Senin, 21 Januari 2013

PEMIMPIN KUAT

Pendapat Rainer Erkens, Direktur FNS Indonesia, tentang harapan publik akan pemimpin yang kuat, sangat menarik. Kata Rainer Erkens, Harapan tentang 'pemimpin yang kuat' jangan-jangan ada kaitannya dengan 'mindset' otoriter. Harapan akan pemimpin yang 'kuat' agak kurang kongruen dengan demokrasi yang kerap ditandai dengan proses yang lambat.

Mungkin karena selama hampir 50 tahun pertama setelah merdeka, negeri ini dipimpin oleh pemimpin yang otoriter, sehungga sudah terbentuk didalam pikiran (mindset) masyarakat Indonesia bahwa pemimpin yang kuat itu identik dengan pemimpin yang otoriter. Pemimpin yang otoriter bisa bergerak cepat karena semua pihak harus mendukung tanpa pengecualian. Padahal saat ini kita berada di era demokrasi yang kerap ditandai dengan proses yang lebih lambat karena segala sesuatu harus di kompromikan terlebih dahulu.


Berharap orang kuat dalam demokrasi? Yang mengurus semua urusan, memandu semua keinginan, merumuskan semua kebutuhan. Bukannya dulu sudah, 32 tahuh orba.

Inti demokrasi = penghancuran "pusat-diri" dan penghancuran "oneness". Tidak ada kekuasaan yang terpusat dalam demokrasi. Aspirasi orang kuat adalah aspirasi "kawula" (hamba), yang muncul dari kemalasan berdemokrasi. 

Tapi demokrasi juga dianggap sebagai proses pengkambinghitaman dan pengusiran "oedipus" yang dianggap sebagai sumber bencana SECARA DAMAI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar