Rabu, 06 Februari 2013

Halusinasi & Supranatural


Selain menggunakan mata, manusia juga melihat menggunakan otak. Ada bagian bernama occipital cortex, pusat penglihatan. Penderita stroke di bagian occipital cortex, akan mengalami kebutaan - walaupun mata dan sistem syaraf mata-nya baik-baik saja.

Bagian occipital cortex ini posisinya menyilang. Mata kiri diurus cortex sebelah kanan dan sebaliknya. Yang unik bila bagian ini terganggu. Orang-orang yang occipital cortex-nya terganggu - bisa melihat sesuatu yang nyatanya tidak ada atau tidak tertangkap oleh mata. Yang "dilihat" bisa bermacam-macam, tapi biasanya hanya di satu sisi. Cuma ada di otak kita - secara riil tidak ada obyeknya. Biasa disebut halusinasi. Tapi bagi yang tidak tahu, bisa akan dianggap supranatural.

Fenomena ini disebut Hemianopia. Orang yang mengalaminya seperti melihat benda riil, padahal tidak ada. Mirip fenomena Charles Bonnet Syndrom. Pada penderita Schizophrenia, yang aktif otak bagian pendengaran. Penderita diganggu 'suara-suara' mengejek/menghasut. Ilmu pengetahuan ternyata bisa menjawab banyak pertanyaan yang muncul di masyarakat yang sebelumnya dianggap sebagai bagian dari supranatural atau melihat sosok atau mendengar suara hantu.
---
Sewaktu kecil dulu didekat rumah saya tumbuh 2 pohon beringin besar. Banyak cerita yang saya dengar mengenai “penunggu” beringin itu. Banyak yang mengaku sudah pernah melihat sosok hantu dipohon beringin itu. Tapi selama belasan tahun tinggal disana, seringkali pulang larut malam melewati kedua pohon itu, saya tak pernah melihat atau bertemu dengan “mereka”. Walau setiap lewat dibawahnya, tak urung bulu kuduk saya berdiri juga. Mungkin terpengaruh cerita orang-orang.

Besar kemungkinan mereka yang melihat hantu itu berhalusinasi. Bisa jadi mereka mengidap penyakit Hemianopia (melihat tanpa objek riil) atau Schizophrenia (mendengar suara-suara tak jelas sumbernya). Orang gila juga demikian, gangguan yang semakin parah menyebabkan depresi. Tapi tentu saja mengingat kompleksitas otak manusia, depresi dan kegilaan belum tentu disebabkan oleh satu faktor penyebab saja.

Lalu apakah orang-orang yang merasa menerima “wahyu” atau “bisikan” dari kekuatan gaib termasuk korban halusinasi? Bisa saja. Tapi saya juga pernah membaca bahwa melakukan samedi (bertapa) juga bisa menimbulkan dampak yang mirip halunisasi. Pengaruh hormonal. Nanti coba saya carikan bacaan tersebut. Tapi satu hal yang sudah pasti, perlahan ilmu pengetahuan berhasil mengungkap banyak hal yang di masa lalu masih dianggap misteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar