Selasa, 07 Oktober 2014

Kelompok Aliran Dalam Islam (2)

Penyebaran Salafi Wahabi di Indonesia

Sebetulnya, terbunuhnya Osama tak berarti matinya ideologi radikalisme/terorisme berdasar Islam. Osama bukan pencipta ideologi radikalisme/terorisme. Sebab ini ideologi yang diciptakan oleh banyak orang dalam rentang waktu yang panjang. Setelah Osama Bin Laden terbunuh, radikalisme/terorisme tidak mati, meskipun memang mengalami penurunan sedikit.

Sekarang ini, kemungkinan pengikut-pengikut Osama mendapat momentum baru setelah kisruh di dunia Arab pasca "Arab Spring". "Jaringan Al-Qaidah mendapat momentum baru (via Jabhat al-Nusrah) di Syria, misalnya. Tergulingnya Presiden Morsi di Mesir mungkin saja memantik elemen-elemen radikal dalam Ikhwan untuk menempuh opsi kekerasan di sana. Taliban sekarang bangkit lagi dan mendeklarasikan perang terhadap pemerintah Pakistan.

Kelompok-kelompok radikal simpatisan al-Qaidah memang selalu diuntungkan jika terjadi kekacauan politik di sebuah negeri Muslim. Konsolidasi demokrasi dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah kunci negeri-negeri Muslim bisa menangkal radikalisme ala al-Qaidah. Di Indonesia, "radikalisme Islam" yang menempuh jalur kekerasan, belum mati. Sampai sekarang masih menjadi masalah keamanan yang tak main-main. Mengutip kata-kata Gusdur: "Islam itu seperti hutan, nampak dari kejauhan sama hijau, tapi bila kita memasukinya ada beragam jenis pepohonan".

Di Indonesia, Makin beragam model gerakan Islam yang masuk. Mereka sendiri terpecah-pecah, lalu memunculkan jenis-jenis aliran baru. Sasaran utama tentu kelompok terbesar, seperti Nahdlatul Ulama (NU). Warga Nahdlatul Ulama perlu mengenali gerakan-gerakan sesama umat Islam yang berbeda dengannya. Bukan karena bermusuhan dengan mereka, namun agar bisa lebih arif dalam menempatkan diri dan menyikapinya.

Kelompok yang masuk dalam kategori Islam mainstream di Indonesia adalah Islam moderat, antara lain: Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan lain-lain.

Sedangkan Gerakan Islam Garis keras terdapat berbagai varian. Ada yang menggunakan jalur parlementer dengan mendirikan partai politik, jalur aksi sosial dan pendidikan, dan aksi kekerasan. Bahkan saat ini gerakan ini, mengembangkan jaringannya menciptakan sejumlah titik di berbagai negara. Termasuk di negara-negara sekuler dan maju.

Ideologi gerakan tidak lagi bertumpu pada konsep demokrasi, melainkan konsep umat. Dalam kerangka ini, wajah ideologi mereka tampak lebih radikal, terutama dalam menghadapi fenomena kapitalisme global. Gerakannya di dominasi oleh corak pemikiran skripturalism, fundamentalism atau radikal. Selain itu, secara parsial mengadaptasi gagasan dan instrumen modern seperti metode perjuangan, partai, IT, serta persenjataan modern.

Saat ini banyak jamaah-jamaah islam bermunculan di indonesia, namun secara makro ada beberapa yang perlu mendapatkan perhatian tersendiri. Yaitu Salafi (dengan variannya), Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Syi'ah dan kelompok Jihadi.

Mari bahas satu-satu secara bertahap, karena banyak pembahasannya, jadi di bagi dalam berbagai 'episode'.

Kita mulai dari Salafi dulu.

Salafi adalah seseorang yang mengikuti manhaj salaf. Manhaj salaf adalah istilah untuk sebuah jalan yang terang dan mudah. Jalan yang di tempuh oleh para generasi Sahabat Rasulullah SAW, Tabi'in dan Tabiut tabi'in dalam memahami ajaran islam.

Orang-orang ini yang mengikuti manhaj salaf (Salafiun) biasa di sebut dengan Ahlussunnah Wal Jamaah, di singkat ASWAJA di karenakan berpegang teguh kepada Al Qur'an dan as-Sunnah. Selain itu di sebut juga ahlul hadits wal atsar dan a-Firqatun najiyah.

Di Indonesia Salafi dan Salafiyah memiliki dua pengertian yang berbeda. Ini penting.

Salafiyah yaitu kelompok, pesantren atau ormas Islam yang kental dengan nilai-nilai tradisional lokal dan klasik. Berpegang pada al-Qur'an dan as-Sunnah serta bermanhaj Ahlussunnah Wal Jamaah. Dalam kelompok inilah selama ini pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama dikenal, yang berarti klasik secara manhaji dan metode pengajarannya.

Sedangkan Salafi adalah kelompok, pesantren atau ormas islam yang berpaham Salafi (Wahabi) yang juga berpegang pada al Qur'an dan as-sunnah.

Salafi di Indonesia terdiri dari tiga kelompok. Yaitu Salafi Wahabi Yamani, Salafi Haroki (sururi) dan Salafi Jihadi.

Salafi Wahabi merupakan gerakan pemurnian ajaran Islam kembali kepada Al Qur'an dan Hadits. Yang di prakarsai oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab (1744 M). Gerakan Wahabi ini berkembang secara internasional melalui jaringan ulama-ulama wahabi dan dukungan dana dari kerajaan Saudi Arabia. Pendekatannya tekstual, literal, skripturalis, non politik, anti bid'ah dan khurafat. Kelompok ini dapat dikenali dalam gerakannya yang hanya untuk kepentingan ukhuwah islamiyah dan bukan kepentingan politik.

Persebaran gerakan Salafi Wahabi di indonesia dimulai pada awal dekade 1980-an. Dorongan utamanya adalah berdirinya LIPIA (lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab). di Jakarta Selatan didirikan pada tahun 1400 H/ 1980 M. LIPIA merupakan cabang dari Universitas Imam Muhammad bin Saud Riyadh di Indonesia. LIPIA pertama kali dipimpin oleh Syeikh Abdul Aziz Abdullah al Ammar, murid tokoh ulama Wahabi Syeikh Abdullah bin baz. Seorang saudara yang pernah mengenyam di LIPIA, sering bercerita pengalamannya 'nyantri' di LIPIA. Intinya di LIPIA pelajar di cetak menjadi Salafi Wahabi. Kata-kata semacam 'Thagut' menjadi santapan setiap hari bagi pelajar di LIPIA.

Alumni LIPIA angkatan pertama, kini menjadi tokoh terkemukan dikalangan Salafi. Diantaranya adalah Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (Pesantren Minhajus sunnah, Bogor). Alumni Generasi pertama LIPIA: Farid Okbah (direktur al irsyad). Ainul Harist (Nida'ul Islam, Surabaya), Abubakar M Altawy (al-Sofwa, Jakarta), Ust. Ja'far Umar Thalib (mantan komandan Laskar Jihad). Adapun nama ketua FPI, Habib Rizieq Shihab, tercatat juga alumni LIPIA. Walaupun tidak menjadi Wahabi. Namun Habib Rizieq tampaknya telah mengadopsi mentalitas Wahabisme. Habib Rizieq menampilkan model Islam konfrontatif terhadap apa yang ia pandang maksiat atau kesesatan. Amar makruf nahi munkar. Sebagaimana ciri umum Salafi, generasi pertama LIPIA tersebut sangat anti kepada kelompok gerakan Islam yang lain seperti HT, IM dll.

Sedangkan Salafi Haroki adalah varian dari Salafi yang terpengaruh paham Ikhwanul Muslimin. Yang menerapkan sistem harakah (pergerakan) atau tandzim (sistem organisasi). Seperti al-Muntada al-Islamy, Ihyaut Turast al-Islamy, Al-Wahda, Darul Birr, Harakah Sunniyah Islamiyah, dan lain sebagainya.

Gerakan Salafi Haroki juga di sebut Salafi Sururi karena tokoh kelompok ini bernama Muhammad Surur bn Nayef (mantan tokoh Ikhwanul Muslimin). Muhammad Surur bin Nayef Zaenal Abidin berasal dari Syria memimpin sebuah Yayasan Al Muntada Islamiyah di London.

Salafi Haroki/Sururi tetap berpegang pada doktrin-doktrin dasar Salafi, namun tidak mengharamkan politik. Tokoh utama gerakan ini sebagian besar adalah oposisi pemerintah kerajaan Saudi Arabia, seperti Muhammad Surur bin Nayef bin Zainal Abidin. Gerakan ini sekarang bermarkas di Inggris dan Kuwait.

Salafi Haroki secara tegas menolak dan menentang modernisasi yang dianggap gagal dalam memperbaiki kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Khususnya yang terjadi di negara-negara muslim, bahkan sistem tersebut di pandang menjadi sumber kerusakan moral.

Kelompok Salafi sebenarnya dalam perkembangannya terpecah ke dalam beberapa varian. Sehingga sulit menempatkan satu kelompok menganut satu aliran sepenuhnya. Di Indonesia banyak sekali kalangan Salafi yang mendapat gelar Sururiyah atau yang mempunyai pandangan berbeda dengan Salafi Wahabi. Jadi tidak usah heran kalau kelompok Salafi ini gemar Takfir, karena di kalangan mereka sendiri mereka rentan bersebrangan dan berlawanan. Masih ingat bagaimana konflik Ustadz Jafar Umar Thalib versus Abubakar Ba'asyir. Parah sekali. Belum antar tokoh Salafi yang lainnya. Oleh karena modus pengembangan salafi berbasis pesantren, maka gerakan salafi di Indonesia umumnya bertabrakan langsung dengan warga NU. Bagian Salafi cukup sampai sini, nanti dilanjutkan dengan giliran Ikhwanul Muslimun atau IM (akrab terdengar Ikhwanul Muslimin).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar