Selasa, 14 Mei 2013

Orang Jepang & Hadiah


Orang Jepang suka memberi. Tapi satu hal yang seringkali tak kita sadari, mereka tak terlalu suka menerima. Tidak seperti orang kita yang suka menerima hadiah, orang Jepang menganggap menerima pemberian itu sebagai hutang dan karenanya harus di bayar agar impas. 

Hal ini disadari oleh sebagian teman-teman eks traines PIM angkatan-1 ketika mendapat pelatihan selama 3 bulan di Jepang awal tahun 1983. Kalau ketemu cewek cakep di perjalanan (train, bus), kami mencari kesempatan berkenalan sambil kemudian memberi hadiah. Hadiahnya tergantung stock waktu itu yang seringkali sudah dipersiapkan sebelumnya. Saya pernah memberi buah apel, satu buah saja. Si cewek kelabakan menerimanya karena kurang sopan jika menolak pemberian. Mereka terbungkuk-bungkuk berterima kasih dan kemudian sibuk mencari sesuatu didalam tasnya untuk membalas pemberian kita agar impas. Seorang teman pernah menerima balasan kalung perhiasan yang sedang dipakai si cewek. Kalau dipikir sekarang kasihan juga. Tapi waktu itu kami masih muda dan sika iseng.

Memberi hadiah bagi sesama orang Jepang tidak dilakukan sembarangan. Terukur. Sama seperti cara mereka membungkuk memberi hormat atau meminta maaf. Terukur dan ada tingkatannya. Tapi mereka maklum kalau kita melakukannya tidak sesuai ukuran mereka. Kitakan “GAIJIN” (orang asing). Mengenai orang kita yang menganggap menerima pemberian sebagai hal biasa, tanpa merasa berhutang setelahnya, mungkin telah menjadi penyebab suburnya perilaku korupsi atau minimal penerima gratifikasi di negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar