Senin, 20 Mei 2013

CANCER




Rangkuman tulisan seorang teman dokter neurosurgeon yang menjelaskan tentang penyakit CANCER yang sangat populer belakangan ini. Menggunakan bahasa sederhana dan runtut dia menjelaskan segala sesuatu yang perlu diketahui tentang CANCER dengan baik sehingga mudah dipahami oleh orang awam sekalipun. 


Angelina Jolie mengangkat kedua payudaranya, bagi beberapa orang mungkin terlihat gila, tapi itu merupakan sebuah keputusan yang cerdas. Tindakan berani Anggelina Jolie ini, termasuk kategori "prevention of the illness", mencegah timbulnya penyakit, satu level dengan imunisasi. Keputusan tepat dan biijak Angelina Jolie menghadapi problem pribadinya, mengubah pandangan umum dalam melihat kanker.

Apa alasan Angelina Jolie mengangkat kedua payudaranya? Dalam genomnya, ada gen BRCA-1 yang meningkatkan resiko kanker payudara sebesar 87%. Bukan hanya itu saja, resiko seseorang dengan gen BRCA-1 dalam tubuhnya untuk menderita kanker ovarium (indung telur) sebesar 50%. BRCA-1 yang bermutasi dalam tubuh seseorang memperbesar peluang kanker. Kanker payudara: 87%, kanker ovarium: 50%, ini belum kanker yang lain-lain.

Gen BRCA1 dan BRCA2 sebenarnya berfungsi untuk penekan tumor dan mencegah perkembangan kanker. Tumor supressor gene. Tapi jika gen-gen itu bermutasi, justru bersifat sebaliknya. Perempuan dengan gen BRCA1 bermutasi, resiko kanker payudara dan ovarium sangat tinggi.

Pada umumnya terjadinya mutasi pada BRCA1 sangat jarang, 1/1000 populasi. Tapi kalau ini terjadi pada tubuh seseorang, akibatnya serius. Bagaimana untuk tahu apakah dalam tubuh seseorang terdapat BRCA1 yang bermutasi? Dengan analisa genetik tentu saja. Cukup mahal, sekitar Rp 30jt. Jika pemeriksaan itu dirasa terlalu mahal, lebih sederhana, coba diingat apakah ada anggota keluarga yang menderita kanker di bawah usia 50 tahun?

Angelina Jolie sendiri, ibunya meninggal tahun 2007 di usia 56 tahun setelah menderita kanker selam 10 tahun. Angelina Jolie sendiri tahu bahwa tindakannya bukan untuk membebaskan dirinya dari resiko kanker, melainkan upaya meminimalkan resiko.

Tapi saya benar-benar jengkel atas mitos dan salah-tahu tentang kanker yang berkembang di masyarakat, ini sangat berpengaruh pada outcome pengobatan.

Salah satu yang berdampak besar pada sikap khalayak dalam memutuskan jenis pengobatan, mitos: “kanker adalah penyakit baru, dulu tidak ada.”

Banyak yang bilang bahwa kanker adalah penyakit yang sepenuhnya disebabkan lingkungan buruk, racun kimiawi, polusi, medan magnet, radiasi, dll.

Sebagai bagian dari usaha untuk menjual obat, mereka berargumentasi bahwa di masa lampau, sebelum kita jadi masarakat industri, tidak ada penyakit kanker!

Padahal seharusnya kita sudah tahu dengan pasti sejak lama bahwa kanker adalah penyakit yang sudah ada sejak jaman purba, sejak adanya kehidupan.

BM Rothschidl, arkeolog amerika, memeriksa dengan sinar-x pada lebih dari 10.000 tulang dinosaurus, rata-rata fosil berusia di atas 70 juta tahun. Rothschild menemukan bukti jelas tentang kanker. Dari 97 hadrosaurus yang diteliti, timnya menemukan 29 diantaranya yang mengidap tumor. Rothschild berpendapat bahwa tumor-tumor itu timbul karena hadrosaurus (dinosaurus berparuh bebek) gemar makan konifer, yang kaya bahan karsinogenik.

Sebenarnya, kanker sangat umum terjadi pada organisma hidup, kanker juga ditemukan pada burung nuri dan bahkan terumbu karang.

Kata sederhana "kanker" sebenarnya meliputi kelompok yang terdiri dari ratusan penyakit yang semuanya punya faktor sama: sel tumbuh tanpa batas.

Dalam tubuh kita, sel-sel normal tumbuh sampai tahap tertentu, kemudian biasanya membelah diri untuk mengganti sel-sel lama dengan cara yang terkontrol. Pertumbuhan dan pembelahan sel-sel itu disebabkan adanya sinyal-sinyal dari sel normal setempat. Oleh gen-gen masing-masing sel.

Tapi, kanker adalah sel-sel yang abnormal, yang akan tumbuh terus tanpa batas. Sel-sel tersebut akan menyerang dan dapat merusak struktur-struktur jaringan normal. Sel-sel kanker merusak dengan mengeluarkan bahan kimia, atau dengan lebih banyak menabur benih sel-sel ganas ini ke aliran darah untuk tumbuh di tempat lain.

Semua sel (kecuali sel darah merah) mempunyai DNA di inti selnya yang bertindak sebagai cetak biru untuk membuat sel lain berikutnya. Nah, yang namanya kanker ini akan muncul bila terjadi abnormalitas dalam rangkaian DNA. Diketahui ada banyak penyebab kerusakan DNA.

Caranya: Pertama, ketika membelah, sel harus membuat 2 salinan DNA yang asli, yang punya 3 milyar elemen yang terpisah. Kesalahan bisa terjadi.

Kedua, ada unsur-unsur sekitarnya yang dapat merusak DNA seperti: radiasi (matahari, sinar-x dll), bahan-bahan tertentu, virus, dll. Bahkan produk sampingan dari metabolisme kita sendiri, seperti radikal bebas misalnya, dapat juga merusak DNA yang menimbulkan kanker.

Yang ketiga, kerusakan DNA dapat diwariskan oleh gen-gen kita. Ada berbagi jenis kanker karena kerusakan DNA turunan contoh: retinoblastom herediter.

Terlepas dari bagaimana kanker berawal, yang pasti ada abnormalitas pada DNA dalam satu sel, kemudian menyebarkan abnormalitas ini pada anak selnya.

Tentu saja, sudah ada banyak tingkat kontrol internal untuk menghentikan pembelahan sel dengan DNA yang tidak normal. Contoh: gen BRCA. Mekanisme kontrol itu berupa cek dan penyeimbang, gagal-aman, dan perusakan diri. Mekanisme-mekanisme ini rumit tapi sangat efektif.

Tapi, sesekali ada saja sel dengan DNA abnormal yang berhasil menyelinap, dan setelah 30x pembelahan akan didapat gumpalan milyaran sel abnormal. Nah, saat gumpalan milyaran sel dengan DNA abnormal yang beratnya sekitar 1 gram, pada sekitar ukuran itu kanker secara klinis baru dapat dideteksi. Ini yang sering disebut sebagai kebodohan klinis, kanker baru bisa terdeteksi secara klinis saat jumlahnya sudah milyaran!

Kalau ada yang mengklaim bahwa kanker adalah penyakit yang baru, klaim itu benar-benar salah, manusia telah mengidap kanker sejak spesies ini ada. Mumi berusia 5000 thn dari Peru dan Mesir menunjukkan kanker tulang. 2400 tahun lalu Hippocrates lah orang yang pertama menyebut kata “kanker.”

Hipokrates mengambil kata kanker dari bahasa Yunani “karcinos” yang berati “kepiting.” Hipokrates beranggapan cengkeraman kuat capit kepiting serupa filamen (utas benang) yang dimiliki beberapa kanker yang membuat rasa sakit yang hebat.

Sekitar tahun 200 M, Galen, dokter keturunan Mesir-Romawi, beranggapan bahwa kanker disebabkan oleh peradangan.

Pada tahun 1745, faktor keturunanlah yang mula-mula dianggap sebagai kemungkinan penyebab kanker.

1761, dokter Inggris John Hill jadi orang pertama yang menunjukkan bahan kimia lingkungan sebagai penyebab kanker. Saat itu, John Hill menemukan hubungan terjadinya kanker hidung dengan snuff (salah satu jenis tembakau).

Tahun 1775, Sir Percival Pott menemukan hubungan antara kanker scrotum (kantong zakar) dengan pekerjaan membersihkan cerobong asap. Kata Sir Pott, saat merangkak naik-turun membersihkan cerobong asap, celana pekerja menarik jelaga karsinogenik dari cerobong itu.

Bisa kita lihat, betapa sejarah kanker sudah diketahui oleh spesies binatang yang bernama manusia ini sudah sejak lama.

Saat ini di negara-negara maju, 1 dari 3 orang menderita kanker pada beberapa tahap kehidupan mereka. Di negara berkembang lebih tinggi kejadiannya. Di seluruh dunia, kanker masih merupakan penyebab kematian nomor satu, diikuti oleh serangan jantung, dan stroke diurutan ketiga.

Ada gelombang besar kanker pada orang usia 50-75 tahun, ini karena mereka memiliki “waktu ekstra” bagi kanker untuk tumbuh, disebabkan banyak faktor. Pada usia 50-75 thn ini, manusia lebih mungkin terserang kanker dibanding periode usia lain. Hidup manusia yang makin panjang adalah alasan mengapa sekarang kanker begitu umum terjadi, dibanding orang-orang Kroasia 7.300 tahun lalu misalnya. 7.300 tahun lalu rata-rata harapan hidup orang-orang Kroasia hanya 36 tahun, mereka meninggal sebelum kanker punya kesempatan membunuh mereka.

Yang membuat saya risih adalah iklan yang “berjualan” takhayul pengobatan segala penyakit termasuk kanker.

Ricard Nixon, saat menjabat sebagai presiden AS berinisiatif menghapus proyek Apollo, dan mengalihkan dana untuk riset melawan penyakit-penyakit kanker. Toh sampai saat ini harapan Richard Nixon untuk memerangi kanker makin menemukan banyak tantangan, justru karena kita tahu lebih banyak.

Sekali lagi, kanker bukanlah penyakit tunggal, tapi merupakan sebutan untuk ribuan penyakit (masing-masing spesifik) yang dimasukkan dalam kelompok ini.

Ada beberapa alasan mengapa saya ‘mual’ melihat para penjual tahayul obat kanker di tv atau membacanya baik di majalah atau di web.

Pertama, para penjual hoax itu dengan konyol mengklaim punya obat kanker, padahal kanker bukan satu penyakit, tapi ratusan jenis! Ada lebih dari 100 penyakit terpisah yang muncul dengan nama kanker, seperti kanker paru, kanker prostat, kanker otak, kanker pankres, kanker payudara dsb. Dan, setiap kanker punya sub-tipe, misal: kanker paru-paru meliputi kanker sel kecil, kanker sel skuamosa, kanker sel besar, dan adenokarsinoma. Mengatakan bahwa kita punya obat kanker sama dengan mengatakan kita punya obat untuk semua penyakit menular mencakup AIDS, ebola, flu biasa dll.

Alasan kedua, dengan prediksi pengobatan yang begitu nekat, menunjukkan penjual tahayul obat kanker benar-benar tidak tahu masalahnya.

Masing-masing ragam jenis kanker punya sekumpulan penyebab sendiri-sendiri, cara penanganan, dan sejarah alaminya masing-masing. Tidak bisa satu obat untuk semua! Terlepas dari apa yang penjual hoax itu katakan, obat untuk satu tipe kanker tidak bisa untuk mengobati kanker tipe yang lainnya. Klaim-klaim nekat penjual hoax obat kanker semacam ini mengarah pada masalah ketiga, ini merupakan masalah utama yang jauh lebih besar.

Masalah ketiga: sejauh ini tak ada diantara kita yang cukup paham tentang kanker untuk sampai pada kesimpulan dapat benar-benar mengobatinya.

Kebanyakan obat kanker kita sekarang mirip pertanian primitif: tebang-bakar. Kita ‘menebang’ kanker dengan pisau bedah menghilangkan sebanyak mungkin. Kemudian kita ‘bakar’ jaringan kanker yang tersisa dengan kemoterapi atau radiasi, atau dengan kombinasi keduanya. Tapi justru jurus tebang-bakar kanker ini yang telah teruji secara klinis menyelamatkan banyak nyawa. Yang lain hanya sebatas klaim.

Setiap perkembangan baru dalam pengobatan kanker perlahan-lahan meningkatkan prosentase orang yang bisa bertahan hidup dalam waktu tertentu. Misalnya, dengan modalitas terapi lengkap (operasi, kemoterapi, radiasi) kemungkinan bisa bertahan hidup selama 5 tahun berapa prosen? Itu yang biasa disebut sebagai ‘five year survival rate rasio’ (bertahan hidup lima tahun) setelah mendapat terapi.

Memang, ada kanker sub-tipe tertentu yang sekarang 100% dapat tersembuhkan, seperti Pyelocityc Astrocitoma (kanker otak). Tapi bisa dihitung jari.

Bagaimanapun juga, seiring dengan revolusi genetis dan kita mulai memahami lebih banyak tentang DNA, kita makin dekat dengan penyembuhan kanker sesungguhnya. Harapan kita yang terbesar untuk melawan kanker adalah rekayasa genetika. Bukan obat-obat tidak jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar