Senin, 15 Juli 2013

Ekspresi Wajah Laki-laki & Perempuan


Billboard iklan-iklan rokok rata-rata menggambarkan wajah sangar sebagai wajah laki-laki yang maco. Apakah wajah laki-laki memang harus sangar? Sebaliknya, apakah wajah perempuan harus lembut? Apakah tidak boleh ada perempuan berwajah sangar?

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa ekspresi wajah laki-laki sangat dipengaruhi oleh hormon testosteron yang memang lebih banyak ketimbang perempuan. Sejak masa kanak-kanak, otak laki-laki mendapat kesimpulan bahwa bertindak dengan tenang dan menyembunyikan ketakutan adalah wajah maskulin. Khususnya sejak testosteron meningkat tajam di usia 13 tahun, laki-laki memasang wajah untuk memastikan bahwa dia menyimpan emosi untuk dirinya sendiri. Laki-laki melatih otot-otot wajahnya untuk menutupi ketakutannya, karena laki-laki secara evolusioner harus memperlihatkan kekuatannya dan sikap percaya diri.

Dan karena otot wajah dikontrol oleh sirkuit emosi di otak, sekarang saintis berhasil mempelajari emosi manusia dengan mengukur otot-otot ini. Dalam beberapa riset, peneliti menempatkan elektroda di otot senyum (zygomaticus) dan otot marah /seringai (currugator) pada lakilaki dan perempuan. Kemudian peneliti mencatat aktifitas elektrik otot wajah ketika laki-laki dan perempuan melihat foto yang secara emosional provokatif.

Yang mengejutkan, justru reaksi wajah emosional pada 1/5 detik pertama (sangat singkat dan tidak disadari), laki-laki lebih bereaksi ketimbang perempuan. Tapi, saat eksperimen berlangsung selama 2,5 detik, masuk rentang pemrosesan sadar, wajah laki-laki kurang responsif dibandingkan perempuan.

Peneliti menyimpulkan, secara sadar atau setidaknya secara setengah sadar, laki-laki berusaha menyembunyikan emosi dari ekspresi wajah mereka. Otak laki-laki telah melatih diri sejak masa kanak-kanak untuk menyembunyikan dan mematikan emosi wajah mereka.

Sebaliknya, ekspresi wajah perempuan tidak hanya berlanjut untuk menggambarkan emosi mereka sebagai respon terhadap foto yang ditunjukkan peneliti. Bahkan, wajah perempuan secara disadari membesar-besarkan hal itu, dari sesungging jadi senyuman lebar, atau dari cemberut jadi ekspresi dongkol.

Para perempuan telah mempraktekkan ekspresi wajah yang emosional responsif itu sejak mereka masih kanak-kanak, di bawah kendali sirkuit otak emosi. Dan wajah dingin laki-laki membuat perempuan cenderung berfikir bahwa mereka ‘tertantang secara emosional’ dan semakin ingin menunjukkan emosi.



Tapi apa gunanya? Karena laki-laki akan tetap cenderung secara otomatis menyimpan perasaan mereka sendiri dari wajahnya. Makin dongkollah perempuan…LOL.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar