Selasa, 07 Oktober 2014

Kelompok Aliran Dalam Islam (7)

Muhammadiyah dan Islam Indonesia

Muhammadiyah sering disebut orang sebagai organisasi terbesar kedua setelah NU, walaupun dari segi usia Muhammadiyah itu lebih dahulu berdiri dibandingkan Nahdlatul Ulama. Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan dan kawan-kawan di Jogyakarta. Muhamadiyah ini pengikut ahlus sunnah waljamaah juga, tapi lebih menekankan pada pemurnian atau misi pokoknya adalah tajdid. Tajdid adalah pembaharuan. Apa yang dimaksud dengan pembaharuan Muhammadiyah itu adalah pemurnian, yaitu pemurnian dari apa yang disebut oleh KH Ahmad Dahlan sebagai TBC (Tahyul, Bid’ah dan Khurafat). Itu tujuan pokok dari Muhammadiyah sejak berdiri sampai sekarang.

Dilihat dari konteks tujuan Muhammadiyah itu, sebagai gerakan tajdid maka Muhammadiyah sesungguhnya sebuah organisasi Salafi yang menekankan Islam yang murni. Bahwa kaum muslimin itu harus menjauhkan diri dari tahyul, bid’ah dan khurafat dan hanya mengamalkan Islam yang murni.

Memang belakangan ini, kalau orang berbicara salafi, selalu disebut sebagai gerakan keras atau gerakan yang radikal. Disebut radikal karena ingin memurnikan Islam dengan cara-cara yang keras, seperti gerakan wahabiyah di Arabia pada pergantian abad 18-19. Tapi penting dicatat bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi salafi tidak mengadopsi cara-cara kekerasan didalam upaya memurnikan Islam. Itu perbedaan yang paling pokok antara Muhamadiyah yang memiliki paham pemurnian Islam dengan gerakan-gerakan salafi lain termasuk wahabi.

Muhammadiyah tidak menempuh cara-cara kekerasan dalam memurnikan Islam, tetapi menempuh cara yang damai melalui pendidikan dan pelayanan sosial. Oleh karena itu sejak awal berdiri yang dilakukan Muhammadiyah adalah dalam upaya mendidik dan mencerdaskan. Memurnikan Islam melalui pelayanan sosial, seperti mendirikan rumah sakit, klinik, panti asuhan dan sekolah. Sekolah-sekolah Muhammadiyah malah meniru cara-cara modern. Sistem pendidikan yang diambil adalah sistem pendidikan Belanda. Muhamadiyah mendirikan sekolah model Belanda tapi memasukkan pelajaran agama Islam kedalam kurikulumnya.

Karena itu salah satu peranan penting Muhammadiyah adalah mendirikan cikal bakal lembaga pendidikan dan sekolah-sekolah yang sekarang ini dikenal sebagai sekolah Islam. Memang Muhammadiyah pada masa awalnya tidak mendirikan pesantren/madrasah, tapi yang didirikan itu sekolah-sekolah yang bisa kita sebut sebagai sekolah Islam, yaitu sekolah-sekolah Muhammadiyah.

Memang gerakan atau amal usaha Muhammadiyah dalam pendidikan sangat fenomenal. Saya sering mengatakan didalam berbagai konferensi terutama diluar negeri, bahwa Muhammadiyah sangat kaya dengan lembaga-lembaga pendidikan sejak dari taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi. Muhammadiyah merupakan organisasi pendikan Islam terbesar didunia. Terutama untuk pendidikan umum, modern dan berbasiskan barat. Tentu saja disisi lain kita juga punya NU yang merupakan organisasi terbesar dengan kiyai-kiyainya yang memiliki pesantren dan madrasah yang jumlahnya juga terbesar diseluruh dunia.

Kita bersyukur dengan kehadiran Muhammadiyah yang saling melengkapi dengan NU. Muhammadiyah melahirkan ulama kitab putih. Lulusan sekolah-sekolah Muhammadiyah juga mengetahui/memahami dan bisa mendakwahkan Islam dan sering disebut sebagai ulama kitab putih. Sementara NU melahirkan ulama-ulama kitab kuning yang dibesarkan/dididik dilingkungan pesantren/madrasah. Kedua organisasi ini merupakan warisan yang sangat berharga/penting, tidak hanya bagi masa silam, tapi juga masa kini dan masa yang akan datang Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar