


Kali ini mari kita bahas tentang otak manusia. Ukurannya kecil saja, tapi sanggup membawa perubahan besar pada peradaban. Sebuah karunia dari Tuhan YMK yang telah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Lalu mengapa kita tak maksimal memanfaatkannya?

Otak manusia bobotnya hanya 2,5% (1:40) bobot tubuh kita, tapi mengkonsumsi 20% pasokan oksigen kita. Hewan lain yang memiliki rasio bobot otak setara manusia adalah tikus. Sama-sama 1:40 bobot tubuh. Rasio bobot otak kucing dan anjing adalah antara 1:110 sampai 1:130, tergantung jenis anjing/kucingnya. Pria secara umum memiliki otak lebih berat daripada wanita. Tapi kecerdasan tidak berhubungan dengan bobot otak. Dulu terdapat persepsi bahwa volume otak berhubungan dengan kecerdasan, tapi hal itu sudah terbantahkan. Tahukah anda bahkan otak Einstein pun ternyata lebih kecil dari rata-rata otak manusia?

'Sepupu' kita, yaitu manusia Neanderthal memiliki volume otak lebih besar daripada manusia modern. Tapi toh mereka punah. Manusia Neanderthal sudah dapat membuat api, punya kehidupan sosial dan percaya kehidupan sesudah mati. Tapi mereka belum kenal bahasa.

Manusia Neanderthal tinggal di gua. Dari penelitian atas sisa-sisa gua Neanderthal para ilmuwan bisa merekonstruksi kehidupan mereka. Para ahli menemukan bukti bahwa Manusia Neanderthal belum berbahasa dari perbandingan struktur pita suara. Mereka cuma bisa bergumam dan berteriak. Mereka berkomunikasi lewat isyarat, gerakan, gambar dan bergumam. Bagaimana manusia Neanderthal berkomunikasi bisa dilihat disini: http://cogweb.ucla.edu/Abstracts/Wilford_98.html …"

Lalu apa yang membuat manusia modern bisa menang melawan 'sepupu' -nya manusia Neanderthal dari sisi penggunaan otak? Kunci keunggulan otak manusia modern ternyata terkait kemampuan berbahasa dan selanjutnya menggunakan alat. Di sisi fisik otak perbedaan itu terlihat dari luas permukaan otak. Di permukaan ini terdapat cerebral cortex.

Pada lapisan cerebral cortex di permukaan otak ini fungsi ingatan, bahasa dan kesadaran beroperasi dan terbantu. Semakin luas cerebral cortex otak, semakin banyak fungsi. Itu sebabnya manusia modern lebih cerdas daripada Neanderthal. Walaupun volume dan bobot otak nya kalah dari manusia Neanderthal. Itu juga sebabnya permukaan otak berkerut dan berlipat-lipat. Walau volume lebih kecil, permukaan otak dapat lebih besar bila permukaannya berkerut dan berlipat-lipat. Dijejalkan.

Cerebral cortex di permukaan otak tebalnya hanya sekitar 4 mm, kira-kira setebal tumpukan 4 kartu kredit. Mengapa setipis itu? Tidak lain supaya lipatan dan kerutan permukaan otak dapat semaksimum mungkin dengan volume sekecil mungkin. Agar efisien ruang.

Karena efisiensi ruang itu pula, maka permukaan otak dapat mencapai 2500 cm persegi, walau menempati volume terbatas. Seluas apa sih 2500 cm persegi permukaan otak? Kira-kira seluas selembar bentangan halaman koran ukuran standar. Pada cerebral cortex dan seluruh bagian-bagian lain otak kita secara total terdapat sekitar 86 Milyar neuron (sel syaraf). Pada neuron-neuron otak ini terdapat sambungan-sambungan yang dikenal dengan nama synapse. Jumlahnya sekitar 10 Trilyun sambungan. Sebagai perbandingan, jumlah sambungan-sambungan dalam otak ini lebih banyak daripada jumlah seluruh sel dalam tubuh manusia.

Pada sambungan-sambungan ini proses berpikir dan mengingat terjadi. Sinyal pada otak bergerak pada kecepatan sekitar 350 km/jam. Bayangkan kecepatan itu pada ruang sebesar kepala. Itu sebabnya otak berproses setara 10.000.000.000.000.000 kalkulasi/detik. Untuk memberi tenaga agar bekerja optimal, tubuh melengkapi otak dengan pembuluh darah halus sepanjang 650 km. Pembuluh darah halus di otak sepanjang 650 km itu bila direntangkan akan setara jarak udara Jakarta-Surabaya.

Bayangkan pembuluh darah sepanjang itu bisa muat di dalam kepala. Dan itu sebabnya serangan stroke bisa berbahaya bagi otak. Pembuluh darah di otak sangat halus. Bila pecah akan membanjiri wilayah sekitarnya serta menekan sel otak di sekeliling. Sel otak mati bila pasokan oksigen terhenti lebih dari 4-6 menit. Pada penderita stroke kematian sel otak cepat terjadi. Efek stroke tergantung bagian mana yang sel-nya alami kematian. Biasanya yang terasa jelas adalah motorik dan keseimbangan. Itu sebabnya penting untuk mengendalikan tekanan darah supaya tidak berlebihan. Bila tidak, 'pipa'-nya bisa pecah.

Buku paling menarik tentang stroke: "My stroke of insight" oleh Jill B. Taylor. Ia ahli neurologi yang terkena stroke. Kuliah umum TED oleh Jill Taylor dan bukunya bisa dilihat di sini: https://www.youtube.com/watch?v=UyyjU8fzEYU&feature=youtube_gdata_player … Kecerdasan manusia dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Untuk genetik, konon faktor ibu lebih dominan menentukan kecerdasan generasi berikutnya. Wah, kalau begitu pasangan terbaik adalah istri pintar dan suami kaya, supaya generasi berikutnya bisa diperbaiki lewat aspek genetik (ibu pintar) dan lingkungan (bapak kaya) …. baris terakhir ini hanya bercanda agar tak terlalu serius… hehehe.

DILEMA PENDIDIKAN


Tas sekolah anak saya sejak SD dulu beratnya minta ampun. Anak-anak ini maunya diapain sih? Dijejalin info sebanyak-banyaknya gitu? Tapi, anak saya, sih 'fun-fun' saja, walau harus "memikul" tas sekolah seberat ini. Kayaknya dia menikmati, anya kasihan kasian tulang punggung nya kali ya?

Tapi sadarkah kita bahwa mereka mungkin saja korban kurikulum dan mafia buku. Coba kita hitung. Jumlah pelajar SD-SMP di Indonesia mencapai 50 juta orang. Ini bisnis ukuran raksasa. Tinggal dikali jumlah buku dan mata pelajaran. Asumsikan: 1 buku pelajaran Rp. 60 ribu dikali 50 juta murid (bila dianggap buku pelajaran wajib). Setara Rp 3 Trilyun! Itu baru dari 1 pelajaran kurikulum wajib. Belum dari kurikulum tambahan atau muatan daerah. Ini bisnis bernilai Trilyunan. Lebih parah lagi, buku pelajaran setiap tahun ganti, sehingga tidak bisa diwariskan ke adik kelas untuk digunakan lagi, ya memang proyek-proyekan itu namanya. Pada pasar bernilai Trilyunan rupiah itu - marjin laba 10-20% bernilai milyaran. Tidak heran bila muncul sogokan demi kurikulum.

Mereka yang menyusun kurikulum apa tidak punya anak?. Mungkin punya, tapi mereka sudah tidak peduli. Namanya juga birokrat. UU Diknas mewajibkan 20% APBN untuk pendidikan. Siapa yang menikmati ini? Bukan guru, bukan murid, bukan orang tua - melainkan birokrat.

Birokrasi memang menjadi ukuran raksasa, karena di Kementrian Diknas ada sekitar 200 ribu PNS bukan guru. Dibuat ruwet. APBN 2012 hampir Rp. 1500 Trilyun. Berarti anggaran pendidikan mencapai hampir Rp. 300 Trilyun. Sudah jadi apa saja? Dan buku tiap tahun ganti, sehingga tidak bisa diwariskan ke adik kelas untuk digunakan lagi Kentara sekali memang ada proyek-proyekan disana. Dengan anggaran pendidikan hampir Rp. 300 Trilyun, berarti para birokrat itu 'dipaksa' belanja Rp 1 Trilyun tiap hari kerja. Menghabiskan Tidak heran kalau belanjanya ngawur atau mengada-ada. Dari hitungan sederhana saya: Rp 1 Trilyun cukup untuk membiayai 700 peserta program doktoral di Inggris berikut biaya hidup.

---
Kata Paolo Freire pendidikan paling dasar cukup mendorong kemampuan membaca, menulis dan berhitung dengan baik. Jadi fokus. Tapi lihat kurikulum di Indonesia: bertumpuk-tumpuk dan redundan. Penuh muatan politik nasional dan lokal. Didesain mendorong bisnis buku sekolah. Dibesarkan dengan sedemikian banyak buku pelajaran dan kualitasnya buruk, tidak heran bila orang Indonesia jadi trauma membaca. Membaca = beban. 

Kompleksitas pendidikan membuat guru sulit mengatur beban mengajar. Cara tergampang? Suruh murid2 menghafalkan. Peduli amat soal pemahaman.

Puteri saya Nabila dulu bersekolah di SD Muhammadiah. Disana dia harus mempelajari 4 bahasa: Indonesia, Inggris, Arab dan Sunda. Hebat. Syukur waktu SMP diterima di sekolah negeri. Tapi soal buku tetap saja tak ada pilihan lain. Setumpuk.

Bagi yang ingin mengetahui besarnya Anggaran Pendidikan 2012 sebagai berikut:

· Anggaran Pendidikan 2012: 281,457T. Dibagi untuk Pusat (102,7T) dan Daerah (178T).

· Dana yang ditransfer untuk daerah di alokasikan untuk: Dana Perimbangan (127,3T) dan Otonomi Khusus (51,4T).

· Dana Pendidikan jatah Pusat (102,7T) dianggarkan untuk Depdikbud (63,8T), DepAg (30T) dan Kementrian lain (8,8T).

· Dana Pendidikan (Depdikbud) terdiri dari Gaji Guru (102,7T), Tunjangan Profesi Guru & PNSD (31,7T) dan Dana BOS (17,1T)

. Sekarang gaji guru lumayan besar. Kita tentu saja rela kalau 1/3 anggaran pendidikan diberikan pada para pahlawan tanpa tanda jasa itu. Tinggal mengawasi yang 2/3 lainnya. Kita juga perlu teliti dana pendidikan yang dialokasikan untuk Departeman Agama (30T). Jumlah lumayan besar yang dikelola oleh departemen yang terkenal korup. Dana buat bikin al-Quran saja di sikat.

CREATIVE DESTRUCTION


Makin baik kondisi ekonomi masyarakat, makin berkurang insentif untuk punya anak. Membaiknya kondisi ekonomi masyarakat biasanya juga dibarengi dengan makin naiknya usia nikah. Tampaknya ada korelasi antara tingginya pendapatan perkapita suatu negara dengan rendahnya tingkat kelahiran.

Tingginya tingkat kelahiran bikin pusing. Tapi rendahnya tingkat kelahiran lebih bikin pusing lagi. Negara-negara kaya yang mengalami kemerosotan tingkat kelahiran biasanya pusing karena makin banyaknya penduduk tua yang tak produktif. Jalan keluar bagi negara-negara yang kekurangan penduduk usia produktif tak lain kecuali "mengimpor" penduduk/ tenaga kerja. Tetapi "mengimpor" penduduk membawa komplikasi sendiri. Perjumpaan antara budaya 'sahibul-bait' dan pendatang sering tak mulus.

Lambat laun, negeri kita akan mengalami hal serupa seperti di Jepang dll: penduduk usia produktif mengkerut. Suatu saat, kita juga akan dipaksa "mengimpor" penduduk dari negeri lain. Harapan saya: semoga diimpor dari Uzbekistan dan sekitarnya.

Ancaman ledakan usia pensiun sangat menakutkan banyak negara. beban negara bertambah banyak. Negara dengan tingkat kelahiran tinggi biasanya berhadapan dengan isu besarnya usia produktif dan keharusan menyediakan lapangan kerja. Usia produktif yang tinggi, dan kurangnya lapangan kerja, bisa menimbulkan ketidakstabilan politik. Mesir contoh terbaru.

Menurut sensus 2010, usia remaja (10-24) mencapai ±27% dari total penduduk kita. Lima tahun ke depan: ledakan angkatan kerja. Kalau pertumbuhan ekonomi kita dalam 5-10 tahun ke depan tak bisa bertahan pada angka 6% ke atas, timbul masalah ketenagakerjaan yang serius. Melihat lingkungan ekonomi dunia sekarang, kita agak "ngeri-ngeri" juga menghadapi keadaan selama beberapa tahun mendatang.

Sementara Eropa makin dalam krisisnya, tahun depan ekonomi AS juga menghadapi tantangan berat yang disebut dengan "fiscal cliff"."Fiscal cliff" (jurang fiskal) adalah istilah populer di AS sekarfang untuk menyebut keadaan yang ditandai dengan naiknya pajak dan pemotongan bujet. "Fiscal cliff" akan terjadi mulai Januari tahun depan di AS, jika tak ada langkah-langkah untuk mengatasinya. Banyak kalangan di AS yakin, jika "fiscal cliff" ini tak bisa ditangani, maka negeri itu akan terjerumus pada resesi yang serius. Hingga sekarang, belum kelihatan ada kesepakatan antara Obama dan Partai Republik untuk keluar dari situasi "fiscal cliff" itu. Jika AS dan Eropa terjeremus kedalam resesi yang berkepanjangan, sudah pasti akan ada pelambatan ekonomi dunia secara menyeluruh. Jika lingkungan ekonomi dunia "suram" seperti itu, sementara kita, dalam 5-10 tahun ke depan, menghadap ledakan usia produktif, maka runyam.

Tetapi, saya percaya pada teori Joseph Schumpeter tentang watak kapitalisme yang ditandai dengan "creative destruction". Resesi/ krisis ekonomi bukanlah seluruhnya kabar buruk. Kerapkali resesi/ krisis melahirkan perubaha-perubahan besar dalam sejarah modern. "Great Depression" di AS pada tahun 30an melahirkan teori Keynes dan kebijakan New Deal yang mengubah wajah ekonomi Amerika. Krisis ekonomi kita pada 1997 melahirkan perubahan besar: demokratisasi yang mengubah seluruh lembaga politik kita. Positif.

Jadi, mestinya kita tak usah terlalu takut dan "galau" soal resesi ekonomi yang terjadi di Eropa dan AS. Ingat teori Schumpeter. "Creative destruction" maksudnya: kehancuran yang kemudian memicu lahirnya era baru. Kehancuran yg kreatif. Kemampuan manusia untuk mengatasi masalah nyaris tak terbatas. Yang pernah belajar ilmu kependudukan, pasti mengenal istilah "jebakan malthus" (mathusian trap).

Jebakan Malthus: Pertambahan penduduk tak bisa dikejar oleh perbaikan dan perkembangan dalam teknologi pangan. Tetapi Malthus terbukti salah. Jebakan Malthus bisa dipecahkan dengan Revolusi Industri yang melahirkan mesin yang bekerja lebih cepat. Maksudnya, mesin yang bekerja lebih cepat tinimbang pertambahan penduduk. Dengan begitu, problem penyediaan pangan+sandang terpecahkan. Revolusi Industri membuktikan bahwa kemampuan manusia bisa melampaui keterbatasan natural yang muncul dari pertambahan penduduk. Sumber daya alam sifatnya terbatas. Suatu saat habis. Tapi sumber daya manusia, tak ada habis-habisnya.

FAKTA & PENAFSIRAN


Sekarang ini segala-sesuatu bisa di interpretasikan sesukanya sendiri. Akibatnya mayarakat menjadi susah membedakan antara fakta dan penafsiran.

Ada fakta. Ada interpretasi atas fakta. Keduanya harus dibedakan, jangan diaduk. Fakta sama, tafsiran atasnya bisa beda-beda. Pertengkaran kerap meletup karena interpretasi atas fakta, bukan faktanya sendiri.

Salah satu jenis tafsiran adalah: menghubung-hubungkan antara dua atau lebih fakta. Tafsiran "cocok-mencocokkan". Fakta-faktanya sendiri mungkin benar. Tapi menghubungkan antara fakta-fakta tersebut bukanlah fakta itu sendiri. Tapi tafsiran.

Cara kerja 'teori konspirasi' adalah khas: menghubung-hubungkan banyak fakta yang sebetulnya tak saling terhubung.

Entah bagaimana, manusia memang punya kecenderung mental yang unik: mencari korelasi antara fakta-fakta. Sebetulnya kerja ilmiah juga sama: mencari korelasi antara fakta-fakta melalui sebuah hipotesa.

Bedanya teori ilmiah dan teori konspirasi adalah: pada yang pertama, hipotesa harus diverifikasi, atau falsifikasi, melalui eksperimen. Pada teori konspirasi, tak ada prosedur yang ketat untuk mengujinya. Hanya sangkaan saja. "Zann" istilah Quran-nya. Inna al-zanna la yughni mina 'l-haqqi syai'a, kata Quran. Sangkaan tak cukup untuk jadi fondasi bagi kebenaran.

Cara terbaik mengecek interpretasi agak tak tercebur jadi 'konspirasional' belaka adalah dengan 'peer review'. Yang dimaksud 'peer review' adalah suatu interpretasi dicek melalui pengujian oleh orang-orang yang ahli di bidang bersangkutan. Prinsip 'peer review' itu seperti diktum hadis "al-muslim mir'at akhihi 'l-muslim'. Masing-masing orang adalah cermin bagi yang lain.

Yang menarik, pekerja media juga bisa terperosok dalam jebakan 'batman' bernama "teori cocok-mencokkan' itu. Jurnalisme yang buruk biasanya diwarnai dengan ciri yang khas: bermain dengan interpretasi, dengan cara menghubung-hubungkan antar fakta yang tak terhubung. Ideologi, agama, kepentingan kelompok, faham, dll. adalah hal-hal yang bisa "memendungkan" kejernihan kita dalam menafsir.

MOBNAS



Mengenai mobil nasional, saya kok pesimis akan berkembang. Teknologinya dapat dengan mudah dikuasai. Tapi industri mobil memerlukan investasi super besar dan karenanya memerlukan pasar ekspor. Sementara diluar sana sedang terjadi krisis keuangan. Mengembangkan merek sendiri jelas tidak mudah. Apalagi saat ini merek-merek kelas dunia saja pada bertumbangan di negara industri maju. Industri mobil bisa berkembang kalau mendapat dukungan penuh dari pemerintah melalui suntikan dana APBN, insentif pajak dan proteksi. Tapi semua itu ladang korupsi. Juga banyak penantangnya, seperti mobnas dan industri pesawat IPTN di masa lalu.

Cara paling mudah saat ini adalah mengundang investor kakap, pemegang merek terkenal untuk mau merelokasi industrinya kesini. Selain menambah kesempatan kerja di industri tersebut, kita juga akan menuai multiplier effect-nya, seperti kehadiran industri pendukung. Mobil itu punya ribuan komponen dan sebagian besar tidak diproduksi sendiri, tapi di subkontrakan. Sisi positif lainnya, dengan masuknya industri sekaliber Toyota ke Indonesia, jelas akan menimbulkan kepercayaan pada industri lainnya untuk mau berinvestasi disini.

Mobnas seperti SMK sulit untuk berkembang. Lebih banyak retorika politik dibandingkan niat baiknya. Dan mobnas SMK itu bukan industri sungguhan, lebih kepada industri karoseri. Semua komponen di beli, sebagian diantaranya komponen bekas. Walau harganya murah, saya sih tidak berani membeli mobil SMK tersebut. Bagaimana kalau rusak, apa ada tempat service resmi nya di Jakarta? Bagaimana kelansungan suplai suku cadangnya?

Sebagai sarana untuk praktek siswa sih lumayan bagus. Kita dukung saja, semoga mereka bisa berkembang.

KEBEBASAN



Di warung Padang, kita disuguhi bermacam-macam jenis makanan di piring kecil. Kita bebas memilih yang kita suka. Itulah kebebasan. Tentu saja kita harus bayar makanan apapun yang kita pilih di meja warung Padang itu. Setiap pilihan harus ada 'harga'-nya. Yang berpikir bahwa kebebasan adalah bebas sepenuhnya, berarti tak mengerti soal kebebasan.

Kebebasan bekerja dalam ruang yang terbatas. Karena itu kebebasan akan selalu dibatasi, minimal dibatasi oleh kebebasan orang lain. Yang disebut 'kebebasan' adalah seseorang bebas ambil keputusan setelah menghitung semua keterbatasan yang ada. Kebebasan berarti seseorang ambil keputusan tanpa dipaksa oleh pihak lain, entah melalui todongan senjata atau tekanan komunitas.

Dalam contoh warung Padang tadi, saya bebas ambil makanan yang dibentangkan di meja. Tapi saya harus memperhitungkan batasan: uang. Walau saya dibatasi oleh uang di dalam dompet saya, sehingga saya tak bisa makan makanan apa saja, saya tetap bebas. Sebab, saat saya memutuskan ambil makanan di meja di warung Padang itu, saya tidak di bawah paksaan orang lain.

Saya bisa disebut tidak bebas hanya kalau saya memutuskan ambil makanan ini atau itu atas paksaan orang lain. Jadi kebebasan bukan berarti kebebasan mutlak. Karena tak ada kebebasan mutlak. Kebebasan selalu dibatasi kebebasan yang lain.

Ketika buku-buku filsafat modern berbicara mengenai ide kebebasan, yang dimaksud tentu bukan kebebasan mutlak seperti itu. Yang dimaksud kebebasan dalam filsafat modern adalah tiadanya paksaan dari luar individu. Bukan tiadanya batasan.

Harus dibedakan antara "the absense of limit" dan "the absence of coercion". Kebebasan adalah "the absence of coercion". Kebebasan bukanlah "the absence of limit", tiadanya batas.

Kebebasan yang sehat adalah yang diikat dengan hukum. Karena itu, kebebasan dan kedaulatan hukum selalu beriringan. Negeri-negeri yang disebut 'bebas' bukan negeri-negeri yang tanpa hukum, tapi justru negeri yang tradisi peradilannya kuat dan independen.

'Rule of law' adalah unsur penting di negeri-negeri yang bebas seperti di Barat. Negeri-negeri yang otoriter dan tak bebas biasanya dicirikan dengan tak adanya 'rule of law' tetapi 'law of the ruler'. Di negeri yang tak bebas, hukum bisa ditentukan dan dicampuri seenaknya oleh mereka yang berkuasa.

Ide modern tentang trias politica, pemisahan antara 3 cabang kekuasaan, antara lain adalah untuk menjaga adanya 'rule of law' itu. Siapa yang menetukan batasan di negeri-negeri yang bebas itu? Tentu saja kesepakatan publik sebagai hasil dari 'public reasoning', penalaran bersama.

Teori trias politica adalah salah satu temuan hebat manusia modern. Kekuasaan-kekuasaan pra-modern umumnya tak mengenal itu. Pemisahan tiga cabang kekuasaan dalam negara penting untuk melindungi kebebasan dari ancaman tirani kekuasaan eksekutif.

Ada tiga jenis ancaman atas kebebasan: politik, ekonomi dan budaya. Ancaman politik atas kebebasan datang biasanya dari negara atau penguasa politik yang otoriter. Ancaman ekonomi biasanya berasal dari kaum pemilik modal. Modal besar kerap membawa ancaman atas kebebasan individu. Ancaman budaya atas kebebasan biasanya datang dari komunitas atau agama yang konservatif.

Baik kekuasaan politik, ekonomi atau budaya bisa menjadi sumber "coercion", pemaksaan yang mengancam kebebasan. Cara terbaik merawat kebebasan adalah dengan membuat sumber-sumber kekuasaan di masyarakat tak terkonsentrasi pada satu pihak. Jika kekuasaan memusat pada satu pihak saja, maka biasanya akan muncul ancaman atas kebebasan. Dengan tersebarnya kekuasaan pada beberapa pihak, maka terjadi proses "check-and-balance", saling mengawasi.

Karena itu, dulu, Robert Dahl, seorang ilmuwan politik dari AS, pernah menakrifkan demokrasi sebagai 'poliarchy'. Menurut Dahl, demokrasi ialah 'polyarchy', kekuasaan yang banyak, plural, dan tersebar di mana-mana. Tak ada monopoli. Dalam 'polyarchy' itulah kebebasan bisa dirawat dan tumbuh sehat, tak diancam oleh tirani.

Kembali ke soal batasan. Dalam setiap masyarakat yang bebas, batasan atas kebebasan itu diterjemahkan dalam hukum. Definisi hukum adalah kesepakatan publik tentang aturan yang membatasi kebebasan agar tak ganggu kebebasan orang lain. Tetapi hukum dalam masyarakat bebas beda dengan hukum dalam masyarakat yang tak bebas.

Hukum dalam masyarakat yang bebas adalah hasil dari kesepakatan publik setelah melalui diskusi yang kurang lebih rasional. Public reasoning. Dalam masyarakat yang tak bebas, hukum biasanya hasil dikte dari kekuasaan yang dominan di masyarakat, bukan 'public reasoning'.

Karena itu, ada perbedaan antara 'rule of law' dan 'law of ruler'. Yang pertama mencirikan masyarakat bebas. Yang kedua, masyarakat tak bebas. Jika hukum di masyarakat makin "buta" dan kedap terhadap pengaruh kekuasaan yang ada, makin bebas masyarakat itu. Karena itu, indeks kebebasan negara di dunia sekarang biasanya diukur berdasarkan kuat tidaknya tradisi 'rule of law' di negeri itu.

Kesimpulan: 
Kalau ingin mengetahui makna kebebasan, makanlah di Warung Padang. Kebebasan (liberalisme) dalam Restoran Padang tidak berlaku bagi mereka yang sudah berusia 50 tahun ke atas karena sudah dibatasi oleh kadar kolesterol….hahaha… jangan terlalu serius. 

LIBERAL



Kita tak mungkin menolak pemikiran seseorang tanpa memahami latar belakangnya. Mari kita coba pahami pemikiran liberalisme agar bisa proporsional dalam menilai.

Secara umum Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.

Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas

Pokok-pokok Liberalisme

Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:

§ Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik,sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.

§ Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu. ( Treat the Others Reason Equally.)

§ Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat. (Government by the Consent of The People or The Governed)

§ Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.

§ Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of Individual)

§ Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.

§ Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.

---

Sejarah liberalisme dimulai sebagai reaksi atas hegemoni kaum feodal pada abad pertengahan di Eropa. Sebagaimana diketahui, Pada tahun 325 M, Imperium Romawi mulai memeluk agama Kristen. Pada saat yang sama, sistem politik yang dianut oleh penguasa untuk memerintah rakyatnya ketika itu adalah feodalisme; sistem otoriter yang zalim, menekan dan memasung kebebasan masyarakat. Sistem feodal berada pada puncaknya di abad ke-9 Masehi ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan dan hilangnya pemerintahan pusat. Kaum feodal terbagi menjadi tiga unsur ketika itu; (1) intitusi gereja, (2) kaum bangsawan dan (3) para raja. Semuanya memperlakukan rakyat yang bermata pencaharian sebagai petani dengan otoriter, zalim dan sewenang-wenang.

Kehidupan beragama dibawah institusi gereja juga sarat dengan penyimpangan. Tersebarnya peribadatan yang tidak memiliki landasan dalam kitab suci dan merebaknya surat pengampunan dosa adalah diantaranya. Pendapat-pendapat tokoh agama pun bersifat absolut dan tidak boleh digugat.

Kesadaran masyarakat Eropa yang ingin bebas dari segala bentuk tekanan itu mengharuskan mereka untuk melakukan tranformasi pemikiran. Diantara proses transformasi pemikiran ini adalah reformasi agama. Pada akhir abad ke-15, muncul seorang tokoh Gereja asal Jerman bernama Martin Luther (w 1546), kemudian diikuti oleh John Calvin (w 1564), lalu John Nouks (w 1572). Mereka melakukan perlawanan terhadap Gereja Katolik yang kemudian mereka beri nama Protestan.

Gerakan reformasi agama yang dilakukan oleh Luther ini memiliki pengaruh besar dalam sejarah liberalisme selanjutnya. Rumusan pemikiran Luther dapat disimpulkan menjadi beberapa poin berikut:

1. Otoritas agama satu-satunya adalah teks-teks Bible dan bukan pendapat tokoh-tokoh agama.

2. Pengingkaran terhadap sistem kepausan gereja yang berposisi sebagai khalifah almasih.

3. Menegasikan keyakinan pengampunan atau tidak diampuni (dari institusi gereja).

4. Ajakan kepada liberalisasi pemikiran, keluar dari tirani tokoh agama dan monopoli mereka dalam memahami kitab suci, klaim rahasia suci serta pengabaian peran akal atas nama agama.

Gerakan ini disebut sebagai gerakan liberal karena ia bersandar kepada kebebasan berfikir dan rasionalisme dalam menafsirkan teks-teks agama.

Perlawanan terhadap gereja dan feodalisme terus berlanjut di Eropa. Runtuhnya feodalisme menutup abad pertengahan dan abad selanjutnya disebut dengan abad pencerahan (enlightment). Beberapa tokoh pemikiran muncul. Di Perancis, Jean Jacues Rousseau (w 1778) dan Voltaire (w 1778) adalah diantara pemikir yang perannya sangat berpengaruh. Karya-karya mereka berdua menjadi inspirasi gerakan politik Revolusi Perancis pada tahun 1789, puncak dari perlawanan terhadap hegemoni feodal.

Namun, gerakan yang tadinya sebagai reformasi agama, pada perkembangan selanjutnya perlawanan terhadap gereja mengarah kepada atheisme. Para pemikir dan filusuf Perancis rata-rata adalah para atheis yang tidak mengakui keberadaan agama. Sejarah panjang agama Kristen dari sejak penyimpangan dan perubahan ajaran hingga perang agama yang meletus akibat reformasi Luther memunculkan kejenuhan yang berakibat hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap agama. Kebebasan rasional (akal) secara mutlak akhirnya menjadi ciri utama dari gerakan ini.

Pengagungan terhadap akal semakin nampak pada waktu-waktu revolusi. Mereka mengangkatnya dan mempertuhankannya. Sebagian mereka bahkan mengatakan bahwa ini adalah penyembahan terhadap akal. Para tokoh revolusi mengajak orang-orang untuk meninggalkan agama, mereka memutuskan hubungan Perancis dengan Vatikan. Dan pada tanggal 24 November 1793 M, mereka menutup gereja-gereja di Paris, merubah sekitar 2400 fungsi gereja menjadi markas-markas rasionalisme dan untuk pertama kalinya digagas soal kebebasan kaum wanita.

Intinya, titik tolak liberalisme berangkat dari perlawanan terhadap penguasa absolut raja dan institusi gereja yang mengekang kebebasan masyarakat.

---

Dari gambaran liberalisme dalam 2 kajian sebelumnya, dapat dibedakan antara liberalisme negara dengan liberalisme agama. Liberalisme negara yang kemudian melahirkan sistem demokrasi seperti yang kita kenal sekarang. AS yang baru saja melaksanakan pilpres merupakan salah satu contoh negara demokrasi utama dunia. Negara kita merupakan contoh lain yang diakui dunia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim paling demokrasi di dunia. Tapi istilah demokrasi, karena terdengar bagus di telinga, juga dipakai oleh beberapa negara komunis untuk menyebut negaranya sendiri.

Demokrasi, walau menjunjung kebebasan individu, bukannya tanpa batasan sama sekali. Kebebasan individu dibatasi oleh aturan-aturan yang di buat dan disyahkan oleh kelompok mayoritas. Kebebasan individu berakhir ketika berhadapan dengan mayoritas.

Contoh paling bagus adalah tentang di setujuinya perkawinan pasangan sejenis di dua negara bagian di AS. Ketentuan itu diberlakukan karena disetujui oleh mayoritas penduduk disana. Sementara aturan yang sama tidak berlaku di negara bagian lain karena di tolak oleh mayoritas. Di Indonesia kemungkinan besar aturan itu juga tidak bisa diterima. Apakah kita kurang demokrasi sehingga tidak menghargai kebebasan individu? Bukan. Alasannya adalah karena sudah hampir di pastikan mayoritas rakyat akan menolaknya. Sederhana sebenarnya, kecuali jika mau dirumitkan.

Jadi kalau ada yang menuding Indonesia sebagai negara yang condong ke paham liberal, sebenarnya boleh-boleh saja. Sepanjang di pahami bahwa paham liberal itu sebagai akar dari demokrasi, dimana kebebasan individu dihargai sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan mayoritas.

Mengenai perekonomian kapitalis yang dituding sebagai ekonomi liberal juga tidak perlu di permasalahkan. Setiap individu diberi kebebasan untuk berusaha dan berupaya menjadi kaya, sepanjang tidak menabrak rambu-rambu. Bukankah dengan semakin banyak pengusaha kaya dinegeri ini akan membuka lebih banyak kesempatan kerja? Bukanlah banyak manfaatnya jika negara bisa menerima pajak dalam jumlah mencukupi dari kalangan berduit untuk nantinya di manfaatkan untuk kepentingan rakyat banyak, terutama kalangan miskin? Tentu saja jika semua itu di kelola dengan baik oleh pemimpin yang amanah.

Belakangan ini santer disebut-sebut mengenai ekonomi kerakyatan. Tapi tidak terlalu jelas definisinya untuk bisa dibedakan dengan ekonomi komunisme. Lebih terasa kental muatan politis dibandingkan niat baiknya. 





BUKU


Hari ini saya mengunjungi toko buku gramedia di sebuah mall di Jakarta Selatan. Terdapat ribuan buku yang dipajang dan dijual disana. Pemandangan setiap masuk ketoko itu selalu membuat saya takjub. Begitu banyak karya tulis yang merupakan buah pikiran banyak orang dari seluruh seluruh penjuru dunia yang bermuara ke sini. Dari buku-buku itu kita kemudian menyadari betapa kaya dan beragamnya pemikiran manusia. Betapa tak pernah keringnya karya dan kreativitas mereka. Uniknya, pembeli yang datang juga punya pemikiran beragam. Itu sebabnya setiap buku selalu ada peminatnya. Hanya dibedakan oleh laris tidaknya buku tersebut. 

Selalu ada sisi baik dan buruk dari setiap pemikiran manusia. Orang bijak selalu mengambil yang bermanfaat dan meninggalkan yang tidak perlu. Manusia dianugerahi kemampuan berpikir untuk memilah dan memilih yang terbaik. Selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa dan orang bijak mengambil manfaat darinya.

Kemampuan berpikir setiap orang unik, beragam dan karenanya berbeda satu sama lain. Perbedaan dan keberagaman tidak untuk di pertentangkan, tapi bisa saling melengkapi dan memperkaya.

Tuhan bisa dengan mudah menciptakan kita seragam sesuai keinginan Nya. Tapi Dia justru menciptakan kita berbeda-beda. Selalu ada rahasia tersembunyi dibalik setiap tindakan Nya, yang menyebabkan kehidupan ini menjadi begitu menyenangkan untuk dijalani.

Seseorang berhenti belajar ketika merasa sudah paling benar dan mengetahui segala. Termasuk ketika beranggapan orang lain sudah pasti salah. Kebenaran sejati milik Dia Yang Maha Benar, sebagian diantaranya masih menjadi misteri bagi kita manusia.

Ritual mengunjungi toko buku saya lakukan sekitar 2 minggu sekali. Saya juga masih belajar, yang sering menjadi sulit ketika dihadapkan pada pilihan terbatas: hitam dan putih. Padahal diluar sana kehidupan diciptakan beraneka warna.

Selasa, 22 Januari 2013

LAKSHMI NIVAS MITTAL


Mittal cocok dijadikan sebagai salah satu tokoh terkaya didunia yang patut dikorek ilmu kesuksesannya bagi masyarakat Indonesia. Mittal yang terlahir di negara India yang tingkat kapadatan jumlah penduduknya di benua Asia menempati urutan kedua setelah Cina ini, dibesarkan dari keluarga yang fakir sebagimana banyak keluarga di Indonesia. Selain itu, proses kesuksesan Mittal dalam bisnis Baja-nya selama ini juga tidak jauh dari masyarakat Indonesia. Selama bertahun-tahun Mittal memulai bisnis dan menggalang strategi di tanah Indonesia, Surabaya.

Dari Keluarga Fakir dan Desa Miskin
Bagi kita, mungkin bisa tercengang dan tertawa sekaligus merasa mustahil ketika mendengar cita-cita seorang bocah yang sangat fakir, berkeinginan untuk menuai kesuksesan, apalagi kesuksesannya itu ingin diakui manusia diseluruh belahan dunia. Tetapi, melalui catatan ini kita akan dibuat lebih tercengang lagi, karena cita-cita yang didamba bocah-bocah yang menurut kita mustahil untuk terjadi, ternyata benar-benar terjadi.

Adalah Lakshmi Nivas Mittal, seorang bocah yang lahir dari Sadulpur - India, yang dahulu tanahnya terkenal gersang, berpasir dan hanya ditumbuhi pohon-pohon berduri, sukses menanggalkan atribut kemiskinannnya dengan menyandang predikat sebagai orang asia terkaya didunia. Berbagai perusahaan Baja yang dijadikan tempat memfokuskan diri untuk mengembangkan bakat dan menumpuk harta kekayaannya tersebar diberbagai pulau bahkan benua. Bocah yang terlahir dinegara India yang dahulu harga diri dan perekonomiannya diacak-acak dan dijungkir balikkan para kolonial penjajah, sekarang jumlah kekayaannya melejit jauh diatas keturunan oknum-oknum yang pernah menjajah nenek moyangnya.

Mengutamakan Pendidikan
Dibalik kesuksesan dan melimpahnya harta kekayaan yang dimiliki Mittal, ternyata tidak jauh dari peran dan komitmen Ayahnya, Mohan, yang menomor satukan pendidikan anak-anaknya. Bagi Mohan, pendidikan merupakan jembatan yang bisa mengentaskan mereka dari lembah kemiskinan. Melalui pendidikan seseorang berpeluang luas untuk melakukan mobilitas vertikal, baik harta kekayaan maupun penghormatan sesama manusia dan 'ketentraman' spiritualitas secara pribadi.

Setelah lulus SMA, Mittal, remaja yang dikenal teman-teman dan keluarganya sebagai anak didik yang tergolong cerdas dan tekun itu, dengan berbagai usaha jerih payah ayahnya, dikuliahkan di universitas St. Xavier's College, sebuah universitas prestisius di Kolkata (dahulu bernama Calcutta) pada masa Mittal.

Semasa menimba ilmu disana, dia diberi kebebasan orang tuanya untuk menikmati dan menimba ilmu sebaik-baiknya, tetapi karena kecerdasannya yang tinggi dan ditumpuki realitas ekonomi keluarga yang belum begitu mapan, Mittal berusaha minta izin ayahnya untuk diperbolehkan membantu pekerjaan. Dengan argumentasi belajar secara langsung, Mittal membagi waktu belajarnya sebagian digunakan untuk turut berkecimpung dalam usaha ayahnya. Mulai pukul 06.30 – 09.30 digunakannya belajar secara serius didalam gedung pendidikan formal, sementara sisa waktunya digunakan belajar secara langsung dan membantu bisnis kecil-kecilan ayahnya yang semenjak pindah dari Sadulpur, Rajasthan ke Kolkata atau Calcutta pada tahun 1955 mengalami mobilitas ekonomi walaupun tidak begitu jauh.

Pada tahun 1969, setelah lulus dari universitas St. Xavier's College, Mittal mulai benar-benar menenggelamkan diri dan kecerdasannya dibelantara dunia bisnis Baja. Dengan bergabung dibawah komando Ayahnya, Mittal tidak begitu lama mulai menunjukkan prestasi-prestasi yang begitu gemilang. Pada periode 1970-an, Mittal berperan aktif dan turut mensukseskan usaha ayahnya ketika dituntut konsumen untuk menghasilkan produksi 20 ton Baja per-tahun.

Surabaya Sebagai Landas Pacu
Bertepatan dengan prestasi-prestasi yang semakin diakui keluarga, Mittal merasa gelisah, ketika kesuksesan yang dicita-citakannya terancam oleh iklim usaha di India yang tidak kondusif. Pemerintah membebankan pajak perusahaan ayahnya hingga 97% dari jumlah sebelumya. Bukan hanya itu, tentang kuota izin usaha Baja bagi perusahaan swasta dibatasi secara keras.
Dalam keadaan yang terjepit seperti itu, Mittal yang baru berusia 26 tahun mencoba memberontak keadaan dengan meminta izin orang tuanya untuk melanjutkan dan mengembangkan bakatnya, dengan cara menghindari peraturan permerintah yang dirasa dapat mengkerdilkan perusahaan bahkan gulung tikar.
Pada tahun 1976, dengan berbagai analisis situasi dan keadaan serta kecerdasan dalam memprediksi sesuatu, Mittal bersama istri dan anaknya hijrah ke Indonesia, Surabaya. Setelah beberapa lama di Surabaya, Mittal memilih Waru, salah satu daerah dipinggiran Surabaya, untuk mendidirikan pabrik Baja yang telah terencana sebelumnya.

Diatas tanah bekas persawahan seluas 16,5 hektar, Mittal mendirikan bangunan yang dijadikan pabrik bernama PT. Ispat Indo. Disinilah Mittal mulai menyingsingkan lengan sepenuhnya. Ia menanamkan modal US$ 15.000.000 (Rp. 135 Milliar) untuk mendirikan dan memulai mengoperasikannya.

Semakin hari semakin tahun perusahaannya mulai muncul dan dikenal didunia bisnis Baja di Indonesia, walau auranya masih sedikit tertutupi oleh aura pesaing-pesaingnya yang lebih dahulu bertempat di Indonesia, semisal Nippon Steel asal Jepang.

Tetapi dibalik kecerdasan dan pengalamannya yang besar serta kecerdasan dan kepiawaian sekertarisnya dalam berbahasa Inggris, tidak berapa lama PT. Ispat Indo mampu menggeser mereka dari urutan perusahaan Baja terbesar di Indonesia. Bahkan, konon dari sinilah PT. Ispat Indo mulai percaya diri dan semakin melebarkan sayapnya dengan membeli perusahan-perusahaan Baja yang hampir gulung tikar dijadikan alat meraih untung yang besar.

Hingga kini, semua juragan besi tua di Surabaya, umumnya orang Madura, mengenal Lakshmi Narayan Mittal, 65 tahun. Pabrik bajanya, Ispat Indo di Desa Kedungturi, Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur, adalah terminal akhir bagi para pengepul lokal di Jawa Timur itu. Bagi mereka, Mittal adalah partner sejati yang sepanjang 30 tahun telah membangun kepercayaan imbal balik. Kepiawaian Mittal dan orang Madura dalam bisnis besi tua membentuk kombinasi yang klop. Tanpa pasokan besi tua secara rutin, boleh jadi Ispat Indo tak berkembang secepat itu.

Pabrik besi itulah yang menjadi pijakan ekspansi bisnis baja Lakshmi Mittal ke seluruh dunia. Selama 13 tahun, pabrik baja itu dikelola dengan sentuhan tangannya secara langsung. Setelah membesarkan perusahaan pertamanya itu, sukses berikutnya datang susul-menyusul. Kini popularitas Lakshmi Mittal jauh meninggalkan Indonesia dan Sidoarjo. Puluhan industri baja berskala internasional yang tersebar di 17 negara kini ada di genggaman tangannya. Ia kini menjadi konglomerat baja terbesar di dunia.

Ispat Indo adalah debut Mittal di luar India. Pada 1976, alumnus St. Xavier's College, Calcutta, India, itu membeli pabrik baja tidak sehat, Andra Steel, yang areal pabriknya seluas delapan hektar. Pabrik yang kodisinya kembang-kempis itu kemudian digarapnya menjadi pabrik yang sehat, dengan kapasitas produksi 60.000 ton per-tahun. Dalam perkembangannya, performa pabrik itu terus mengalami peningkatan, sehingga kini mampu memproduksi baja 700.000 ton per-tahun.

Cerita manis Ispat Indo adalah awal yang indah bagi Lakshmi Mittal, yang ketika itu hanya anak kemarin sore dari Calcutta di bisnis baja. Mittal muda, yang bahasa Inggrisnya masih patah-patah, datang bersama istrinya, Usha, yang pada saat itu berusia 26 tahun. Bagi Mittal, pabriknya di Indonesia itu punya sejarah dan arti tersendiri karena merupakan pijakan pertamanya. Pabrik itu pula yang memberi arah hidup dan membuka jalan sukses baginya.

Setelah Ispat Indo, semua pabrik baja yang diakuisisinya diberi nama depan “Ispat,” yang dalam bahasa India berarti baja. Perusahaan induknya kini bernama Arcelor Mittal, yang kapasitas produksinya mencapai 14 juta ton per-tahun, setara dengan 52 kali kapasitas produksi Krakatau Steel pada saat ini. Ayah dua anak, Aditya Mittal dan Vanisha Mittal, itu berhasil mendirikan dinasti baja kelas dunia. Ayahnya, Mohan Lal Mittal, sebelumnya merintis jalan di bidang ini di India, tapi kurang berhasil.

2

Dari Sidoarjo, Mittal terbang jauh ke Trinidad dan Tobago pada 1994. Di negara kepulauan yang terletak di pantai timur Amerika Tengah itu, ia mengakuisisi perusahaan baja milik pemerintah setempat,Iscoot, yang harganya jatuh, didera kesulitan likuiditas karena salah urus. Seperti biasa, rasionalisasi karyawan menjadi jurus pertamanya. Setelah itu, manajemen dibenahi, produksi dan pemasaran digenjot. Hasilnya, uang mengalir. Semuanya dikerjakan oleh tim yang diterbangkan khusus dari India.

Dari Trinidad dan Tobago, keberuntungan Mittal berlanjut. Kali ini, sasaran ekspansinya ke Meksiko. Dengan cadangan pundi-pundinya yang makin melimpah, ia mengakuisisi Sicartsa, perusahaan baja milik pemerintah, yang juga tengah dirundung masalah. Di sinilah Mittal mendapat “jackpot”.

Pabrik baja dengan teknologi tinggi dan investasi sebesar US$ 2,2 milyar itu jatuh ke tangannya hanya dengan mahar US$ 220 juta. Mittal memanfaatkan situasi perekonomian Meksiko yang sedang kolaps karena booming minyak mereka berakhir pada 1990. Akibatnya, pemerintah membutuhkan dana cash cepat dan memprivatisasi Sicartsa secara tergesa-gesa.

Setelah jatuh ke tangan Mittal Group, perusahaan itu kemudian diberi nama baru, Ispat Mexicana, yang berpusat di Lazaro Cardenas. Belakangan, namanya berubah menjadi Mittal Steel Lazaro Cardenas, yang menjadi tulang punggung produksi baja Kelompok Mittal Steel di seluruh dunia. Produksinya mencapai 6,7 juta ton per tahun. Daftar perusahaan baja yang dibelinya terus bertambah panjang, hingga menyebar ke 17 negara, seperti Meksiko, Kanada, Jerman, Irlandia, Inggris, Amerika Serikat, Kazakstan dan Polandia.

Kini tak ada benua yang absen dari jaringan bisnis Arcelor Mittal. Lewat kantor pusatnya di London, semua roda bisnisnya di seluruh dunia digerakkan. Arcelor Mittal adalah nama baru holding company keluarga Mittal, yang semula bernama Ispat International dan Mittal Steel. Di holding baru itu, Lakshmi Mittal duduk sebagai chief executive officer. Nama Arcelor Mittal didapat setelah Mittal mengakuisisi pabrik baja terbesar di Eropa, Arcelor, yang berlokasi di Luksemburg. Pabrik raksasa ini sebelumnya dimiliki bersama antara Pemerintah Prancis, Belgia, dan Spanyol.

Jaringan bisnis keluarga Mittal terbagi dua. Bila di luar India dikendalikan Arcelor Mittal, yang di India dikelola dua adik laki-lakinya, Pramod Kumara Mittal dan Vinod K. Mittal, dengan nama Global Steel Holdings. Namun holding ini tidak lagi mau bermain di kandang. Ia telah pula menggurita ke Afrika dan Eropa. Dengan jaringan seluas itu, kemenangan Mittal di bisnis baja kini tak terbendung lagi. Majalah Forbes, New York, menempatkan Lakshmi Mittal di peringkat keempat orang terkaya di dunia, dengan hartanya senilai US$ 45 milyar.

Selain gelimang dolar, setumpuk apresiasi diraihnya dalam bidang baja dan bisnis. Antara lain Business Person of 2006 dari the Sunday Times, International Newsmaker of the Year 2006 dari majalah Time, dan Person of the Year 2006 dari koran Financial Times. Dari kalangan industri baja, ia mendapat penghargaan bergengsi, Willy Korf Steel Vision Award (1998) dan American Metal Market and PaineWeber's World Steel Dynamics.

Ciri utama kelompok bisnis Mittal dalam memperluas jaringannya adalah dengan mengakuisisi pabrik baja lain yang kondisinya tidak cukup bagus atau yang pertumbuhannya mandek. Setelah membeli dengan harga murah, Mittal melakukan penertiban dan mengelola dengan manajemen baru yang sangat disiplin. Di tangan timnya, perusahaan-perusahaan yang sebelumnya bermasalah disehatkan dalam waktu singkat. Dengan ekspansi yang agresif ke seluruh dunia, bisnis Mittal berkembang cepat.

Kelompok industri Mittal merambah negara-negara maju dan menguasai pabrik-pabrik terbesar di dunia. Mittal, yang dulu besar di rumah berlantai tanah, kini tinggal di Kensington Palace Gardens di London, kawasan yang dikenal sebagai kompleks jutawan dunia. Ia bertetangga dengan kaum tajir lainnya, seperti Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei.

Layaknya konglomerat dunia, Mittal juga seorang filantropis. Ia mendirikan Yayasan LNM Group untuk memberikan bantuan di bidang pendidikan dan kesehatan bagi orang-orang miskin, terutama di India. Di Aceh, konglomerat ini pernah merogoh kocek US$ 500.000 untuk kemanusiaan setelah tragedi tsunami.

Tingginya pohon bisnis Mittal membuat angin makin kencang menerpa. Di berbagai tempat yang disentuhnya, muncul resistensi yang makin tinggi. Pada 2002, Lakshmi Mittal menjadi bahan berita dengan skandal “Garbagegate”. Ini skandal suap ke Perdana Menteri Inggris, Tony Blair. Pada saat itu, Mittal memerintahkan transfer sebesar US$ 2 juta ke rekening Partai Buruh pimpinan Tony Blair. Ini bukan sumbangan kemanusiaan. Kompensasinya, Tony mendorong Pemerintah Rumania agar mengeluarkan kebijakan melepas pabrik baja andalannya, Sidex, kepada Mittal Steel.

Skandal itu pertama kali diungkap anggota parlemen Inggris, Adam Price. Senator ini membeberkan copysurat Blair kepada pimpinan Rumania pada saat itu. Kepada pimpinan Rumania, Blair meminta industri baja nasional mereka, Sidex, dilepas ke Mittal's LNM Steel Company, yang ketika itu tengah mengajukan penawaran bersama beberapa peminat lainnya.

Kepada Perdana Menteri Rumania ketika itu, Adrian Nastase, Tony Blair memberi sinyal bahwa langkah melepas Sidex kepada Mittal's LNM itu akan makin mendekatkan Rumania sebagai anggota Uni Eropa. Dalam suratnya itu, Tony Blair menyebutkan bahwa Mittal adalah “seorang teman.”

Di dalam negeri Inggris, skandal itu cukup menghebohkan, meski tak sampai menggulingkan rezim Tony Blair. Mittal Steel pada saat itu adalah perusahaan baja terbesar keempat di dunia dan merupakan saingan utama British Steel di pasar Eropa.

Langkah Perdana Menteri Tony Blair itu dianggap menodai nasionalisme. Namun kasus ini akhirnya redup, dan Sidex benar-benar jatuh ke tangan Mittal. Dalam menguasai industri yang dicaploknya, Mittal menggunakan modus yang sama. Dibeli pada saat harga jatuh, diobok-obok agar mitranya yang masih ada di perusahaan itu kelojotan, diambil alih penuh, baru disehatkan. Skema itu biasanya didahului satu hal: lobi tingkat tinggi.

Lihat saja Sidex, sebelum dibeli Mittal dari Pemerintah Rumania, pabrik baja ini mampu berproduksi 5 juta ton per tahun. Denyut nadi pabrik ini menghidupi 150.000 warga kota Galati. Ketika terjadi krisis moneter pada 1990, Sidex rugi 175 juta poundsterling. Namun, menurut perhitungan, total asetnya masih mencapai US$ 1,1 milyar pada saat diakuisisi.

Melalui negosiasi intensif selama lebih dari lima bulan, Mittal LNM Holdings mengakuisisi 90% saham Sidex dengan komitmen pembayaran tunai. Namun pada akhirnya Mittal hanya membayar US$ 70 juta. Komitmen menyelamatkan 27.000 karyawan dan menggelontorkan dana segar ternyata tidak sepenuhnya ditepati. Sebanyak 7.400 pekerja Sidex dipecat setelah akuisisi itu. Anehnya, Perdana Menteri Rumania, Calin Popescu Tariceanu, mengatakan bahwa privatisasi Sidex merupakan contoh bagaimana privatisasi bisa mengubah “lubang hitam,” menjadi rencana yang menguntungkan. Proses akuisisi oleh kelompok usaha Mittal, tak bisa dimungkiri, kerap menimbulkan efek samping. Di berbagai belahan dunia, gejolak selalu timbul mengiringi masuknya raksasa India ini. Di Afrika Selatan, LNM Holdings membeli perusahaan baja lokal milik pemerintah, Iscor, pada 2001. Namun, dalam proses akuisisinya, terjadi banyak keruwetan. Belakangan, Mittal South Africa diancam penalti US$ 96 juta karena dituding melakukan pengaturan harga (price fixing). Kasusnya kini masih ditangani otoritas setempat.

3

Di Indonesia, jejak Mittal juga dinodai isu miring. Di Surabaya, Ispat Indo mengakuisisi Pabrik Paku Sidoarjo, sehingga menyebabkan gangguan pada bagian hilir, yaitu industri paku. Di sebagian negara, manajemen Mittal menimbulkan benturan budaya. Di Aljazair, industri baja Sider, yang diakuisisi pada 2006, mendapat protes keras dari karyawannya.

Pasalnya, Mittal menetapkan libur bagi karyawannya hari Jumat-Sabtu. Padahal, tradisi muslim lokal selama ini memilih Kamis-Jumat sebagai hari libur.
Protes dan ancaman mogok menguat setelah Mittal mengumumkan pengurangan 1.200 dari 8.000 karyawannya. Dengan beberapa kejadian yang ada, tak mengherankan jika resistensi terhadap Mittal timbul di mana-mana. Awal bulan ini, Presiden Nigeria, Umaru Yar'Adua, membatalkan penjualan pabrik bajanya, Ajaokuta Steel Company. Presiden Nigeria yang baru itu menggunting komitmen Mittal dengan Presiden Nigeria sebelumnya, Olusegun Obasanjo, karena menduga ada praktek tidak sehat dalam proses akuisisi itu. 
Pramod Mittal, salah satu saudara Lakshmi Mittal, mengakuisisi pabrik baja yang telah berumur 27 tahun itu melalui bendera The Global Steel Infrastructures Holding Limited (GIHL). Namun pemerintah setempat mencium indikasi bahwa GIHL ternyata tidak menanamkan investasi. Ia hanya meminjam uang US$ 192 juta dari Bank Nigerian, dengan jaminan Ajaokuta Steel itu sendiri. Pihak Mittal juga akan melepas obligasi senilai US$ 3 juta. Selain itu, ada kecurigaan bahwa penguasaan ini akan menyebabkan monopoli dan merusak harga pasar baja Nigeria. 
Di Indonesia, penolakan serupa juga terjadi. Ketika pemerintah memberi lampu hijau kepada Mittal untuk masuk ke Krakatau Steel (KS), manajemen perusahaan itu langsung menyatakan keberatan. Komisaris Utama KS, Taufiequrachman Ruki, menilai privatisasi KS ke pengusaha India itu mengandung bahaya. Menurut mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi itu, di Rumania, Aljazair, Prancis, dan Nigeria, tempat Mittal masuk dengan cara yang sama, menimbulkan masalah denasionalisasi industri baja mereka dan terjadi gejolak tenaga kerja. 

Presiden Prancis, Nicholas Sarkozy, kata Ruki, sampai harus mengeluarkan US$ 40 juta untuk menghidupkan kembali pabrik bajanya yang ditutup Mittal di Granrage. Langkah Mittal mengakuisisi sejumlah pabrik baja di dunia, kata dia, berdampak negatif pada buruh dan pertumbuhan ekonomi. Sekitar 3.600 karyawan baja di Rumania mogok karena pemotongan gaji oleh Mittal.

Ruki juga mengungkapkan keluh kesah Presiden Aljazair yang pernah diundang direksi dan komisaris KS, tahun lalu. Ruki mengajak semua pihak juga menilai bagaimana rekam jejak pengusaha India itu. Di Bekasi, investasi mereka bermasalah, bahkan manajer mereka di- DPO (daftar pencarian orang) oleh Polri, ujarnya.
Menurut Ruki, pengusaha India itu bukan ingin memajukan industri baja, melainkan hanya mau mengusai pasar untuk kepentingan pabriknya yang ada di India. Jangan sampai, lanjut Ruki, privatisasi KS bernasib seperti Indosat atau Jakarta Container Terminal, yang justru belakangan disesali. Namun teriakan Ruki agaknya kurang keras, sehingga tak terdengar sampai ke istana. Kamis pekan lalu, Lakshmi Mittal bertandang ke Istana Presiden. 
Jutawan India itu mempresentasikan rencana pembangunan pabrik baja terintegrasi berkapasitas 5 juta ton per tahun, dan akuisisi KS masuk sebagai salah satu agendanya. Selain itu, Mittal berencana menginvestasikan sebagian kekayaannya untuk menggarap bisnis hulu, bekerja sama dengan PT Aneka Tambang. Keduanya akan menggarap industri tambah bijih besi sebagai bahan baku utama industri metal baja. Beberapa tempat di Kalimantan telah disurvei.

20 TERKAYA DUNIA - FORBES


Pernah mengetahui 20 orang terkaya dunia versi majalah Forbes? Nah, diurutan ke-4 adalah Lakshmi Mittal, dari India. Tahukah anda bahwa Lakshmi Mittal memulai usahanya pertama kali di Surabaya? 

Daftar 20 Orang Terkaya Dunia Versi Majalah Forbes:


01. $ 62 Bill, Warren Buffet, US.
02. $ 60 Bill, Carlos Slim Helu, Mexico.
03. $ 58 Bill, Bill Gates, US.
04. $ 45 Bill, Lakshmi Mittal, India.
05. $ 43 Bill, Mukesh Ambani, India.
06. $ 42 Bill, Anil Ambani, India.
07. $ 31 Bill, Ingvar Kamprad, Sweden.
08. $ 30 Bill, K.P. Singh, India.
09. $ 28 Bill, Oleg Deripaska, Russia.
10. $ 27 Bill, Karl Albrecht, Germany.
11. $ 26 Bill, Li Ka Shing, Hong Kong.
12. $ 26 Bill, Sheldon Adelson, US.
13. $ 25.5 Bill, Bernard Arnault, France.
14. $ 25 Bill, Lawrence Elison, US.
15. $ 23.5 Bill, Roman Abramovich, Russia.
16. $ 23 Bill, Theo Albrecht, Germany.
17. $ 22.9 Bill, Liliane Bettencourt, France.
18. $ 21.2 Bill, Alexei Mordashov, Russia.
19. $ 21 Bill, Prince Alwaleed, Saudi Arabia.
20. $ 20.8 Bill, Mikhail Fridman, Russia.

INDONESIA Tumbuh No.2 Dunia


Menurut IMF, pada 2011, GDP Indonesia 846 miliar US$. Tahun depan bisa di atas 1 triliun. Dengan angka mendekati 1 triliun dolar, Indonesia masuk 20 negara terbesar dalam hal GDP. Posisi Indonesia di atas Belanda dan di bawah Korea Selatan. GDP terbesar masih dipegang US: 15 triliun, diikuti China (7 triliun) dan Jepang (5 triliun). Melihat angka-angka itu, saya optimis dengan ekonomi negara kita. Karena itu, stabilitas politik menjadi penting. Dan cegah pembusukan dari dalam.

Berikut ini ranking 40 besar GDP negara-negara di dunia pada tahun 2011. GDP Indonesia (16) jauh melebihi Thailand (30), Malaysia (36), Singapore (38) dan Hongkong (40). Bahkan melebihi Arab Saudi (20). Menumbuhkan harapan dan optimisme.