Selasa, 14 Mei 2013

Margaret Tatcher - Perang Malvinas


Dimasa pemerintahan Margaret Tatcher terjadi perang Malvinas (Falkland) antara Inggris dengan Argentina. Disini Inggris kembali menunjukan kedigjayaan Angkatan Perangnya selama ratusan tahun sebelumnya. Kepulauan Malvinas yang terletak jauh dari daratan Inggris berhasil direbut kembali dari Argentina.

Perang Malvinas justru harus dilihat dari masalah ekonomi Argentina. Agar tetap populis, para Jenderal Argentina cari masalah. Kita harus ingat bahwa, Argentina lah yang duluan menduduki Falkland dan Port Stanley. Mereka menumpang "nasionalisme." Tahun 1980-an merupakan dekade yang hilang di Amerika Latin. Brazil dan Argentina mengalami hyperinflasi, ekonomi morat-marit. Maka mereka cari kambing hitam. Para Jenderal Argentina itu mengalihkan perhatian publik dari kemerosotan ekonomi mereka. Setelah kalah, junta militernya kolaps.

Mirip dengan yang terjadi di Korea Utara selama ini. Perekonomian Korut amburadul, pertanian gagal dan rakyat kelaparan. Mereka harus hidup dari belas kasihan negara lain. Untuk mengalihkan perhatian rakyat yang lapar, mereka perlu menciptakan perang. Diperlukan musuh bersama. Selama ini ancaman perang serta gertakan roket dan senjata nuklir selalu dipakai untuk menakut-nakuti dunia internasional. Pilihannya: perang atau pangan. Mirip ancaman preman. 

Saya perkirakan hal yang sama juga tengah terjadi di daerah tertentu di tanah air. Perekonomian setempat memburuk, rakyat tak punya pekerjaan dan sebentar lagi marah karena lapar. Begitu pula para mantan aggota separatis, mereka kini gelisah dan perlu ditenangkan. Perlu pengalihan perhatian. Pesan yang disampaikan juga sama: “berontak atau makanan.” Di negara-negara tirani/ diktator, pengalihan isu selalu berupa ancaman perang. Karena hanya ini cara yang mereka kuasai: “War for food”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar