Kamis, 24 Januari 2013

REDENOMINASI & SANERING


Di Buku "The End of Money" - turis dari negara angka nominal besar, cenderung lebih boros saat belanja di negara nominal kecil. Juga berlaku sebaliknya. Turis dari mata uang nominal kecil, jadi "lebih pelit" dari seharusnya saat belanja di Indonesia. Jadi angka nominal uang kita yg besar, secara tidak langsung merugikan kita saat belanja di luar dan merugikan kita saat turis belanja disini. 

Seorang teman dari Taiwan, cemas ketika menukar uangnya jadi rupiah dan dapat tukaran jutaan rupiah. Ia tidak terbiasa satuan itu. Dulu saya kira efek ini cuma perasaan perseorangan - ternyata di buku "End of Money" disebutkan bahwa hal ini berlaku umum. Karena tidak terbiasa dengan uang skala jutaan - pola belanja turis demikian menjadi tidak optimal. Mereka belanja terlalu sedikit. 

Hal serupa juga berlaku bagi kita yg bepergian ke luar negeri misalnya. Terkaget-kaget saat lihat tagihan kartu kredit karena belanja berlebih. Jadi redenominasi (penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya) yang pernah kita bahas dulu memang perlu dilakukan, tapi harus ada sosialisasi bahwa redenominasi bukanlah sanering (pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar