Selasa, 25 Maret 2014

Beda Partai Beda Sikap


Negara kita termasuk di urutan atas sebagai negara paling korup di dunia. Seringkali saya mempertanyakan hal ini, mengapa begitu? Mengapa di negara yang hampir semua penduduknya beragama, mayoritas muslim, tetap saja menjadi negara paling korup? Perlahan tapi pasti saya mulai memahami. Bagaimana hukum bisa tegak di negeri ini, kalau kalangan parpol yang katanya berbasis agama saja justru melakukan perlawanan terhadap aparat penegak hukum seperti KPK ketika petinggi/ kadernya ada yang terpaksa harus berurusan dengan hukum?. Ketika agama menjadi formalitas dan dimanfaatkan sebagai daya tarik untuk menggaet masa pendukung, maka agama tersebut kehilangan ruh-nya.

Seorang adik ipar saya ketika masih gadis pernah di bujuk masuk kelompok keagamaan tertentu. Dia rajin ikut kegiatan pengajian bersama mereka. Lama kelamaan dakwah yang disampaikan mulai mengarah ke pembentukan negara berdasarkan agama. Dijelaskan bahwa sekarang kelompok mereka tengah berjuang melawan kelompok lain yang kini tengah berkuasa. Bahwa sebenarnya kelompok berkuasa itu bukan dari kalangan agama yang sejati, dan karenanya boleh dianggap sebagai musuh. Indoktrinasi seperti ini mulai dilakukan secara perlahan, bertahap dan terprogram.

Lalu apa yang menyebabkan adik ipar saya akhirnya memutuskan keluar dari kegiatan kelompok itu? Karena melihat para petinggi mereka malah sering meninggalkan kewajiban agama yang rutin seperti shalat 5 waktu, dll. Tentu saja mereka punya alasan pembenaran, tidak diwajibkan shalat ketika berada dalam peperangan. Dan mereka menempatkan situasi saat itu tengah dalam peperangan. Entah sampai kapan peperangan itu akan berakhir, tapi selama itu pula mereka merasa diizinkan untuk tidak melaksanakan kewajiban agamanya. Logika yang aneh. Tapi seringkali agama dipahami secara aneh ketika logika dipadamkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar