Senin, 15 Juli 2013

Perayaan Ulang Tahun


Tentang perayaan ulang tahun, karena sudah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat (termasuk umat Islam) negeri ini, kita sudah bisa menempatkannya sebagai bagian dari budaya kita sendiri. Apalagi mereka yang merayakan tidak meniatkannya sebagai bagian dari peribadatan atau ritual keagamaan. Hanya sebatas silaturahim, saling mendoakan dan syukur-syukur menjadi momen untuk introspeksi dan kontemplasi.

Budaya selalu merupakan percampuran antara yang datang dari luar dan yang muncul ditengah masyarakat itu sendiri. Sepanjang yang diketahui sejarah, masyarakat negeri ini sejatinya penganut animisme. Agama-agama dan kebudayaan lain yang datang kemudian merupakan pengaruh dari luar yang kemudian menyatu menjadi bagian dari budaya baru negeri ini. Merayakan ulang tahun bisa dianggap sebagai salah satu diantaranya.

Dalam urusan dunia kita dianjurkan Nabi, untuk belajar kepada siapa saja dan dari mana saja. Dalam masalah agama kita harus hanya berpegangan kepada sumber-sumber suci, baik Kitab ataupun Sunnah.

Seorang Muslim bebas mengambil dan menggunakan pemikiran dan tata cara yang baik dari siapa dan mana saja. Kita dilarang membuat cara ibadat sendiri, karena hal itu membuat bid’ah yang terkutuk. Dalam ibadat kita harus hanya mengikuti kitab suci dan Sunnah (tentu saja sepanjang pengertian dan pemahaman yang dapat kita peroleh).

Kita tidak dibenarkan melarang sesuatu yang dibolehkan Allah, dan tidak dibenarkan membolehkan sesuatu yang dilarang Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar