Senin, 15 Juli 2013

HIV/ AIDS


Kasus AIDS pertama kali dilaporkan oleh USCDC, 5 juni 1981, terjadi pneumonia yang unik pada 5 orang pria homoseksual di Los Angeles. Awalnya, CDC tidak mempunyai nama untuk sindroma yang mereka temukan, mereka merujuk fenomena ini berasal dari kelainan kelenjar getah bening. Dari penelitan-penelitian terhadap kelenjar getah bening itu, akhirnya CDC menemukan sindroma ini disebabkan oleh virus, tapi mereka belum tahu virus apa. Fakta-fakta yang didapat CDC dirilis di masmedia, mereka menyebut dengan ‘4H disease’ semua pasien berhubungan dengan Haiti, Homoseks, Hemofili & Heroin.

Dari pers saat itu muncul istilah Gay Related Imuno Deficiency (GRID), nah dari sini lah stigma kepada penderita HIV/ AIDS dimulai! Setelah didapati bahwa penyakit ini ternyata tidak hanya terjadi pada komunitas homoseksual, Pada September 1982 CDC mulai memakai nama AIDS. Meski sejak september 1982, US Centre for Disease Control mulai memakai nama AIDS, tapi sindroma ini sudah terlanjur diberi stigma oleh masyarakat.

Sejak saat itu muncul berbagai spekulasi tentang asal-usul penyakit AIDS ini, mulai dari yang rasional sampai yang aneh-aneh. Ada hipotesis kontroversial yang menyebutkan bahwa epidemi AIDS muncul secara tidak sengaja, 1950-an di Kongo Belgia oleh penelitian Hilary Koprowski. Secara ilmiah, skenario yang menyebutkan virus HIV muncul dari vaksin polio ini tidak didukung oleh bukti yang memadai. Riset belakangan mendukung bahwa HIV kemungkinan besar menyebar dari Afrika ke Haiti dan kemudian masuk Amerika Serikat sekitar tahun 1969.

Lha terus, makanan apakah sebenarnya AIDS itu? AIDS adalah singkatan dari "acquired immunodeficiency syndrome", sedangkan HIV adalah kependekan dari "human immunodeficiency virus." AIDS adalah kumpulan gejala-gejala penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh virus HIV. AIDS akan mengurangi bahkan menghilangkan efektivitas sistem kekebalan tubuh dan membuat seseorang rentan terhadap infeksi oportunistik dan tumor.

HIV ditularkan melalui kontak langsung antara membran mukosa atau aliran darah dengan cairan tubuh yang terinfeksi oleh HIV. Cairan tubuh yang bisa menularkan virus HIV ini antara lain: darah, cairan sperma, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu, dll.

HIV menular via hubungan seks (vaginal/anal/oral), transfusi darah, jarum suntik terkontaminasi, pertukaran darah ibu-bayi selama kehamilan. HIV juga tidak jarang menular pada proses melahirkan, menyusui atau paparan lainnya dengan cairan tubuh. Tidak melulu aktifitas seksual saja.

Meskipun saat ini pengobatan untuk AIDS/ HIV sangat membantu penderitanya, tapi belum ada vaksin atau obat yang benar-benar efektif. Pengobatan antiretroviral saat ini mengurangi tingkat kematian dan angka kesakitan akibat infeksi HIV, secara signifikan. Masalahnya adalah obat ini mahal dan akses terhadap pengobatan antiretroviral tidak tersedia di semua negara.

Karena sulitnya mengobati infeksi HIV, maka pencegahan infeksi hingga saat ini bisa dikatakan sebagai kunci dalam mengendalikan pandemi AIDS. Upaya-upaya seperti memromosikan seks yang aman dan penggunaan jarum dengan hati-hati sangat bermanfaat untuk memperlambat penyebaran virus HIV.

AIDS adalah keadaan paling parah pada infeksi HIV. Retrovirus HIV menginfeksi terutama organ-organ vital sistem kekebalan manusia. Tanpa antiretroviral, rata-rata perkembangan dari infeksi HIV ke AIDS adalah 9-10 tahun, dan harapan hidup rata-rata setelah AIDS terjadi hanya 9,2 bulan! Dengan terapi antiretroviral seorang pemain basket profesional di amerika yang terdiagnosa terinfeksi HIV sejak 1988, sekarang masih segar bugar.

3 jalur utama penularan HIV: kontak seksual, paparan dengan cairan tubuh/ jaringan terinfeksi, dan dari ibu ke janin/ anak selama menyusui. WHO memperkirakan bahwa sekitar 25% dari semua infeksi HIV di sub-Sahara Afrik ditularkan melalui suntikan yang sembrono!

Karena itu, Majelis Umum PBB mendesak negara-negara di dunia untuk melaksanakan tindakan pencegahan penularan HIV oleh petugas kesehatan. Petugas kesehatan, dokter (terutama yang melakukan tindakan pembedahan) dan perawat adalah profesi-profesi yang beresiko tinggi terinfeksi HIV.

Mari kita melawan HIV/AIDS dan bukan melawan orang yang terinfeksi oleh virus ini. Prinsip yang (mungkin) sederhana: jangan sampai tertular HIV, tapi kalau tertular jangan menyebarkannya. Kita punya tanggung jawab yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar