Selasa, 12 Februari 2013

POLITIK


Tatkala kebencian diusung sebagai bendera suatu partai politik/ media, maka kebencian berubah menjadi alat propaganda yang perkasa.

Untuk melindungi eksistensinya, dan tidak menjadi alat politik, media harus (kembali) mendengarkan suara kebenaran yang jernih. Jika kepentingan politik berpadu dengan media, apa yang akan terjadi? Bagaimana kita bisa memilah kebenaran dengan jernih?

Ketika api kedengkian menyala dalam pikiran manusia, maka ia akan membahayakan orang lain dan diri sendiri. Bagi yang suaranya lemah, yang tidak punya alat untuk membangun opini, mereka harus bekerja keras untuk menyajikan kebenaran. Untuk apa? Karena di dunia yang gaduh, dan dalam kegilaan, banyak kebenaran yang di coba disembunyikan.

Politik itu seharusnya pertarungan ide kebijakan dan kepercayaan. Bukan menistakan pribadi atau kelompok lain, bukan menipu. Di negeri ini politik 'penistaan' telah menjadi alat propaganda yang perkasa. Duh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar