Selasa, 07 Oktober 2014

Kelompok Aliran Dalam Islam (3)


Penyebaran Ikhwanul Muslimin di Indonesia.

Sebelumnya ketika membahas Salafi, saya membagi Salafi yang masuk di Indonesia menjadi 3; Salafi Wahabi, Salafi Haroki/Sururi dan Salafi Jihadi. Salafi Wahabi dan Salafi Haroki/Sururi sudah saya bahas, tinggal Salafi Jihadi. Salafi Jihadi akan saya bahas setelah bagian Ikhwanul Muslimin (IM)yang akan aku bincangkan sebentar lagi. Bahasan soal kelompok Salafi Jihadi akan masuk dalam bagian tulisan Kelompok JIHADI (Salafi Jihadi & Ikhwan Quthbiyah). Nanti setelah IM.

Pada awal tahun 1962, paman Gus Dur dari garis Ibunya, Aziz Bisri sempat mendorong Gus Dur untuk mendirikan Cabang Ikhwanul Muslimin. Azis Bisri adalah adik laki-laki Solichah, Ibu Gus Dur. Ia salah seorang pengagum Ikhwanul Muslimin kala itu. Gus Dur sempat mempertimbangkan usulan itu, namun usaha itu segera terputus, karena ke Kairo untuk melanjutkan Study pada bulan November 1963. Dan di Kairo Gus Dur pada akhirnya menentukan posisinya terhadap ide-idenya.

Ikhwanul Muslimin, di dirikan oleh Hasan Al Banna pada tahun 1928, dua tahun setelah Nahdlatul Ulama, NU berdiri pada tahun 1926. Berbeda dengan Salafi/Wahabi yang non politik, Ikhwanul Muslimin sangat kental dengan perjuangan politik.

Dalam hal amaliah dan teologinya Salafi dan Ikhwanul Muslimin cukup berbeda. Salafi tidak mengenal Dzikiran, maulid nabi atau tawasul dsj. Dalam Ikhwanul Muslimin masih ada dzikir, Maulid Nabi dan amalan-amalan seperti halnya NU. Paling tidak, Ikhwanul Muslimin tidak mengharamkannya.

Dalam perjuangan politiknya, Ikhwanul Muslimin menerima sistem demokrasi dan nasionalisme. Yang penting kehidupan syariat Islam berjalan dalam suatu negara, dan berusaha menegakkannya dalam suatu negara. Oleh karena itu, perlu melakukan jalur politik kekuasaan dengan membentuk partai politik dan ormas. Kekuatan utama gerakan ini adalah pembentukan kelompok pengajian2 (halaqah) kecil yang mengimplementasikan ajaran "Islam Kafah".

Gerakan Ikhwanul Muslimin dalam perkembangannya terbelah dalam 2 Arus besar.

Pertama, Madrasah Hudaybiyah. IM Madrasah Hudaybiyah (Tarbiyah/Formal) merupakan resmi gerakan IM yang komando gerakannya berada di tangan Mursyid Am di Mesir.

Kedua, Madrasah Quthbiyah (Radikal, tidak akomodatif). Gerakan ini mengembangkan jaringan jihad global.

Perpecahan ini sudah dimulai sejak meninggalnya Hasan Al Banna. Pada 1949 Hasan Al-Banna meninggal karena ditembak agen pemerintah.

Ikhwan Hudaybiyah merupakan Ikhwan versi resmi. Secara internasional dikendalikan oleh Mursyid Am. Ikhwan Hudaybiyah tidak terlalu radikal. Ikhwan Hudaybiyah tetap mau menerima sebagian sistem modern, seperti partai politik, organisasi dsb. Namun dalam hal cita-cita politik Islam, mereka tidak pernah kompromi. Seperti halnya saat ini yang terjadi pergolakan di Mesir.

Kalau mereka mau menerima sistem sekuler, pada dasarnya hanyalah bersifat temporal. Tujuannya utamanya tetap, yaitu Daulah Islamiyah. Namun cara yang di tempuh bersifat non kekerasan. Mereka memanfaatkan instrumen demokrasi untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Pada mulanya, gerakan Ikhwan Hudaybiyah kurang mendapat sambutan. Namun kemenangan partai ikhwan di Aljazair, FIS, menjadii momentum penting jalur tarbiyah, moderat dan parlementarian dapat menemukan efektifitasnya. Model ini kemudian di terima secara luas di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Model ini menjadi katup penyelamat penting kala Ikhwan Quthbiyah sedang terpukul di beberapa negara.

Nah, bagaimana masuknya Ikhwanul Muslimin di Indonesia?. Bagaimana dengan PKS?. Di Indonesia, transmisi Ikhwanul Muslimin telah berlangsung pada dekade 1980-an melalui para aktifis Islam yang belajar di Timur Tengah. 2 Tokoh penting yang mengusung jalur ini, pertama adalah Rahmat Abdullah. Kedua Hilmi Aminuddin, yang sekarang menjabat Ketua Majelis Syuro PKS. Jika Muhammadiyah ada Film "Sang Pencerah", NU ada Film "Sang Kiai", PKS filmkan Rahmat Abdullah judul "Sang Murabbi". Hilmi Aminuddin inilah yang mempertemukan paham Ikhwanul Muslimin kepada aktifis Darul Islam (DI). Sehingga dalam perkembangannya terdapat tiga jalur penting yang menyebabkan ikhwan hudaybiyah tumbuh pesat di Indonesia.

Pertama, kelompok "Usroh" di kampus yang merupakan basis gerakan Hilmi Aminuddin bersama aktifis Darul Islam lainnya.

Kedua, alumni Timur Tengah, khususnya yang belajar di Mesir dan Arab Saudi penganut gerakan Ikhwan.

Ketiga, alumni LIPIA terutama dekade 1980an tatkala sebagian dosen LIPIA berasal dari Mesir penganut gerakan Ikhwan. Presiden PKS saat ini Anis Matta dan Gubernur Jabar yang diusung PKS A. Heryawan keduanya juga alumnus dari LIPIA.

Meskipun PKS diprakarsai oleh aktifis Ikwanul Muslimin, namun tidak semua anggota PKS mengikuti Ikhwanul Muslimin. Hanya pada lingkaran inti PKS didominasi oleh para aktifis Ikhwanul Muslimin. Sedangkan sayap tarbiyah dan hanif-nya terdiri dari beraneka latar belakang. Oleh karena itu, kader PKS dapat berasal dari manapun. PKS memiliki cita-cita mendirikan negara Islam ketika memimpin negara, karena ini merupakan cita-cita akhir Ikhwanul Muslimin di negara lainnya. Karena dalam partainya berusaha merangkul anggota dari latar belakang yang berbeda.

Hasan Al-Banna sendiri dulu berusaha mengakomodasi kelompok salafi, kaum tradisional dan kaum pembaharu yang dipengaruhi oleh Muhammad Abduh. Dalam pertemuan internasional para anggota parlemen yang berasal dari Ikhwanul Muslimin di Jakarta pada bulan Februari 2007 telah menetapkan Jakarta sebagai sekretariat gerakan Ikhwanul Muslimin se-dunia. Hal ini menunjukkan bahwa PKS bagian dari Ikhwanul Muslimin. Tanda telah memiliki jaringan internasional yang memiliki tujuan bersama. Nanti dilanjutkan dengan kelompok aliran Salafi Jihadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar