Selasa, 25 Maret 2014

Tafsir Mimpi


Bagi Ibnu Sirin mimpi adalah teropong untuk melihat masa depan, sedangkan bagi Freud mimpi merupakan cerminan masa lampau. Sama-sama menafsir!

Banyak orang percaya bahwa mimpi adalah pesan terselubung, entah berhubungan dengan masa lalu atau masa yang akan datang. Pendapat bahwa mimpi adalah ‘pesan’ terselubung, dan karena itu ada yang mengklaim bisa "membaca" pesan tersebut, hal ini mempunyai sejarah yang panjang.

Dan pandangan kuno bahwa mimpi mengandung pesan terselubung justeru mendapat legitimasi dari teori mimpi Sigmund Freud. Freud percaya bahwa mimpi dipicu oleh keinginan yang tidak dapat diterima (sering kali bersifat seksual) yang terpendam atau ditekan. Menurut Freud, karena mimpi merepresentasikan keinginan-keinginan yang tidak dapat diterima, maka mimpi kita adalah versi terselubung dari keinginan tersebut.

Yang dimaksud Freud disini: bahwa mimpi yang kita alami (mimpi manifes) semata-mata merupakan versi terselubung dari impian-impian riil (mimpi laten). Kata Freud lagi, ada sebuah sensor tak sadar yang menutupi dan mengurangi informasi dari impian nyata kita sehingga kita dapat terus memikulnya.

Freud menyimpulkan bahwa salah satu kunci untuk memahami masalah psikologis seseorang adalah dengan memaparkan makna mimp-mimpi mereka melalui interpretasi.

Tapi sebenarnya TIDAK ADA bukti meyakinkan untuk teori mimpi ala Freud ini, bahkan ilmu otak 1890an yang jadi fondasinya, sekarang sudah kadaluwarsa!

Bagaimanapun, teori mimpi Freud telah menjadi dasar bagi banyak cerita menarik, akibatnya, menyebar luas melalui media hiburan dan komunikasi. Media hiburan dan komunikasi telah berhasil membuat publik yakin bahwa teori mimpi Freud itu seolah-olah nyata dan merupakan kebenaran. Film-film hollywood misalnya, mempunyai peranan besar dalam memasarkan teori mimpi ala Freud, sehingga banyak orang yakin begitulah kebenarannya. Jadi ya wajar saat ini banyak yang menerima gagasan bahwa mimpi terdorong kepermukaan dari bawah sadar yang bermasalah.

Memang mengagumkan, bahwa teori mimpi Freud ini diterima secara luas dalam kurun waktu lebih seratus tahun terakhir. Pada akhir tahun 1980an, sebenarnya sudah ada alternatif modern tentang interpretsai mimpi, hanya saja tenggelam oleh gagasan Freudian.

Alternatif penjelasan mimpi modern itu yang disebut sebagai ‘activation-synthesis theory’ yang diajukan oleh Hobson tahun 1989. Teori Hobson berdasar observasi bahwa selama tidur REM banyak sirkuit batang otak yang jadi aktif dan membombardir korteks dengan sinyal-sinyal neural.

Esensi dari activation-synthesis theory ini adalah bahwa informasi yang dipasok ke korteks selama tidur REM kebanyakan bersifat acak. Jadi menurut teori Hobson, mimpi adalah upaya korteks otak untuk memahami sinyal-sinyal yang acak. Dengan kata lain mimpi muncul secara acak.

Teori sintesis aktivasi tidak menyangkal bahwa mimpi mempunyai makna, tapi teori ini berbeda dengan Freudian dalam hal letak makna itu ditempatkan. Meskipun terjadi secara acak, menurut teori mimpi Hobson ini, sinyal-sinyal yang acak tersebut menciptakan sebuah cerita yang koheren. Sebagian orang percaya bahwa mimpi hanya berlangsung sangat sebentar, tapi penelitian menunjukkan bahwa mimpi berjalan sesuai “waktu riil”.

Dan fenomena mimpi yang selama berabad-abad menjadi subyek spekulasi, pada akhirnya diangkat sebagai penelitian ilmiah yang dapat diakses, naurosains!

Jadi bolah boleh saja ahli nujum atau siapapun menafsirkan mimpi, tapi ilmu pengetahuan mempunyai penjelasannya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar