Senin, 15 Juli 2013

BERPIKIRLAH


Menurut Thomas Alfa Edison, hanya 5 persen diantara kita - manusia - yang berpikir; 10% berpikir bahwa mereka telah berpikir; sementara sisanya yang 85% lebih memilih mati dari pada harus berpikir. “Only 5% of the people think; 10% of the people think they think; the other 85% would rather die than think.” Betul apa ngga ya? Mengapa demikian?

Jadi sepertinya untuk masuk ke yang 5 % ada banyak cara: Harus berani cari sekolah yang bagus. Sekolah itu bisa dimana saja dengan cara belajar yang berbeda-beda. Sekolah itu bisa institusi sekolah, bisa juga non sekolah, termasuk menempa diri, menghadapi berbagai kesulitan tanpa bantuan keluarga.

Setiap orang punya cara belajar yang berbeda-beda, yang jelas memorizing (menghafal) is not a good way of thinking.

Berani bereksperimen dan kesasar adalah salah satu cara untuk mnghidupkan kemampuan berpikir. Berpikir terbuka, mau menerima segala perbedaan pandangan, bahkan mengkoreksi diri adalah salah satu cara menghidupkan otak.

Berdebat dengan menutup mata hati dapat mematikan logika, sehingga terperangkap dalam dogma. Melatih diri berpikir artinya mencari solusi-solusi baru, melihat "jendela" pada setiap dinding, atau tembok yang tinggi. Menyetel (setting) otak menjadi tumbuh artinya berani menghadapi tantangan baru, tidak cepat menyerah menghadapi kesulitan.

Membaca buku-buku baru dengan pandangan-pandangan baru termasuk melatih berpikir, juga buku-buku lama yang merubah cara berpikir tentunya.

Berbisnis atau melakukan usaha, berwirauaha jelas melatih berpikir, apalagi bila tak punya uang, koneksi, dll. Mengambil pekerjaan dirantau jelas melatih berpikir untuk hidup. Bekerja di sektor-sektor kreatif pada bagian yang menuntut kreativitas seperti mnjadi wartawan, creative art, advertising, dll, akan mengasah berpikir.

Bekerja pada unit-unit yang rutin seperti pabrik dengan otomatisasi, menjadi PNS yang bekerja prosedural, atau bagian protocol, bisa mematikan cara berpikir. Bekerja di bagian accounting yang mengandalkan prosedur rutin juga mematikan creative thinking. Bagian Finance lebih dinamis.

Berada di lingkungan "pedalaman" yang jarang berinteraksi dengan dunia luar atau orang-orang baru bisa menghambat kemampuan berpikir. Mengekspos diri pada orang-orang baru, berada di jajaran "pesisir" institusi kita, mengasah diri sehingga membuat kita selalu berpikir.

Biasa mendikte anak apa yang harus dilakukan berarti membunuh cara berpikirnya, membuat ia lumpuh tak berpikir. Anak yang biasa menerima dikte keluarga, termasuk orangtua dapat membuat otaknya lumpuh. Berontaklah bila perlu demi berpikir. Berontak dengan damai berbeda dengan amarah. Berontak dengan amarah hanya menghasilkan luka batin yang menyakitkan.

Lingkungan pertemanan yang salah, yang dimanjakan atau yang cara berpikirnya sempit, dapat mematikan kemampuan berpikir. Keluarlah.

Mengharapkan (bagi penerima) dan menjanjikan (bagi pemberi) WARISAN dapat membuat manusia malas berpkir, hidup dari kaki sendiri.

Jadi latihlah diri berpikir. Yang meletihkan itu menghafal, bukan bepikir. Berpikir itu fun dan...pokoknya asyik deh. Orang yang berpikir tidak perlu dahinya berkerut, mukanya kecut. Yang berpikir itu banyak senyum, lucu, kreatif dan banyak teman.

Selamat berpikir dan tetaplah terbuka, kreatif, tegas dan banyak senyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar