Senin, 01 Desember 2014

Mana Lebih Dulu Ayam atau Telur?


Pertanyaan tentang “mana lebih dulu ayam dan telur” sering dilontarkan dalam banyak bidang ilmu, terutama ilmu yang menuntut nalar dan logika. Dalam kelas-kelas filsafat pertanyaan seperti itu menjadi menu wajib, disamping pertanyaan-pertanyaan lain dalam langgam sejenis. Tentu semua pertanyaan itu untuk menguji alur pikir dan bangunan logika, agar runut dan sesuai tata pikir yang benar.

Ilmu pengetahuan sendiri tak habis-habisnya mengupas dan berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Logika dasar yang sering dibangun adalah, ayam bertelur dan telur keluar dari ayam. Jika ayam duluan, bagaimana dengan telur dan jika telur lebih awal, bagaimana dengan ayam, begitu seterusnya.

Dalam politik praktis, soal telur dan ayam pernah disinggung, bahkan membuat gerah sejumlah pihak. Pada waktu itu Gus Dur mengungkap bahwa yang keluar dari pantat ayam, selain telur, juga kotoran. Jawaban diplomatis tersebut diungkap untuk menjawab adanya partai politik lain, yang berbasis NU selain partai yang diarsiteki Gus Dur.

Namun pertanyaan bolak-balik ayam dan telur mulai menemukan titik terang. Seorang teman di media sosial, dokter Ryu Hasan menggambarkan penjelasan sederhana atas pertanyaan, “mana lebih dulu ayam atau telur?”.

“Ayam identik secara genetik dengan telur sebelum dia menetas, sementara telur selalu berbeda secara genetik dengan induknya. Jadi telur lebih dulu”, kata Ryu Hasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar