Selasa, 07 Oktober 2014

Kelompok Aliran Dalam Islam (4)

Penyebaran Salafi Jihadi di Indonesia.

Sekarang saya bahas tentang kelompok Jihadi. Adakah Hubungannya kelompok ini dengan dengan Gerakan Salafi dan Ikhwan?.

Mewabahnya gerakan Jihadi di picu perang Afganistan. Perang ini telah mengundang solidaritas kaum muslim dari berbagai negara Islam. Para mujahid itu kemudian mengembangkan suatu strategi dan metode perjuangan tersendiri. Perjuangan yang berbeda dengan gerakan Islam di negara asalnya. Meskipun demikian bahan baku utama gerakan ini terutama berasal dari gerakan Salafi Haroki dan Ikhwan Quthbiyah. Tentang Salafi Haroki dan Ihwan Quthbiyah sudah dibahas dalam tulisan sebelumnya.

Doktrin gerakan Jihadi adalah buah perkawinan antara konsep keislaman Salafi Haroki dan pemahaman keislaman Ikhwan Quthbiyah. Pemikir besarnya adalah 1. Abdullah Azzam, 2. dr. Ayman Al Zawahiri, 3. Abu Muhammad Al Maqdisy.

Dengan terbentuknya doktrin, strategi dan metode perjuangan sendiri, maka gerakan Jihadi pada akhirnya semakin menemukan bentuknya, yang dapat di bedakan dengan ikhwan atau salafi, 2 gerakan yang menjadi bahan baku utama gerakan ini. Pertemuan antara pengikut Ikhwan Quthbiyah dan Salafi Haroki inilah yang menjadi tiang utama gerakan Jihadi. Saya istilahkan Gerakan Jihadi ini adalah anak haram dari hasil hubungan gelap antara Islam Salafi dan gerakan Islam Ikhwan.

Pengikut gagasan ini sebagian besar adalah alumni Afghanistan, Moro dan Chechnya. Agenda utamanya Jihad Global. Jika di runut kebelakang munculnya Al Qaeda berawal dari peran Rabhitah Alam Islami (Liga Muslim se-dunia) dan Ikhwanul Muslimin.

Dua organisasi tersebut mendirikan Maktab al Khidmah (kantor pelayanan) bagi para pejuang mujahidin di Afghanistan yang di pimpin abdullah azzam. Maktab al Khidmah ini kemudian berkembang menjadi Maktab al Bayyinat (kantor informasi).

Maktab al Bayyinat berfungsi juga menerima bantuan dari para dermawan muslim. Maktab ini memiliki database para pejuang mujahidin di seluruh dunia yang berjuang di Afganistan. Maktab ini juga memiliki banyak cabang di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.

Maktab ini melaksanakan misi pelatihan kemiliteran dan mengatur teknis dan jadwal keberangkatan ke medan pertempuran di Afganistan. Setelah Abdullah Azzam terbunuh, Osama bin Laden kemudian mengendalikan Maktab al Bayyinat. Osama bin Laden kemudian mendesainnya menjadi sebuah pusat data untuk para mujahidin Afghanistan. Sehingga di kenal dengan nama Al Qaeda (Qaidatul Bayanat). Dengan adanya database tersebut, maka Osama bin Laden dapat mengendalikan berbagai kelompok salafi di seluruh dunia. FYI: Osama bin Laden dulu adalah anggota Ikhwanul Muslimin Arab Saudi.

Aiman Az-Zhawahiri menyebutkan, Osama bin Laden keluar dari IM sebelum pergi ke Afghanistan melawan Uni Soviet. Interaksi kepentingan dan budaya serta ideologi secara internasional di Afganistan telah membangun kesamaan semangat, visi, strategi tujuan perjuangan gerakan Jihadi untuk menegakkan Daulah Islamiyah, Khilafah Islamiyah dan Formalisasi syariat Islam serta bersikap anti barat.

Kelompok Jihadi ini ingin mendirikan negara islam di Afghanistan (Taliban) untuk membangun Khilafah Islamiyah. Strategi untuk mendirikan negara Islam, pada hakekatnya sejalan dengan cita-cita Salafi Haroki, Ikhwanul Muslimin, dan Hizbut Tahrir.

Bagaimana dengan gerakan jihadi ini di Indonesia? Bahan baku gerakan jihadi di Indonesia terutama berasal dari Darul islam faksi Abdullah Sungkar. Dalam konteks rekruitmen dan pematangan jihad, Abdullah sungkar dan Abu Bakar Baasyir merupakan tokoh kunci.

Jumlah mereka yang pernah di kirim ke Afgan atau Moro telah mencapai ratusan mujahid. Mereka inilah yang kini mentransmisikan pemikiran-pemikiran Jihadi. Termasuk strategi dan taktik perjuangan di kalangan masyarakat Islam Indonesia. Basis pendukung gerakan Jihadi umumnya masih didominasi pengikut Darul Islam. Khususnya alumni Afganistan dan Moro.

Gerakan Jihadi di Indonesia menamakan diri Jamaah Islamiyah yang merupakan jaringan Salafi Haroki. Abu Bakr Ba'asyir merupakan figur yang berideologi salafi haroki dan memiliki jaringan dengan lembaga-lembaga Salafi, Al haramain dan As Shofwa.

Gerakan Jihadi tentu sangat berbahaya, kejadian penggerebekan teroris Ciputat pada tahun baru 2014 telah membuka rencana teror mereka. Mereka berenca akan meledakkan beberapa kantor kedutaan asing dan beberapa tempat ibadah di Indonesia.

Di timur tengah, seperti di Irak gerakan Jihadi tidak hanya mengancam barat tapi juga sesama kaum muslim yang berbeda aliran. Para peziarah kaum syi'ah sering menjadi sasaran teror bom yang di lakukan oleh gerakan Jihadi.

Saya tidak bisa membayangkan jika benih-benih gerakan Jihadi ini tumbuh subur di negeri ini. bisa-bisa suatu saat merayakan Maulid Nabi di bom. Ada kelompok memperingati kematian ulama seperti haul di bom, ada tahlilan di Bom, makam-makam auliya' di bom. Naudzubillah.

Indikasi ini sudah ada, seperti beberapa waktu lalu makam cucu Sri Sultan Hamengku Buwono VI, dirusak sekelompok orang. Di coreti syirik. Bukan tidak mungkin, makam-makam Sunan yang bertebaran di tanah Jawa yang ramai oleh peziarah akan menjadi sasaran berikutnya. Maka dari itu, kita tidak boleh lengah dengan keberadaan gerakan Jihadi ini, dengan mengenali ciri-ciri dasar paham keagamaan gerakan ini. Sekian dulu nanti dilanjutkan dengan pembahasan tentang Hizbut Tahrir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar