Jumat, 22 Agustus 2014

Memahami Bisnis 'MMM' (Mavrodi Mondial MoneyBox)

MMM singkatan dari Mavrodi Mondial MoneyBox. Di-Indonesiakan menjadi Manusia Membantu Manusia. Secara tegas MMM telah menyatakan bahwa kegiatan mereka bukanlah bisnis atau investasi, tapi cara baru "saling membantu."

Konsep MMM adalah, membantu dulu untuk mendapat bantuan. Dalam hal ini bantuan berbentuk uang. Disini member harus mentransfer sejumlah uang (kelipatan 100 ribu) ke rekening "member lain" terlebih dahulu. Setelah mentransfer (PH = Provide Help) maka bulan depan member akan mendapatkan 30% dari jumlah yang ditransfernya.

Dalam promosinya MMM menyatakan bahwa pengelola tidak menerima uang sepeser pun dari aktifitas ini. Jadi transfer dilakukan antar member. MMM tidak punya usaha produktif yang memberikan income. Lalu dari manakah keuntungan 30% yang akan mereka berikan kepada para membernya?.

Jika merujuk pada penjelasan pihak MMM sendiri maka keuntungan 30% bagi member itu berasal dari member juga. Dengan kata lain harus ada penambahan jumlah member secara terus menerus agar sistem ini bisa berjalan. Uang PV (Provide Help) member baru inilah yang digunakan untuk membayar GH (Get Help) dari member lama.

Artinya sistem ini hanya akan berjalan jika ada penambahan member baru secara terus menerus dengan jumlah yang memadai. Itulah sebabnya MMM menerapkan sistem referal dimana setiap orang yang berhasil merekrut member baru akan mendapat 10% dari PH yang disetor. Dengan sistem referal ini diharapkan proses rekrutmen member berjalan secara terus menerus. Karena rekrutmen itulah nyawa kegiatan ini.

Namun dengan bonus 10% dari jumlah PH member baru tadi berarti juga beban yang ditanggung MMM bertambah: 30% + 10% = 40%. Dalam penjelasannya MMM mengatakan bahwa bonus referal tidak akan diambil uang PH member baru. Ini justru aneh. Sebab dari mana bonus referal 10% didapat jika tidak memotong uang PH member baru? Bukankah MMM tidak punya bisnis produktif?

Dari penjelasan diatas kita bisa simpulkan bahwa MMM adalah murni money game. Sebab tidak ada kegiatan produktif yang menghasilkan nilai tambah apapun dari aktifitasnya. Selain money game, MMM juga menerapkan merupakan ponzi scheme atau skema piramida. Sebab dibutuhkan rekrutmen member baru yang jumlahnya harus tambah besar dari waktu ke waktu. Sistem seperti ini cepat atau lambat akan kolaps. Dan prediksi kami MMM akan lebih cepat kolaps dibanding money game lainnya.

Meskipun begitu rupanya sudah banyak sekali masyarakat yang bergabung dengan MMM ini. Sebab dalam promosinya MMM memberikan penjelasan yang seolah-olah masuk akal sehingga orang awam mudah percaya. Antara lain yang menjadi andalan mereka adalah sistem yang 'membuktikan' bahwa transfer dilakukan langsung dari member ke member.

Ilustrasi berikut memperlihatkan 'bukti' bahwa pengelola sama sekali tidak menyentuh uang member :



Pertanyaannya, sebaik itukah pengelola MMM hingga tidak mengambil keuntungan apapun dari aktivitas MMM? Lalu dari mana dana untuk mendatangkan para pembicara dari Rusia dalam seminar-seminar MMM di Indonesia? Apa mereka pakai uang pribadi? Nah, disini ada sebuah informasi yang sengaja tidak dibuka oleh pengelola MMM kepada calon membernya.

Memang saat kita lakukan transfer untuk PH, kita akan mendapat nama orang Indonesia sebagai tujuan teansfer. Nama pemilik rekening orang Indonesia inilah yang seolah-olah merupakan member lama MMM yang wajib kita transfer. Sehingga tercipta kesan bahwa pengelola MMM benar-benar tidak mengambil sepeserpun dari PH member. Kan member langsung transfer ke member lain.

Padahal tidak demikian yang terjadi. Dengan berbagai fasilitas perbankan saat ini kita bisa melakukan kloning nomor rekening. Salah satunya adalah dengan fasilitas perbankan semacam 'virtual account'



Dengan fasilitas perbankan semacam itu member baru dibuat yakin seolah-olah mereka sedang mentransfer ke rekening member lain, padahal ke rekening pengelola.

Faktor lain yang memegang peran penting berhasilnya model money game semacam ini adalah karena faktor keserakahan dan kurangnya sikap kritis. Imbal hasil 30% seharusnya terlalu indah untuk jadi kenyataan. Namun bagi orang serakah akan terdengar seperti peluang meraih keuntungan.

MMM yang tidak didukung oleh usaha produktif harusnya menjadi tanda tanya bisa memberi imbal hasil sebesar berapapun. Namun karena kurangnya sikap kritis membuat kita percaya dengan imbal hasil fantastis 30% sebulan. Kurangnya sikap kritis ini pula yang membuat penjelasan-penjelasan yang seolah-olah masuk akal begitu mudah diterima.

MMM sendiri sulit dituntut jika terjadi apa-apa karena sejak awal mereka sudah menyampaikan konsepnya sebagai "saling membantu." Namanya juga membantu ya harusnya ikhlas kan? Masalahnya apakah mereka yang tergabung sebagai member benar-benar dalam rangka mau membantu?

Sejauh yang saya tahu, mereka yang tergabung menjadi member MMM kebanyakan bukan untuk tujuan membantu, tapi tergiur dengan iming-iming 30% tadi. Karena faktor keserakahan itu tadilah maka banyak masyarakat yang menaruh uang dalam jumlah besar di MMM, hingga ratusan juta!

Sebagai informasi tambahan Sergei Mavrodi sang pendiri MMM bukanlah orang yang memiliki integritas baik dalam dunia bisnis. Tahun 1994 MMM pernah ditutup oleh pemerintah Rusia dan setidaknya 50 orang member mereka bunuh diri karena uangnya bablas!

MMM yang ada saat ini memang berbeda modus dengan MMM tahun 1994 dulu. Tapi pengelolanya sama. Meskipun mengatasnamakan "saling membantu" jelas MMM adalah kegiatan profit oriented melalui cara-cara yang tidak benar. Yang paling ironis disini adalah mereka yang sudah tergabung akan benar-benar ikut "membantu" pengelola menipu calon-calon korban baru. Sebab uang mereka dipertaruhkan disini. Jika proses rekrutmen tidak berjalan baik maka seluruh sistem akan kolaps.

Jadi ini persoalan ditipu atau ikut menipu. Jika member tidak ikut-ikutan menipu maka siap-siaplah uangnya segera bablas. Jadi sesungguhnya MMM itu kegiatan "Manusia Membantu Manusia" atau "Manusia Menipu Manusia"?

Sekian dan semoga mencerahkan dan menambah wawasan kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar