Jumat, 01 Mei 2015

Suara Hati (2)


Adakah yang lebih bening dari suara hati,
kala ia menegur kita tanpa suara.
Adakah yang lebih jujur dari nurani,
saat ia menyadarkan kita tanpa kata kata.
Adakah yang lebih tajam dari mata hati,
ketika ia menghentak kita dari beragam kesalahan dan alpa.

Ya, sebenarnya saat yang paling indah dari seluruh putaran kehidupan ini adalah
saat kita mampu secara jujur dan tulus mendengar suara hati.

Dari sanalah banyak tindakan dan perilaku kita menemukan arahnya yang benar.
Dari sana amal amal dan segala proses kehidupan kita memiliki pijakannya yang kokoh:
niat dan orientasi yang lurus.
Begitulah Rasulullah menggambarkan, bahwa hati adalah panglima.
Bila ia benar dan sehat, sehat pula seluruh aktivitas fisik pemiliknya.
Sebaliknya, bila ia rusak, rusak pula segala tingkah laku fisiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar