Kamis, 24 Oktober 2013

Wag The Dog’ Harga Emas


Bagi saya, emas bukan untuk investasi. Kalau toh ikut membeli, dasarnya hanya trading saja. Oleh sebab itu analisa tehnikal lebih dominan dibanding fundamental. Kalau harga turun seperti sekarang ini posisi saya mencari pintu masuk, siap-siap membeli atau cicil beli. Ketika harga kembali naik dan mendekati resisten, mulai cari pintu keluar.

Mengapa emas bukan untuk investasi? Karena tidak ada cahflownya. Selain digunakan untuk perhiasan, emas tak banyak manfaatnya bagi manusia. Pemakaian emas untuk industri sangat sedikit dan karena itu tak memberikan nilai tambah. Naik-turunnya harga emas lebih dikarenakan faktor spekulan. Itu sebabnya dalam kondisi sekarang ini emas akan sulit menembus level tertinggi (resisten) sebelumnya. Tapi kalau toh naik, bagi seorang trader tidak menjadi masalah. Kalau harga tembus resisten atau breakout, beli saja lagi.

Penggunaan emas untuk perhiasan sebenarnya hanya didominasi beberapa negara seperti India, China dan mungkin Indonesia. Masyarakat dinegara maju sudah jarang menggunakan perhiasan dari emas murni. Paling dilapis emas. Disana perhiasan dinilai dari bentuk disain, merek atau artis pembuatnya.

Di negara maju emas bukan untuk investasi. Paling digunakan sebagai cadangan devisa, walau belakangan ini kecenderungan itu sudah sangat berkurang. Devisa negara kita tidak dalam bentuk emas, tapi dalam bentuk surat berharga dan mata uang asing. Harga emas akan berputar disekitar range harga 2-3 tahun terakhir, kecuali ditemukan manfaat lain yang bukan sekadar untuk cadangan devisa atau perhiasan. Atau Korut memulai perang dan melapas bom nuklirnya.

Mengenai teori konspirasi “Wag The Dog” boleh-boleh saja. Tapi bagi saya hanya dimanfaatkan sebagai informasi yang menggerakkan harga. Spekulan bermain diantara pemberitaan seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar