Kamis, 24 Januari 2013

CREATIVE DESTRUCTION


Makin baik kondisi ekonomi masyarakat, makin berkurang insentif untuk punya anak. Membaiknya kondisi ekonomi masyarakat biasanya juga dibarengi dengan makin naiknya usia nikah. Tampaknya ada korelasi antara tingginya pendapatan perkapita suatu negara dengan rendahnya tingkat kelahiran.

Tingginya tingkat kelahiran bikin pusing. Tapi rendahnya tingkat kelahiran lebih bikin pusing lagi. Negara-negara kaya yang mengalami kemerosotan tingkat kelahiran biasanya pusing karena makin banyaknya penduduk tua yang tak produktif. Jalan keluar bagi negara-negara yang kekurangan penduduk usia produktif tak lain kecuali "mengimpor" penduduk/ tenaga kerja. Tetapi "mengimpor" penduduk membawa komplikasi sendiri. Perjumpaan antara budaya 'sahibul-bait' dan pendatang sering tak mulus.

Lambat laun, negeri kita akan mengalami hal serupa seperti di Jepang dll: penduduk usia produktif mengkerut. Suatu saat, kita juga akan dipaksa "mengimpor" penduduk dari negeri lain. Harapan saya: semoga diimpor dari Uzbekistan dan sekitarnya.

Ancaman ledakan usia pensiun sangat menakutkan banyak negara. beban negara bertambah banyak. Negara dengan tingkat kelahiran tinggi biasanya berhadapan dengan isu besarnya usia produktif dan keharusan menyediakan lapangan kerja. Usia produktif yang tinggi, dan kurangnya lapangan kerja, bisa menimbulkan ketidakstabilan politik. Mesir contoh terbaru.

Menurut sensus 2010, usia remaja (10-24) mencapai ±27% dari total penduduk kita. Lima tahun ke depan: ledakan angkatan kerja. Kalau pertumbuhan ekonomi kita dalam 5-10 tahun ke depan tak bisa bertahan pada angka 6% ke atas, timbul masalah ketenagakerjaan yang serius. Melihat lingkungan ekonomi dunia sekarang, kita agak "ngeri-ngeri" juga menghadapi keadaan selama beberapa tahun mendatang.

Sementara Eropa makin dalam krisisnya, tahun depan ekonomi AS juga menghadapi tantangan berat yang disebut dengan "fiscal cliff"."Fiscal cliff" (jurang fiskal) adalah istilah populer di AS sekarfang untuk menyebut keadaan yang ditandai dengan naiknya pajak dan pemotongan bujet. "Fiscal cliff" akan terjadi mulai Januari tahun depan di AS, jika tak ada langkah-langkah untuk mengatasinya. Banyak kalangan di AS yakin, jika "fiscal cliff" ini tak bisa ditangani, maka negeri itu akan terjerumus pada resesi yang serius. Hingga sekarang, belum kelihatan ada kesepakatan antara Obama dan Partai Republik untuk keluar dari situasi "fiscal cliff" itu. Jika AS dan Eropa terjeremus kedalam resesi yang berkepanjangan, sudah pasti akan ada pelambatan ekonomi dunia secara menyeluruh. Jika lingkungan ekonomi dunia "suram" seperti itu, sementara kita, dalam 5-10 tahun ke depan, menghadap ledakan usia produktif, maka runyam.

Tetapi, saya percaya pada teori Joseph Schumpeter tentang watak kapitalisme yang ditandai dengan "creative destruction". Resesi/ krisis ekonomi bukanlah seluruhnya kabar buruk. Kerapkali resesi/ krisis melahirkan perubaha-perubahan besar dalam sejarah modern. "Great Depression" di AS pada tahun 30an melahirkan teori Keynes dan kebijakan New Deal yang mengubah wajah ekonomi Amerika. Krisis ekonomi kita pada 1997 melahirkan perubahan besar: demokratisasi yang mengubah seluruh lembaga politik kita. Positif.

Jadi, mestinya kita tak usah terlalu takut dan "galau" soal resesi ekonomi yang terjadi di Eropa dan AS. Ingat teori Schumpeter. "Creative destruction" maksudnya: kehancuran yang kemudian memicu lahirnya era baru. Kehancuran yg kreatif. Kemampuan manusia untuk mengatasi masalah nyaris tak terbatas. Yang pernah belajar ilmu kependudukan, pasti mengenal istilah "jebakan malthus" (mathusian trap).

Jebakan Malthus: Pertambahan penduduk tak bisa dikejar oleh perbaikan dan perkembangan dalam teknologi pangan. Tetapi Malthus terbukti salah. Jebakan Malthus bisa dipecahkan dengan Revolusi Industri yang melahirkan mesin yang bekerja lebih cepat. Maksudnya, mesin yang bekerja lebih cepat tinimbang pertambahan penduduk. Dengan begitu, problem penyediaan pangan+sandang terpecahkan. Revolusi Industri membuktikan bahwa kemampuan manusia bisa melampaui keterbatasan natural yang muncul dari pertambahan penduduk. Sumber daya alam sifatnya terbatas. Suatu saat habis. Tapi sumber daya manusia, tak ada habis-habisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar