Minggu, 10 Maret 2013

FILOSOFI AGAMA


Pernah agama dibentuk dan dipeluk atas dasar ketakutan. Pernah pula agama dibentuk dan dipeluk atas dasar harapan. Saat ini, agama memang tak lagi didasarkan pada kedua kecenderungan purba itu. Tapi, dua kecenderungan itu masih sering kali dihayati oleh umat beragama sebagai salah satu landasan keberagamaannya.

Misal, kita ber-agama karena takut neraka dan berharap surga. Kita yakin pada klenik, karena takut kutukan dan berharap keselamatan. Maka, kata Imam Ali, jangan beragama karena 2 kecenderungan itu. Tapi karena kesadaran total (penghambaan, syukur, fitrah, dll).

Bahkan, simpelnya, beragama bisa dianalogikan dengann bekerja pada perusahaan. Perusahaan tak ingin Anda bekerja karena takut atasan. Sebab, atasan tak mungkin mengawasi Anda sepenuhnya. Perusahaan juga tak ingin Anda bekerja karena berharap gaji semata. Sebab, jika Anda tak puas pada gaji, Anda akan berhenti. Perusahaan ingin Anda bekerja sebagai bentuk pengabdian atas dasar rasa memiliki dan kenyamanan dalam bekerja. Akhirnya, atasan dan gaji bukan lagi landasan atau pertimbangan. Tapi itu hanya konsekuensi (seperti hadiah).

Maka, jangan beragama karena takut Allah atau neraka. Sebab, itu agamanya budak, kata Imam Ali. Jangan beragama karena takut Allah. Sebab, tak selamanya Anda merasa diawasi Allah, walau Allah selalu mengawasi Anda. Jangan pula beragama karena ingin surga. Sebab itu agamanya pedagang, kata Imam Ali. Jangan beragama karena berharap surga. Sebab, agama dan ibadah Anda, jika untuk membayar nikmat nyawa saja takkan sepadan.

Beragamalah, misal, karena syukur. Sebab, syukur bukan berarti untuk membayar apa yang kita dapat dari Allah. Syukur adalah salah satu bentuk kesadaran akan nikmat. Beragamalah, misal, karena penghambaan total. Sebab, itu kesadaran akan keterciptaan.

Singkatnya, jangan beragama karena takut neraka (seperti budak) atau harap surga (seperti pedagang). Tapi karena penghambaan total.

Akhirnya, semoga kita tergolong hamba yang benar-benar beragama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar