Kamis, 24 Oktober 2013

Tradisi memberi Hadiah/ Oleh-Oleh -- perlu dilestarikan


Dulu sekali, karena kebiasaan saling memberi oleh-oleh, maka disetiap perjalanan saya harus meluangkan waktu untuk membeli oleh-oleh untuk keluarga atau teman ditanah air. Tidak sederhana sebenarnya. Cukup rumit berhitung siapa dibelikan apa mengingat banyaknya keluarga dan teman.

Paling rumit ketika bepergian keluar negeri. Sepertinya setiap orang, teman atau keluarga, berharap mendapat oleh-oleh. Ucapan: “jangan lupa oleh-olehnya ya” sering terdengar dari siapa saja yang tahu bahwa kita akan berangkat. Akibatnya kita terpaksa mengalokasikan waktu yang berharga disana untuk mencari hadiah tersebut. Lumayan stress dibuatnya. Ketika pulang malah over weight…LOL.

Ketika saya menetap di Jepang selama hampir 4 tahun, kami sering dikunjungi keluarga dan teman-teman yang dinas atau sekadar dolan kesana. Seperti biasa saya atau isteri menjadi guide. Percaya atau tidak, waktu mereka lebih banyak tersita untuk mencari oleh-oleh. Apalagi karena budget terbatas, nilainya harus sesuai dengan kantong. Singkatnya, yang mau dibeli banyak tapi dana terbatas. Kalkulator kecil dikantungi terus untuk konversi nilai mata uang. Kasihan juga, mereka kehilangan waktu yang berharga untuk menikmati Tokyo/ Jepang yang mungkin hanya sekali itu dikunjungi.

Sejak itu paradigma saya tentang hadiah atau oleh-oleh berubah. Disetiap perjalanan, saya tak lagi begitu mengutamakan soal oleh-oleh. Saya fokus saja pada rencana awal kunjungan ketempat itu. Kalau ada sisa dana dan waktu luang saya manfaatkan untuk penelusuran lebih mendalam tempat yang dikunjungi. Kalau sambil jalan nemu barang-barang kecil yang cocok untuk hadiah, beli saja, tanpa memikirkan akan diberikan pada siapa nanti.

Lalu bagaimana kalau ditagih sewaktu kembali nanti? Kalau hadiahnya sudah habis, ya jawab saja terus terang bahwa kita tak punya cukup waktu untuk belanja oleh-oleh. Biasanya mereka mengerti kok. Agar berimbang, saya juga mengubah paradigma dari tadinya penyuka hadiah, kini tak lagi berharap memperoleh hadiah kalau ada teman yang baru dari luar kota/ negeri. Tak jadi masalah, yang penting silaturahmi tetap terjalin baik, dengan atau tanpa hadiah.

Namun kalau memberi hadiah/ oleh-oleh memang sudah menjadi kesenangan, menikmatinya sambil mempererat silaturahmi, sebaiknya dipertahankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar