Rabu, 06 Februari 2013

Laki-laki & Perempuan


Pernah membaca artikel di majalah Discovery 20 tahun lalu: laki-laki itu sebenarnya perempuan yang "salah hormon". Kita semua asalnya perempuan. Itu juga yang ditulis Michael Crichton dalam Jurassic Park. Mutasi genetik-lah mengubah aktivitas hormon dan menciptakan jantan dari betina.

Tentu ini menjadi kontroversial bila dibandingkan dengan apa yang dituliskan kitab suci, tapi juga menyadarkan kita tentang konteks lokal kitab suci. Kitab-kitab suci banyak ditulis di lingkungan-lingkungan yang bersifat paternalistik dan perlu identitas pembeda. Jadi seharusnya tidak perlu dimasalahkan.

Laki-laki sebagai perempuan yang "salah hormon" juga menerangkan kenapa lebih banyaknya wanita yang terperangkap di tubuh pria, ketimbang sebaliknya. Jadi para waria itu bisa jadi adalah pria yang ingin "pulang" ke kelamin asal. Dengan argumentasi ini bukan berarti minta dikasihani tapi diadaptasi.

Jaman dulu perempuan dianggap inferior karena rata-rata berusia lebih pendek dari pria. Kenapa? Karena melahirkan kasus kematiannya tinggi sekali. Sesudah era medis modern dan angka kematian saat melahirkan turun, terbukti bahwa wanita didesain untuk berusia lebih panjang daripada pria. Sikus menstruasi menolong wanita mengurangi resiko serangan jantung. Setelah menopause, resiko wanita jadi sama dengan pria.

Laki-laki - sejak dari bentuk sperma hingga dewasa - memang didesain untuk cepat dan agresif - karena ditakdirkan berusia lebih pendek. Wanita lebih bisa menahan rasa sakit dibanding pria karena didesain untuk bisa melahirkan.

Zeus boleh saja jadi Dewa Yunani paling utama, tapi dia selalu takut pada Hera, istrinya (first member of ISTI).

Masalah dengan perempuan adalah sedemikian banyak hormon dan reaksinya. Seperti pabrik kimia. Itu sebabnya masalah perempuan lebih sering hormonal.

Atas resiko usia pendek (dan agresivitas) maka terdapat dorongan laki-laki untuk menyelamatkan gen-nya - kalau perlu via poligami. Dalam menyelamatkan warisan genetik ini, laki-laki mencari perempuan cantik - karena cantik adalah refleksi dan sinyal kesehatan yang baik. Begitu juga dengan dada besar dan proporsi pinggang-pinggul seperti gitar, karena mensinyalkan kesuburan.

Perempuan pun secara evolusioner tahu hal ini, itu sebabnya muncul kosmetik - untuk mengelabui laki-laki. Juga ditemukan silicon agar terlihat lebih sexy. Alam mempermainkan kita.

Di sisi lain, perempuan pun tahu handicap dari hamil, melahirkan dan membesarkan anak, maka mereka mencari laki-laki yang berpotensi makmur. Karena menyelamatkan materi genetik masing-masing lah maka pria jadi cenderung "playboy" dan perempuan cenderung "materialistis."

Kita saling menipu. Wanita menipu dengan kosmetik - Pria menipu dengan rayuan. Kemampuan berkata-kata dengan baik (rayuan) adalah juga sinyal potensi kemakmuran. Saya sebutkan "potensi makmur" lho - jadi bisa mulainya dari tidak makmur. Setelah makmur, perempuan malah bisa merasa terancam. Hubungan sosial pria-wanita adalah seperti pasar. Saling menawarkan "dagangan" masing-masing. Dan semua sepakat ini pasar yang harus bebas. 

Jadi sekarang kita lebih paham mengapa sebagian bangsa burung, contohnya merak, suka memamerkan bulunya yang indah. Untuk menarik lawan jenis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar