Rabu, 06 Februari 2013

DASI


Sejarah, Latar Belakang dan Cara Mengikatnya

Di Iran, dasi dianggap kontra revolusioner sejak Shah Iran jatuh. Pria Iran ber-jas tapi tidak berdasi. Di Amerika beberapa rumah sakit melarang keras dokter memakai dasi. Mengapa? Karena dasi adalah bagian pakaian yang paling jarang dicuci. Dasi dokter dikhawatirkan menjadi medium penularan penyakit. Dengan pelarangan dasi, maka penularan penyakit dapat ditekan signifikan.

Riwayat tentang dasi, sama seperti riwayat tentang seragam, kancing dan manset di lengan kita, yaitu dari konflik militer Eropa. Di masa Perang 30 Tahun Katolik vs Protestan, Perancis menyewa serdadu bayaran dari Kroasia. Serdadu Kroasia punya ciri unik. Ciri unik tersebut adalah sepotong kain yang diikatkan di leher, sebagai penanda di medan pertempuran yang sering berlangsung kacau.

Perancis saat itu di tengah revolusi mode yang dicetus oleh Menteri Keuangan J.B Colbert, sebagai strategi dalam meningkatkan industri ekspor. Setelah merevolusi industri gelas, Colbert mengadopsi cara kerja pabrik tekstil Finlandia - sehingga terjadi perbaikan mutu kain. Pedagang kain yang berulang kali menjual kain mutu rendah - bisa dihukum dengan cara diikat di lapangan dan jadi pertunjukan umum.

Bersama dengan peningkatan mutu kain, maka diperlukan perbaikan desain dan mode. Itu sebabnya potongan kain Kroasia datang pada saat yang tepat. Kain itu disebut orang Perancis Cravat, dari bahasa Kroasia Hravati. Belum ada batas jelas antara dasi dan scarf. Dipakai oleh pria dan wanita. Pria dan wanita Perancis menggunakan Cravat yang berkembang seiring perkembangan tekstil dan mode yang diperlukan untuk pemasarannya.

Bersama dengan Perang 30 Tahun, mode ini berkembang ke seluruh Eropa kecuali negara-negara Protestan. Lalu bagaimana dengan negara Protestan?

Tahun 1660 Raja Inggris Charles II kembali dari pembuangan di Perancis, ia membawa cravat dan memperkenalkan penggunaannya di Inggris. Segera cravat jadi bagian dari busana pria Inggris yang lalu ikut menyebar ke seluruh dunia via jalur perdagangan East India Co.

Setelah Revolusi Industri, cravat jadi bagian busana wanita seperti scarf. Pria tidak mau repot, sehingga muncul bentuk baru. Kain untuk dasi pria, lebih sederhana, tipis dan kuat sehingga lebih gampang diikatkan, umumnya dari sutera Timur Jauh.

Cara mengikat pertama adalah Four-in-Knot. Paling sederhana dan katanya bisa dilakukan sebelah tangan sambil mengendalikan kuda. Four-in-Knot juga model ikatan dasi anak sekolah Inggris. Masalahnya, walau mudah, hasil ikatannya sering miring/ asimetris.

Cara mengikat yang paling umum adalah Full Windsor - dipopulerkan Duke of Windsor (Raja Edward VIII) walau telah ada sejak era kakeknya. Untuk ikatan Full Windsor, diperlukan dasi yang panjang dan tipis, karena ada 2 putaran simpul.

Kebanyakan orang tidak tahu syarat dasi ini. Kalau dasi kita pendek atau berkain tebal, sebaiknya jangan Full Windsor, karena simpulnya jadi terlalu besar/ menggantung seperti badut. Untuk dasi demikian, pakai Half-Windsor, cuma 1 putaran. Cocok untuk dasi berbahan tebal/ atau kurang panjang dan tetap terlihat rapi.

Tiap tempat punya selera berbeda. Pria Mesir suka dasi ikatan gendut dan pendek. Pria Jepang biasa pakai dasi warna pink dan putih.

Beberapa orang sebaiknya jangan pakai dasi. Penderita Glaucoma dan Retinal Detach contohnya, karena berpengaruh pada aliran darah ke mata.

Untuk belajar model mengikat dasi bisa lihat di sini: http://bit.ly/UfPDD. Sangat komprehensif. Ada banyak cara mengikat dasi. Pemilik website, Thomas Fink adalah peneliti matematika, statistik, complexity & biology. Fink bilang ada 85 cara mengikat dasi.

Beberapa tokoh sangat identik dengan dasi tertentu. Contoh paling jelas adalah James Bond 007 yang identik dengan dasi kupu-kupu (bowtie).

Harga dasi bermacam-macam. Ada yang murah sampai kelewat mahal. Yang termahal $220 ribu (ada 271 butir berlian pada dasi itu).

Saya sendiri tidak suka pakai dasi. Hanya terpaksa. Sewaktu bertugas di Tokyo dulu, saya harus pakai dasi kekantor karena hampir semua orang bekerja pakai dasi di sana. Sewaktu bertugas di Proyek PIM-2 kami juga pakai dasi di kantor Jakarta. Agar setara dengan pihak kontraktor Jepang dan para vendor asing yang datang bertamu. Istri saya tidak bisa memasangkan dasi. Saya harus belajar sendiri.

Demikian tentang dasi, dari sejarah, latar belakang, hingga cara orang mengikatnya. Semoga menghibur teman-yeman yang masih tersiksa oleh dasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar