Kamis, 24 Januari 2013

MOBNAS



Mengenai mobil nasional, saya kok pesimis akan berkembang. Teknologinya dapat dengan mudah dikuasai. Tapi industri mobil memerlukan investasi super besar dan karenanya memerlukan pasar ekspor. Sementara diluar sana sedang terjadi krisis keuangan. Mengembangkan merek sendiri jelas tidak mudah. Apalagi saat ini merek-merek kelas dunia saja pada bertumbangan di negara industri maju. Industri mobil bisa berkembang kalau mendapat dukungan penuh dari pemerintah melalui suntikan dana APBN, insentif pajak dan proteksi. Tapi semua itu ladang korupsi. Juga banyak penantangnya, seperti mobnas dan industri pesawat IPTN di masa lalu.

Cara paling mudah saat ini adalah mengundang investor kakap, pemegang merek terkenal untuk mau merelokasi industrinya kesini. Selain menambah kesempatan kerja di industri tersebut, kita juga akan menuai multiplier effect-nya, seperti kehadiran industri pendukung. Mobil itu punya ribuan komponen dan sebagian besar tidak diproduksi sendiri, tapi di subkontrakan. Sisi positif lainnya, dengan masuknya industri sekaliber Toyota ke Indonesia, jelas akan menimbulkan kepercayaan pada industri lainnya untuk mau berinvestasi disini.

Mobnas seperti SMK sulit untuk berkembang. Lebih banyak retorika politik dibandingkan niat baiknya. Dan mobnas SMK itu bukan industri sungguhan, lebih kepada industri karoseri. Semua komponen di beli, sebagian diantaranya komponen bekas. Walau harganya murah, saya sih tidak berani membeli mobil SMK tersebut. Bagaimana kalau rusak, apa ada tempat service resmi nya di Jakarta? Bagaimana kelansungan suplai suku cadangnya?

Sebagai sarana untuk praktek siswa sih lumayan bagus. Kita dukung saja, semoga mereka bisa berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar