Sabtu, 31 Januari 2015

Keajaiban Maulid di dalam kitab-kitab Maulid

Di kitab-kitab Maulid, Barzanji misalnya, ada beberapa hal yang boleh jadi akan dianggap mitos belaka menurut pikiran modern.

Kala Nur Muhammad dirasukkan ke dalam kandungan Siti Aminah, buah-buah menjadi matang. Tetumbuhan mendekat ke para pemetik buahnya.

Kala Nur Muhammad dirasukkan ke kandungan Siti Aminah, hewan-hewan ternak orang Quraisy bisa bicara dengan bahasa Arab.

Kala Nur Muhammad dirasukkan ke kandungan Siti Aminah, singgasana para raja di Persia rubuh; berhala-berhala Mekkah runtuh.

Kala Nur Muhammad dirasukkan ke kandungan Siti Aminah, hewan-hewan liar menjadi jinak karena bahagia. Sihir para dukun sirna.

Kala masih mengandung, Siti Aminah didatangi malaikat yang menyuruh agar menamai anaknya Muhammad.

Di malam kelahiran Muhammad, Siti Aminah didatangi Asiyah (istri Firaun) dan Maryam (ibu Isa).

Nabi Muhammad dilahirkan dalam kondisi sudah terkhitan, putus ari-arinya, dan bercelak mata.

Kala Muhammad dilahirkan, bintang-bintang meluncur menghajar para syetan yang mau masuk ke langit.

Kala Muhammad dilahirkan, cahaya berpendar di langit Romawi; begitu terangnya hingga orang Mekkah bisa melihatnya.

Kala Muhammad dilahirkan, api orang Majusi di Mada'in padam. Kediaman Raja Persia Anusyirwan goncang.

Kala Muhammad dilahirkan, danau di antara Hamadan dan Qum Persia tiba-tiba 'asat' airnya, kering.

Kala Muhammad dilahirkan, jurang-jurang di padang pasir tiba-tiba muncul airnya, jadi oase.

Yang saya sebut tadi, ada banyak macamnya di kitab Barzanji. Mungkin juga ada banyak di kitab-kitab Maulid lain. Entah, itu mitos atau metafor belaka. Sementara bagian-bagian awal di Barzanji berisi hal-hal supranatural; bagian akhirnya berisi narasi akhlak terpuji Nabi. Kitab-kitab Maulid banyak ditulis berdasar riwayat yang kebanyakan dhaif. Tapi karena mengisahkan keajaiban-keajaiban, orang-orang era mitologis menyukainya.

Berbeda dengan Barzanji, Simtud Durar lebih sedikit unsur-unsur keajaibannya. Yah, meski masih ada beberapa. Tapi sanad riwayatnya lebih kuat. Simtud Durar lebih banyak sisi madah-madah Nabawi yang puitis nan sufistik ketimbang Barzanji, dan lebih pendek, jadi nggak capek bacanya. Salah satunya: Di tahun kelahiran Nabi, semua bayi lahir lelaki. Kala ia dibawa Halimah untuk disusui, onta dan kambingnya yang kurus jadi berisi.

Kala membaca kitab-kitab Maulid (Barzanji, Diba'i, atau Simtud Durar), pahamilah maknanya; maka akan kita masuki dunia di era mitologis. Ketika baca kitab-kitab Maulid, saya coba pahami keajaiban-keajaiban saat kelahiran Nabi sebagai metafor belaka. Tapi agak susah. Sebagian kelewat hiperbolis. Tulisan diatas merupakan rangkuman isi kitab-kitab maulid. Wallahualam bishawab. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar