Jumat, 22 Agustus 2014

Serba Serbi Idhul Fitri

Biasanya setelah Lebaran kita bikin "halal bi halal". Cuma ada di Indonesia, bahkan di Arab tak ada tradisi ini Istilah "halal bi halal." Dicetuskan Bung Karno pada 1945, di Lebaran pertama setelah Proklamasi yang jatuh pd 17 Ramadan.

Syahdan, Bung Karno ingin Lebaran 1945 dipake sebagai kumpul-kumpul syukuran setelah Proklamasi, mengundang banyak orang Bung Karno bertanya apa istilah yang pas untuk acara itu?

Buya Hamka yang ditanya bilang, "Ya, silaturahmi, syukuran."

Bung Karno ingin istilah spesifik, "Islami", dan khas setelah Lebaran. "Ya, tak ada," kata Hamka.

"Lebaran itu apa sih maknanya?"

"Lebaran itu hari ketika yang haram di bulan Ramadan kembali halal," kata Hamka.

"Hmm, artinya Lebaran itu halal ketemu halal?"

"Begitulah..."

"Jika begitu bagaimana kalo nama kumpul-kumpul itu halal bi halal?"

"Ya, tidak salah," kata Hamka.

Ada juga yang mengatakan halal bi halal dicetuskan KH Wahab Chasbullah dari NU, pada 1948 ketika Bung Karno mengumpulkan tokoh-tokoh yang berpecah. Istilah itu muncul ketika KH Wahab mengobrol dengan Bung Karno tentang istilah tepat silaturahmi tokoh politik yang berseteru saat lebaran.

Jadi, jika halal bi halal ditelaah secara gramatika, nahwunya pasti kacau dalam struktur bahasa Arab, karena itu kreativitas Bung Karno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar