Kamis, 24 Januari 2013

HUJAN



Petir bersahutan dalam perjalanan. Pamulang gulita...

Menjelang malam yang basah oleh hujan, dan kilatan cahaya di angkasa. Angkot putih melaju pelan.

Kami duduk berdesakan, dengan isi benak yang sama sekali tak bersentuhan. Hujan menjadi perhatian.

Hujan memberi kabar: tak usah risau dengan rizki hari ini, ada Tuhan Pemilik Segala Maha...

Hujan, air turun berbaris-baris. Tak risau menyebar subur di bumi.

Begitu juga rahmatNya, tak putus meski sering diingkari.

Di angkot putih, kami yang berdesakan akhirnya saling bertegur-sapa. Hujan mempertemukan perbincangan.

Hujan, dan rindu tangan-tangan kecil di rumah.

Bergelayutan untuk buaian, betapa hari begitu indah untuk dilewatkan.

Hujan, hanyalah air yang turun bersama-sama. Lantas, kenapa kita membuatnya jadi berbeda?

Hujanku dan hujanmu, menjadi berbeda karena isi kepala yang tak sama.

Hujan, adalah kabar bahwa rizki Tuhan berlimpah-ruah.

Hujan, teras rumah dan suara adzan, adalah perjalanan hari yang sempurna.

Terimakasih ya Rabb...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar