Kamis, 24 Oktober 2013

Bom Boston - Antara Kebencian dan Empati


Ketika seseorang berkomentar/posting berita tentang Bom Boston, beberapa orang komentar untuk mikirin korban bom di negara non-barat (Arab/ Afrika). Tapi kalau ada yang posting/ komen tentang korban bom/ penembakan di negara non-barat, tidak ada yang protes dan menyuruh mikirin korban di negara barat.

Jujur saja saya lebih khawatir jika ada pemboman di negara barat. Jika itu bisa terjadi di sana, maka bisa terjadi di Indonesia juga.

Saya masih ingat waktu SMA. Korban perang Afghanistan dan Irak dipampang di majalah dinding sekolah. Tidak dipampang korban 9/11. Untuk saya pribadi, semua korban adalah korban. Entah apa ras, warna kulitnya, agamanya, negaranya.

Apa perlu membanding-bandingkan korban di suatu negara? Kalau peduli terhadap korban negara lain kenapa tidak sebarkan saja beritanya? Mengapa harus ada yang protes ketika ada yang bersimpati dengan korban di negara barat? Tapi tidak sebaliknya?.

Jika merasa ada ketimpangan informasi, sebarkan saja beritanya. Tidak perlu banding-bandingkan korban di negara lain.



Memprotes mereka yang empati terhadap korban "negara barat" tidak lantas menunjukkan bahwa kamu berempati terhadap korban di negara "non-barat." Untuk saya, mereka yang protes itu hanya anti barat, bukan orang yang benar-benar peduli pada korban di belahan dunia manapun.

Difa Kusumadewi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar