Senin, 21 Januari 2013

NEGERI EDAN SEJAK DULU



Dari buku Developing Country Debt and Economic Performance karya Jeffrey Sach. Sekitar 1974, Pertamina pernah berutang USD 10,5 Milyar. Kebanyakan utang jangka pendek komersial dan tidak digunakan untuk kegiatan perminyakan. Pada tahun 1975, $400 Juta alami default. Sebagai perbandingan GDP Indonesia tahun 1975 setara USD 27,3 Milyar. Bandingkan dengan utang Pertamina USD 10,5 Milyar. Jadi, di masa itu, Pertamina mengambil pinjaman komersil sebesar lebih dari 1/3 ukuran ekonomi Indonesia. Sebagai gambaran edan-nya utang itu: GDP Singapura di tahun 1975 hanya USD 5,17 Milyar. Utang Pertamina 2x lipat ekonomi Singapura.

Tahun 1974, cadangan devisa Indonesia USD 1,5 Milyar. Tahun 1975? Posisinya minus 0,7 Milyar, buat membayar utang Pertamina. Di sekitar periode itu juga ada Rupiah mengalami devaluasi, agar cadangan devisa bisa terisi kembali. Semua demi Pertamina. Bandingkan: Temasek Singapore didirikan 1975, saat ekonomi Singapore cuma USD 5,17 Milyar. Asset Temasek sekarang? Sekitar $200 Milyar.

Ironis, Dari dulu sampai sekarang, minyak ternyata selalu merusak Indonesia. Dulu dari utang Pertamina, sekarang dari subsidi BBM. Pemberi pinjaman bisa se-edan itu memberi pinjaman pada Pertamina karena ada klausul cross default tanggung renteng. Dalam klausul itu, bila Pertamina gagal membayar - maka pemerintah Indonesia yang akan menanggung semua utang. Bila pemerintah Indonesia tidak mau membayar, maka ekspor-impor Indonesia bisa terganggu. Duitnya bisa disita pengadilan.

Sudah sangat jelas utang tersebut untuk proyek mercu suar yang kemudian dikorupsi habis-habisan. Dirut Pertamina Ibnu Sutowo dan para petinggi Pertamina lainnya jelas yang paling bertanggung jawab. Ingat kasus Taher? Wajar kah Taher punya simpanan setara 11000x gaji? Janda Achmad Tahir menuntut agar $34 Juta milik suaminya di Bank Sumitomo Singapura jadi miliknya. Duit segitu tahun 70-an? Pertamina sendiri kemudian menyebutkan bahwa uang yang diperoleh Achmad Tahir mencapai $80 Juta. Itu angka yang setara 11000x gaji nya.

Temasek Singapore didirikan tahun 1974 bermodal $100 Juta. Nilai korupsi Achmad Tahir saja sudah hampir setara dengan modal pendirian Temasek. Sekali lagi, utang Pertamina tahun 1975: $10,5 Milyar. Memang negeri edan dan sudah edan sejak dulu.

Yang mau baca sendiri isi buku Jeffrey Sach tentang Utang Pertamina dan Indonesia - bisa baca di sini:
 bit.ly/NVbIcv

Tidak ada komentar:

Posting Komentar