Rabu, 06 Februari 2013

SURGA & NERAKA


Suatu Ketika Seorang Manusia Diberi Kesempatan Untuk Berkomunikasi Dengan Tuhannya Dan Berkata, “Tuhan Ijinkan Saya Untuk Dapat Melihat Seperti Apakah Neraka Dan Surga Itu”.
Kemudian Tuhan Membimbing Manusia Itu Menuju Ke Dua Buah Pintu Dan Kemudian Membiarkannya Melihat Ke Dalam.

Di Tengah Ruangan Terdapat Sebuah Meja Bundar Yang Sangat Besar, Dan Di Tengahnya Terdapat Semangkok Sup Yang Beraroma Sangat Lezat Yang Membuat Manusia Tersebut Mengalir Air Liurnya. Meja Tersebut Dikelilingi Orang-Orang Yang Kurus Yang Tampak Sangat Kelaparan.

Orang-Orang Itu Masing-Masing Memegang Sebuah Sendok Yang Terikat Pada Tangan Masing-Masing. Sendok Tersebut Cukup Panjang Untuk Mencapai Mangkok Di Tengah Meja Dan Mengambil Sup Yang Lezat Tadi. Tapi Karena Sendoknya Terlalu Panjang, Mereka Tidak Dapat Mencapai Mulutnya Dengan Sendok Tadi Untuk Memakan Sup Yang Terambil.

Si Manusia Tadi Merinding Melihat Penderitaan Dan Kesengsaraan Yang Dilihatnya Dalam Ruangan Itu.

Tuhan Berkata, “Kamu Sudah Melihat NERAKA” Lalu Mereka Menuju Ke Pintu Kedua Yang Ternyata Berisi Meja Beserta Sup Dan Orang-Orang Yang Kondisinya Persis Sama Dengan Ruangan Di Pintu Pertama.

Perbedaannya, Di Dalam Ruangan Ini Orang-Orang Tersebut Berbadan Sehat Dan Berisi Dan Mereka Sangat Bergembira Di Keliling Meja Tersebut.

Melihat Keadaan Ini Si Manusia Menjadi Bingung Dan Berkata “Apa Yang Terjadi? Kenapa Di Ruangan Yang Kondisinya Sama Ini Mereka Terlihat Lebih Bergembira ?”

Tuhan Kemudian Menjelaskan, “Sangat Sederhana, Yang Dibutuhkan Hanyalah Satu Sifat Baik”

“Perhatikan Bahwa Orang-Orang Ini Dengan Ikhlas Menyuapi Orang Lain Yang Dapat Dicapainya Dengan Sendok Bergagang Panjang,

Sedangkan Di Ruangan Lain *Orang-Orang Yang Serakah Hanyalah Memikirkan Kebutuhan Dirinya Sendiri.

---
Menurut saya, belum ada yang benar-benar mengetahui seperti apa wujud surga atau neraka itu nantinya. Hampir setiap agama di dunia mengisahkan hal yang sama dengan versi berbeda-beda. Kaum nasrani sering menggambarkan surga seperti taman firdaus tempat malaikat dan bidadari memainkan harpa. Kalangan masyarakat muslim (ketika saya masih kecil) sering menggambarkan taman firdaus yang sama dengan gunung roti, kolam madu dan lautan susu. Ditumbuhi banyak pohon kurma yang tinggal dipetik buahnya. Mengapa kurma ya, bukan mangga yang lebih saya sukai? 

Tapi selalu ada yang sama dalam menggambarkan surga, yaitu untuk kaum lelaki tersedia banyak bidadari yang cantik jelita. Sementara apa yang tersedia untuk kaum wanita tidak begitu jelas. Mungkin tudingan bahwa dalam prakteknya agama-agama lebih di dominasi kaum pria ada benarnya. Didalam bahasa Inggris, mereka menyebut Tuhan dengan “He” (dia laki-laki) dan bukan “She” (dia perempuan). Sementara neraka hampir mirip gambarannya, api yang teramat panas membakar tubuh manusia. Tapi semua gambaran itu masih bersifat fisik atau jasmaniah. Musik, makanan, seksualitas lebih menggambarkan kebutuhan jasmani manusia. Pemuasan atas nafsu manusiawi. 

Padahal setelah kematian, katanya, hanya ruh manusia yang akan kembali kealam akherat. Kita memasuki alam rohaniah. Apakah dialam sana masih ada nafsu manusiawi sehingga kita masih memerlukan bidadari sebagai pemuas nafsu seksual? Atau makanan-minuman lezat sebagai pemuas dahaga? Entahlah. Saya juga masih belum bisa membayangkannya. Gambaran tentang surga-neraka yang saya baca dan dengar masih berupa tafsiran atau interpretasi yang seringkali berbeda-beda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar