Sabtu, 31 Januari 2015

Pilihan Investasi: Asuransi atau Investasi (1)

Investasi dan Asuransi adalah dua hal yang jauh berbeda. Sehingga membutuhkan pendekatan bahkan mindset yang berbeda. Kesalahan menyikapi perbedaan Asuransi dan Investasi pada umumnya menghasilkan kekecewaan, bahkan kerugian finansial. Sayangnya banyak perusahaan yang saat ini justru mencampur adukkan Asuransi dan Investasi. Ujung-ujungnya nasabah yang kecewa.

Pendekatan Asuransi harusnya adalah pendekatan untuk meminimalisir resiko. Disini nilai "pertanggungan" jadi concern utamanya. Sedangkan pendekatan Investasi adalah pendekatan keuntungan. Disini "imbal hasil" merupakan concern utamanya. Memang dalam berinvestasi kita juga harus mempertimbangkan faktor resiko. Tapi di Asuransi kita murni memikirkan faktor resiko itu.

Saat ini banyak produk unit link yang mencampur adukkan antara Asuransi dan Investasi. Kesan awalnyanya sangat menyenangkan. Sebab selain dapat asuransinya kita juga dapat keuntungannya. Tapi hasilnya seringkali adalah, pertanggungannya tidak maksimal dan investasinya pun jauh dari memuaskan. Alias rugi. Yang terjadi pada akhirnya adalah saling menyalahkan antara agen dan nasabahnya. Si nasabah menyalahkan agen karena merasa tertipu, sedangkan agen menyalahkan nasabah karena tidak teliti baca klausul perjanjian.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Ya karena sejak awal inovasi perusahaan-perusahaan tersebut mencampur adukkan Asuransi dan Investasi itu sudah salah. Nasabah seringkali akhirnya menyalahkan agent, tapi perlu diingat bahwa agent adalah pihak yang terlibat konflik kepentingan. Kepentingan agent adalah bagaimana secepat mungkin dan sebanyak mungkin melakukan closing. Jadi calon nasabah juga harus sadar tentang ini. Pada akhirnya yang dipertaruhkan disini tetap saja uang nasabah. Jadi tidak terlalu tepat juga jika hanya agent yang disalahkan.

Lalu bagaimana unit link ini bisa tidak maksimal atau merugikan nasabah? Secara logika sederhana bisa ditebak sebenarnya. Dalam unit link kita membayar sejumlah uang dan uang tersebut dibagi untuk dua tujuan yang berbeda, Asuransi dan Investasi. Artinya uang yang kita bayarkan tidak sepenuhnya untuk Asuransi atau Investasi. Dibagi sesuai paket yang kita pilih. Dengan demikian jelas sudah perlindungan asuransi kita tak akan sesuai dgn uang yg kita bayarkan. Lalu bagaimana dari segi investasinya? Disinilah justru masalah terbesarnya. Sebab kita tidak mampu mengontrol investasi kita.

Setiap tahun kita hanya terima laporan hitung-hitunganan perkembangan investasi kita versi perusahaan asuransi tersebut. Hitung-hitungannya pun bersifat general, tidak detail. Intinya kita cuma boleh percaya bongkokan saja pada hitung-hitungan versi perusahaan tersebut. Dan tentu saja baik untung maupun rugi, pihak perusahaan memotong fee tertentu untuk perusahaan. Ingat, baik untung maupun rugi.

Seringkali kita terkaget-kaget sendiri dengan hitung-hitungan mereka. Tapi mau apalagi, kita hanya berhak percaya pada hitung-hitunganan versi mereka. Jadi kesimpulannya untuk unit link ini adalah, perlindungannya tidak maksimal dan investasinya pun kita tidak bisa kontrol.

Lalu bagaimana kita harus bersikap? Tentu asuransi penting dan investasi-pun penting. Tapi asuransi dan investasi yang bagaimana? Dalam berinvestasi dan berasuransi kami ada tips sederhana agar Anda "selamat". Begini tipsnya:

Sebelum tanda tangan kontrak asuransi atau investasi Anda adalah "tuan" uang Anda sendiri. Namun setelah tanda tangan tidak lagi. Tips tersebut harus jadi pegangan agar Anda "selamat". Tak ada gunanya mengomel belakangan setelah sign kontrak.

Jadi sebelum berasuransi atau berinvestasi hilangkan semua perasaan "tidak enak" pada agent yang menawarkan. Ini poin tersulit sebab biasanya agent yang menawarkan asuransi adalah kerabat atau kenalan baik kita. Disinilah justru letak "jebakannya".

Dalam berasuransi atau berinvestasi pastikan betul keputusan anda adalah "rational decition" bukan "emotional decision". Sebab yang dipertaruhkan disini adalah uang Anda, bukan uang agent. Andalah pemegang resiko disini. Pastikan Anda benar-benar cerewet menanyakan hak dan kewajiban. Pastikan kontrak yang akan Anda tangani SAMA dengan draft yang diberikan sebelumnya.

Tanyakan resiko-resiko dan sanksi yang Anda akan terima jika terjadi telat bayar. Lalu cek apakah penjelasan agent tertuang dalam kontrak. Jika ada kejanggalan atau masih ada perasaan kurang sreg jangan pernah menandatangani apapun. Ingat, Anda tak butuh buru-buru tanda tangan.

Sekali lagi ingat, buang jauh-jauh perasaan tidak enak atau ewuh pekewuh pada agent Anda. Siapapun dia. Yang jadi masalah seringkali agent justru mendorong calon nasabahnya untuk membuat "emotional decision". Maka calon nasabahlah yang harus kuat. Itu tadi sekedar tips sederhana tapi penting sebelum memutuskan tanda tangan kontrak Asuransi.

Lalu Asuransi atau Investasi seperti apa yang layak kita ambil? Sesuai penjelasan awal tulisan ini, kami tidak menyarankan ambil unit link. Pastikan benar niat Anda berasuransi atau berinvestasi? Pastikan Asuransi hanya untuk perlindungan dan Investasi untuk cari keuntungan. Untuk Asuransi pilihlah yang benar-benar memberikan perlindungan maksimal dari nilai uang yang Anda bayarkan.

Dalam berasuransi Anda tidak perlu berpikir tentang "uang kembali", sebab manfaat perlindungan yang didapat memang harus dibayar. Jadi anggarkan saja uang Anda untuk mendapat perlindungan Asuransi. Dan tak perlu berharap uang tersebut kembali. Pastikan seluruh uang yang Anda bayarkan habis untuk manfaat perlindungan, bukan untuk tujuan investasi. Hanya dengan cara ini Anda bisa mendapatkan manfaat perlindungan maksimal dari Asuransi. Sesuai uang yang Anda bayarkan.

Bagaimana jika pihak agent ngotot menawarkan campuran asuransi dan investasi (unit link) karena perusahaannya tidak menyediakan produk asuransi murni?. Maka jawabannya kembali ke poin sebelumnya. Andalah yang berkuasa pada uang Anda sebelum kontrak ditanda tangani. Cari Asuransi lain. Ingat, pilih asuransi murni bukan unit link. Dan uang yang Anda bayarkan tidak perlu kembali. Perlakukan sebagai anggaran perlindungan rumah tangga.

Lalu perusahaan Asuransi apa yang sebaiknya dipilih? Saya tak bisa menyebut merek tapi ada sedikit tips lagi disini. Pilihlah perusahaan Asuransi yang sudah berumur panjang dan punya rekam jejak bagus. Terutama dalam hal membayar klaim nasabahnya. Hindari perusahaan Asuransi yang pernah mempersulit klaim nasabah. Silakan lakukan survey terlebih dahulu.

Hindari dengan sangat perusahaan asuransi yang merupakan ekspansi usaha pengusaha yang sedang sukses saat ini. Perusahaan asuransi semacam itu biasanya merupakan sumber pembiayaan bagi si pengusaha. Istilah gampangnya, sapi perah. Kita tentu ingat kasus perusahaan asuransi yang hancur bersamaan dengan hancurnya bisnis si pengusaha tersebut. Bisa saja sang pengusaha saat ini sukses besok jatuh. Sementara asuransi sifatnya jangka panjang. Jadi jangan terpukau dengan kekinian.

Kesimpulannya untuk memilih Asuransi:

1. Pilih asuransi murni.
2. Pilih perusahaan asuransi yg berumur dan punya record bagus.

Selesai dengan Asuransi, nanti kita lanjutkan dengan Investasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar