Sabtu, 31 Januari 2015

Genealogy dan Kelahiran Muhammad SAW (1)

Jadi, pada awalnya, Abraham membawa Hagar dan putra mereka, Ismael, keluar dari tanah Kanaan karena perselisihan dengan Sarah. Mereka berjalan ke arah selatan, dan setelah kurang lebih 40 hari perjalanan dengan unta, mereka berhenti di suatu lembah kuno. Lembah gersang yang dikelilingi bukit-bukit di tengah padang pasir. Lembah yang terletak pada rute jalur perdagangan dari Yaman (Felix Arabia) ke Syam (Syria). Lembah yang dikenal orang dengan nama Becca. Di situlah Abraham meninggalkan Hagar dan bayi mereka, untuk kembali ke tanah Kanaan.

Atas perintah Tuhan, Abraham meninggalkan Hagar dan Ismael di lembah Becca. Setelah beberapa lama, ibu dan anak tersebut kehabisan air. Hagar berlari antara dua bukit terdekat mencari sumber air, tanpa hasil. Tuhan tak menyia-nyiakan hambaNya. Menurut legenda, Jibril diutus. Di dekat bayi Ismael yang berbaring ditinggal ibunya mencari minum, Jibril menjejak tanah. Keluarlah sumber mata air. Zamzam. Oleh Hagar, dibendunglah aliran air tersebut menjadi oase. Kehadiran oase tersebut mengundang suku-suku pengembara untuk singgah di lembah Bakka.

Salah satu suku awal yang singgah, suku Jurhum. Mereka menetap di Bakka, dan menganggap Hagar dan Ismael sebagai pemilik sah oase tersebut. Di kemudian hari, Ismael dewasa menikahi putri kepala suku Jurhum, dan memperoleh 12 putera: Nabit, Qedar, Edbael, Mebsham, dll.

Sepanjang hidup, beberapa kali Abraham mengunjungi Ismael di lembah Bakka. Pada suatu kunjungan, ia diperintah Tuhan membangun "rumah Allah". Suatu bait suci, tabernacle pertama, tempat manusia menyembah Tuhan yang satu. Bersama Ismael, Abraham membangunnya, suatu bangunan kubus. Kabah, kurang lebih berarti "kubus". Pondasinya dibangun Abraham dengan sangat kokoh dari bebatuan gunung sekitar, membentuk formasi punuk unta. Kabah, sepanjang sejarah telah mengalami belasan kali knockdown/renovasi, tapi yang tidak berubah adalah fondasinya. Fondasi Abraham, tetap tegak menjunjung bangunan Kabah sejak 4000 tahun yang lalu hinggi kini.

Dinasti aliansi Ismael-Jurhum bertahan memegang kekuasaan di Bakka selama 20 abad. Keturunan Ismael yang menjadi custodian bait Allah di Bakka adalah Qidar. Sekitar 40 generasi di bawahnya, tersebutlah Adnan dari bani Qidar. Adnan yang memerintah di Bakka ketika bait suci kedua di Yerusalem dijarah oleh Nebukadnezzar, sekitar abad ke-6 SM. Kekuasaan politik aliansi bani Adnan-Jurhum berakhir sekitar abad ke-2M ketika suku Khuzaah mengusir suku Jurhum keluar Bakka. Sejak saat itu Bakkah dan Kabah berada di bawah kekuasaan bani Khuzaah. Bani Adnan sebagai keturunan Ismael diperbolehkan tinggal.

Selama Abraham dan Ismael masih hidup, monoteisme dipegang kuat-kuat oleh anak-anak Ismael dan penduduk lembah Bakkah. Seiring waktu, berbagai pengaruh pagan sekitar mulai mencampuri monoteisme di Bakkah. Puncaknya pada masa bani Khuzaah. Kepala suku Khuzaah, Amir bin Luay, membawa berhala Moabite dari Syam dan ditaruh di dalam Kabah. Ia beri nama berhala besar itu: Hubal. Penyembahan kepada Tuhan yang satu di Kabah lambat laun berganti menjadi penyembahan berhala.

Sejak jaman Ismael, anak cucu Isaak di tanah Kanaan menziarahi Kabah di lembah Bakkah, sebagai sanctuary yang dibangun ayah mereka, Abraham. Sejak Kabah dikotori berhala-berhala, sejak saat itulah kaum Yahudi berhenti menziarahi Kabah. Sejak Yerusalem dijarah Nebukadnezar, selain ke Persia, terjadi gelombang eksodus kaum Yahudi ke lembah Bakkah dan sekitarnya. Namun seiring pencemaran Kaabah, kaum Yahudi enggan tinggal di Bakkah. Mereka menyebar ke utara Bakkah, menetap di Khaibar, Fadak. Sebagian menetap di "tanah subur tempat pohon kurma tumbuh yang diapit dua bukit batu hitam", di antara lembah Bakkah dan Khaibar. Di tanah itulah konon dinubuwwahkan nabi akhir zaman akan berhijrah.

Kembali ke Bakkah, kekuasaan politik kaum Khuzaah berlangsung sekitar 3 abad. Circa tahun 400 M, salah seorang keturunan bani Adnan, Qussay bin Kilab, menikahi putri pemimpin Khuzaah. Didukung baik oleh bani Adnan sebagai keturunan Ismael, maupun oleh suku Khuzaah, Qussay mengambil alih kekuassan politik di Mekkah (Bakkah). Qussay keturunan Nadr bin Kinanah dari bani Adnan, yang digelari Quraisy. Sebelum Qussay, keturunan Quraisy hidup menyebar di luar Mekkah.

Qussay memerintahkan agar semua keturunan Quraisy membangun rumah di lembah Mekkah, di sekeliling bait suci. Secara khusus ia mengajak adiknya: Zuhrah, pamannya: Taym, Amir, sepupunya: Makhzum, dan kerabat-kerabatnya: Adiy, Sahm, Jumah. Klan-klan tersebutlah yang dikenal sebagai kabilah-kabilah inti suku Quraisy, atau kaum Quraisy perkotaan. Qussay juga membangun rumah pertemuan bagi pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy untuk berembuk bersama, bernama Darun Nadwah di sisi arah utara Kabah.

Qussay berputra 4 orang: Abd, Abdud Dar, Abdul Manaf, dan Abdul Uzza. Abdul Manaf bin Qussay berputra 4 orang: Amr (bergelar Hasyim), Abd Syams, Muttallib, dan Naufal. Hasyim berputra di antaranya: Asad, dan Syaibah (lebih dikenal dengan nama Abdul Muttallib). Abdul Muttallib berputra 10: Harits, Zubayr, Abdullah, Abdul Uzza (Abu Lahb), Abdul Manaf (Abu Thalib), Ghidaq, Maqwam, Safar, Abbas, Hamzah.

Dari hasil pernikahan Abdullah bin Abdul Muttallib dan Aminah bint Wahhb lah Muhammad dilahirkan (570 M). Muhammad adalah anak yatim yang dilahirkan dari bani Hasyim, dari suku Quraisy, dari klan Adnan, dari keturunan Qidar bin Ismael bin Abraham. Demikian kurang lebih background genealogi Muhammad, sampai ke Ismael bin Ibrahim (Abraham). 




(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar