Rabu, 06 Februari 2013

BANJIR


Jakarta beberapa hari ini benar-benar banjir. Dan banjir masih mengancam beberapa waktu kedepan. Mari isirahat nyinyir!

Tiba-tiba saya merasa mencintai kota ini, melihat mereka -- terutama anak-anak muda Jakarta -- yang dengan cepat bentuk jaringan pertolongan korban. Di kota yang lumpuh ini, mungkin yang belum lumpuh adalah niat menolong orang. Kepada siapa saja yang mencoba mengatasi banjir: berlomba-lombalah dalam kebaikan. Dalam ancaman banjir ini, kepada yang bertugas menjaga dan menolong, terima kasih.

Saya tak ingin menduga niat baik/ buruk pejabat yang kunjungi rakyat yang terkena musibah atau semua pihak yang coba mengatasi banjir dan dampaknya. Sebab bisakah saya menghakimi hati orang? Hari-hari ini tiap uluran tangan, dari SBY atau Jokowi atau FPI atau penduduk biasa, tak akan saya tebak-tebak niat di belakangnya. Korban perlu bantuan.

Dalam banjir ini, beberapa wilayah Jakarta tertolong berkat adanya Kanal Timur. Jokowi maju terus, tapi Foke tak perlu kita buramkan.

Banjir ini membuat saya yakin bahwa tiap batang pohon di tanah kita bukan hanya milik kita. Tak bisa kita tebang semau kita. Semoga mereka yang bikin rumah-rumah megah di wilayah Puncak - tahu apa akibatnya bagi kita semua. Kita selalu bisa belajar sesuatu dari setiap peristiwa yang terjadi - termasuk dari banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar