Selasa, 23 April 2013

Minyak Bumi


Total produksi minyak nasional saat ini sekitar 900 ribu barrel. Banyak orang Indonesia tidak tahu produksi minyak dari ladang-ladang minyak Pertamina cuma 100 ribu barrel. Sisanya dari ladang non-Pertamina. Produksi minyak Medco di dalam negeri misalnya mencapai 60 ribu barrel/ hari. Rencananya produksi akan naik jadi 120 ribu mulai 2013. Bila itu terjadi & produksi di Cepu belum juga dimulai - maka dalam hal menambang minyak - Pertamina bahkan akan kalah dibanding Medco. Produsen minyak terbesar justru Chevron Pacific, sekitar 500 ribu barrel/ hari. Produsen gas terbesar adalah Total EP Indonesie.

Oil company dari luar itu yang memproduksi minyak untuk Indonesia. Mereka yang melakukan eksplorasi dan menambang, tentu wajar dapat bagian dari usaha mereka. Pertamina pun akan begitu di luar negeri.

Orang suka lupa bahwa bisnis minyak harus kuat modal. Risikonya tinggi. Kalau modalnya tidak kuat/ digerogoti - ya susah. Proses mendapatkan hidrocarbon panjang dan super mahal. Untuk bikin sumur explorasi/ wildcat butuh sewa rig. Rate sewanya harian. Tergantung dari jenis rig. Rig darat ratenya ribuan dollar/ hari. Rig offshore bisa ratusan ribu dollar. Itu baru eksplorasi, belum produksi. Empat tahun yang lalu sewa rig sempat $700rb/ hari. Dan itu juga belum tentu dapat. Utilisasinya hampir 100%.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa Bank DILARANG membiayai ekplorasi minyak yang belum keluar dari tanah. Jadi semua penggalian harus modal sendiri. Uang yang ada di Bank kan milik masyarakat. Eksplorasi mahal dan banyak ketidak pastian - makanya tidak boleh pakai uang bank. Pemerintah akan ganti biaya ekplorasi cuma kalau sumurnya menghasilkan. Kalau sampai di bor tidak keluar minyak, perusahaan rugi jutaan dollar. Ditanggung sendiri.

UU Migas tidak mengurus soal kredit untuk ekplorasi, yang mengurus peruntukan dan kelayakan kredit adalah Bank Sentral. Bank boleh membiayai bila minyaknya sudah keluar dari tanah - semisal buat pengangkutan. Kalau eksplorasi jelas tidak boleh.

Bisnis Gas memang masih ada untung - tapi kalau tidak ada investasi baru, maka nasibnya akan segera menyusul bisnis minyak. Eksplorasi itu seperti main dadu. Perbandingan tingkat keberhasilannnya cuma 1:6. Sekarang katanya disebagian besar lokasi perbandingannya sudah meningkat menjadi 1:9 atau 1:10. Kalau bank ikut membiayai eksplorasi, maka tinggal tunggu waktu saja banknya kolaps. Mencari minyak tidak semudah mencari air. Bor (drill), belum tentu ada. Ternya dry hole. Atau fluida suka "lari". Kalaupun discovery, belum tentu ekonomis.

Itu sebabnya eksplorasi minyak masih menggunakan kontraktor "asing". Memerlukan jutaan dollar untuk eksplorasi, kalalau gagal menemukan minyak, ya urusan investor, negara tidak mengganti kerugian sepeserpun. Kalau minyak ketemu, baru semua diganti pemerintah dan dilakukan bagi hasil. Setelah produksi, fasilitas produksi menjadi milik negara, bukan punya si kontraktor asing.

Sumber minyak memang masih banyak - tapi di negeri orang. Atau minyaknya extra heavy seperti di Kanada. Minyak mentahnya kayak lumpur. Kanada punya cadangan tar-sand oil lebih banyak daripada cadangan minyak Arab Saudi. Tapi minyaknya kayak lumpur bercampur pasir.

Ciri khas industri perminyakan.adalah.high cost, high tech, and high risk. Dinegara kita tren eksplorasi makin ke timur, rata-rata offshore laut dalam. Cost eksplorasi 1 sumur sekitar $70 - $100 juta. Pernah ada yang sampai $180 juta, itupun dry. Sumur $180 juta hasilnya dry? Perusahaannya apa nggak semaput? Perusahaan Murphy Oil, mengebor 1 sumur di Blok Semai, daerah palung perairan Papua. Bukan semaput lagi, mereka langsung cabut dari Indonesia. Wajar saja, kalau 1 sumur sampai tekor $180 Juta, mereka harus ngebor berapa banyak supaya bisa balik modal. Kapan untungnya?

Tidak perlu jauh-jauh. Kasus Lapindo sudah membuktikan kejamnya risiko tambang minyak. Apalagi ditambah dengan kecerobohan. Ada teman yang cerita, Lapindo jadi bencana karena mereka tidak rela meninggalkan rig drilling. Begitu dicabut - yang keluar lumpur. Rig drilling memang mahal. Jutaan dollar. Tapi gara-gara lumpur yang keluar tidak habis-habis, ruginya trilyunan dan bertahun-tahun.

Mereka telat pasang casing, terjadi blow out. Harusnya langsung dihandle oleh rig. Tapi rig nya malah pergi karena kabarnya tidak diasuransikan. Asuransi lokal mana mau menjamin ekplorasi minyak. Kan lebih untung jualan asuransi jiwa, pendidikan, dll. Seorang teman lain mengatakan, mereka bukan cuma telat, tapi sengaja lanjut drilling untuk menghemat casing. Padahal SOP nya set casing dulu baru lanjut ngebor. Jadi ada SOP yang dilanggar. Kalau ini di expose bisa digolongkan human eror, bukan bencana nasional seperti statusnya sekarang. Akibatnya Bakrie bisa bangkrut buat bayar ganti rugi.

Ingat kasus Deep Water Horizon Teluk Mexico? BP sampai rugi milyaran dollar. Kebayang kalau Pertamina yang mengalami itu.

Seorang konsultan minyak saja dibayar $1000/ hari selama berbulan-bulan. Belum tentu ada hasil. Mengapa mahal? Karena orangnya tidak banyak, kerjanya di tempat terpencil, berurusan dengan mesin yang mahal dan risiko kerja tinggi. Belum lagi harus membangun fasilitas produksi yang investasinya ratusan juta dollar.

Itulah kenapa Pertamina belum berani drilling di deep water apalagi di timur Indonesia. Padahal minyak kita makin ke timur. Pertamina pernah hampir bikin negara bangkrut karena korupsi berjamaah, sehingga tidak boleh lagi pegang duit langsung, harus lewat Depkeu RI. Karena duitnya dipegang orang lain, insentif untuk ekplorasi jadi rendah. Modal juga cuma pas-pasan. SDM-nya pada pindah. Bisnis selalu mengikuti arah orang. Kalau SDM-nya pindah, maka bisnisnya pun ikut pindah ke tempat lain. Begitu juga di bisnis minyak.

Berita Pertamina nyaris bikin bangkrut Indonesia sangat terkenal di tahun 70-an. Untung karena perang di Timur Tengah, harga minyak naik dan Indonesia selamat. Dulu konsumsi BBM dalam negeri masih sangat rendah, jika dibandingkan dengan produksi. Jadi Indonesia masih sangat diuntungkan oleh kenaikan harga minyak era tahun 70-an itu.

Dari 60 cekungan migas di Indonesia 39 diantaranya terletak di sebelah timur. Berarti ongkos akan semakin mahal. Eksplorasi onshore di papua, bukan hanya biaya operasi besar, tapi ada banyak biaya-biaya lain seperti "biaya pengganti harapan". Di papua terkenal dengan biaya pengganti yang tak wajar. Mau ngebor 1 sumur, pembebasan tidak sekedar membebaskan lahan. Bisa jadi disana ada pohon buah, nanti dihitung cost oleh warga. Kira-kira selama 50 tahun kedepan berbuah, nah, itu biaya yang harus diganti. Kalau di ekonomi itu namanya konsep Time Value of Money. Banyak yang tidak paham konsep itu biarpun sekolahnya sarjana.

Seorang teman yang kerja di BP bercerita bahwa BP pernah mengeluarkan dana 300 juta rupiah untuk pemindahan pohon keramat. Dibayarkan ke kepala suku. Kendaraaan operasional menabrak seekor babi, ganti ruginya 20 babi karena bisa jadi babi itu beranak banyak. Seringkali dihitung sesuai jumlah puting susu babi betina. Saya jadi ingat pengalaman masal lalu di Aceh ketika proyek PIM-1. Kalau tidak salah PIM masih membayar buah kelapa yang ada dikomplek perumahan PIM beberapa tahun kemudian. Karena katanya yang dulu dibayar baru ganti rugi pohonnya. Buah nya belum. Dan pohon itu masih berbuah sampai bertahun-tahun kemudian. Masih ingak kalau menabrak kambing dijalanan? Ganti ruginya dihitung sampai ke anak-cucu kambing tersebut. Dimana-mana ternyata sama saja.

Senin, 08 April 2013

Fakta Bursa Saham Indonesia


Nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mencapai Rp. 7,3 Trilliun. Duit Rp. 100 ribu beratnya 1 gram; jadi volumenya setara 73 Ton duit. Jadi, kalau transaksi BEI hari ini dibayarnya pakai duit cash, minimal perlu sekitar 10 Truk Mitsubishi Fuso 8 ton untuk angkut duitnya, pecahan 100 ribuan semua. itu baru uangnya saja. Kalau saham yang dijual-beli masih kertas lembaran, butuh puluhan truk lagi. 

Duit 7.3 Triliun itu tersimpan di Bank dalam negeri, berstatus bank pembayar transaksi. Bukti fisik tanda kita membeli saham itu apa? Fisiknya tersimpan di Kustodian Sentral. Jadi mirip dengan kita menyimpan duit di bank - semuanya disimpan di Bank Sentral. Makanya lebih praktis transaksi secara elektronik seperti sekarang ini. Paperless.

Revolusi dan Sejarah Pajak di Perancis


Revolusi Perancis terjadi saat yang kaya tidak mau bayar pajak dan yang miskin tidak sanggup bayar pajak. Siapa menanggung siapa.

Para bangsawan dan pemuka agama dapat fasilitas pembebasan pajak. Padahal Perancis saat itu mendekati bangkrut dengan utang 2 Milyar Livre. Maka ditunjuklah Jacques Necker menjadi Dirjen Keuangan Negara. Karena dia Protestan dan orang Swiss - maka tidak bisa menjadi Menkeu.

Necker menyadari bahwa pungutan pajak tidak bisa dinaikkan lagi sehingga ia mengusulkan agar bangsawan dan pemuka agama mau bayar pajak. Orang-orang di sekeliling Raja Louis XVI keberatan. Gereja pun tidak mau. Akhirnya Necker dipecat dan diganti oleh de Callonne sebagai Menkeu.

de Callonne sarankan pemotongan anggaran belanja dan pembebasan perdagangan. Usulan ini juga ditolak. de Callone mengulang usul Necker. Senasib dengan Necker. Dipecat. deCallonne juga diasingkan. Ia lari ke Inggris. Nama deCallone dicemarkan. Disebut Monsieur Déficit.

Akibatnya, beban utang Perancis yang raksasa ditanggung oleh kelas menengah. Semakin berat, hingga kelas menengah pun berkurang dan habis. Yang tersisa cuma kelas miskin, bangsawan dan pemuka agama. Gereja sebagai pemilik tanah terluas malah ikut menambahi beban pajak tanah.

Ditambah dengan kegagalan panen. Harga roti meroket tajam. Terjadi kekurangan makan dan wabah kelaparan. Ini tidak dialami oleh bangsawan. Karena bangsawan dan gereja memiliki tanah dan hasilnya. Yang tidak punya tanah harus membeli hasil bumi dengan harga yang makin tinggi.

Orang miskin yang lapar dan kurang gizi memicu penjarahan tempat tukang roti dan gudang-gudang hasil bumi. Militer dikerahkan memadamkan hal ini. Tetapi prajurit Perancis kebanyakan dari rakyat biasa. Para Jenderal dari kaum bangsawan. Garis komando pun terputus, tentara jadi liar.

Dengan bantuan pemberontakan prajurit pula, akhirnya Revolusi Perancis berkobar ditandai dengan penyerbuan Penjara Bastille sebagai symbol. Dan gereja pun tidak mampu menyelamatkan diri. Ikut dijarah. Kaum revolusioner mengambil alih kepemimpinan dan memenjarakan Louis XVI. Setahun kemudian Louis XVI dihukum pancung Guillotine, alat hukum mati yang didesain Dr. Joseph Guillotine.

Di Bastille sebenarnya tidak ada siapa-siapa. Cuma ada 7 napi dan dijaga oleh 82 tentara. Tapi diserbu karena disebut-sebut sebagai tempat penimbunan senjata. Tidak banyak senjata di Bastille dan tempat itu dijaga para invalides (tentara yang tidak lagi berdinas aktif) - tetapi Bastille menjadi symbol. Dari penyerbuan Bastille muncul peralihan kekuasaan di Perancis dengan berdirinya Majelis Nasional di tahun 1789. Ada tradisi baru muncul.

Saat sidang elemen-elemen progresif duduk di sebelah kiri. Elemen-elemen konservatif duduk di sebelah kanan. Ini awal politik kiri vs. kanan. Unsur Revolusioner ini pula yang membuat Perancis jadi sekular. Puncaknya: Penyerbuan Katedral Notre Dame dan penghancuran simbol agama. Nama Notre Dame ("Ibu Kita") diganti menjadi Dewi Akal (Reason) di 1793. Gereja dikosongkan dan banyak paderi lari karena terancam dibunuh.

Majelis Nasional kemudian melahirkan Deklarasi Hak Manusia dan Warga (D̩claration des droits de l'Homme et du Citoyen) ini hal unik. Karena Deklarasi ini intinya diambil dari Deklarasi Kemerdekaan Amerika, yang berhasil berkat intervensi Perancis 13 tahun sebelumnya. Padahal karena membantu Amerika ini pula (melawan Inggris) - akhirnya Kerajaan Perancis dibebani utang besar yang mencetus Revolusi. Eh kenapa ceritanya jadi sampai sini ya? Padahal tadinya cuma mau bicara soal Pajak dan ketidak adilan sebagai pencetus Revolusi Perancis. Sekian dulu tulisan tentang Pajak dan Revolusi Perancis ini. Jadi, pesan terakhir: "orang bijak taat pajak" (terutama yang kaya-kaya) Рagar tidak meletus revolusi.

MESIR - Kisah Tentang Pajak & Piramid


Catatan pertama tentang keberadaan dan pemungutan pajak adalah di masa Dinasti Pertama Mesir Kuno (3000-2800 SM).

Uniknya, Mesir Kuno juga yang pertama memperkenalkan pajak bersifat variabel, yaitu berdasarkan tinggi air Sungai Nil. Semakin tinggi air sungai Nil, semakin tinggi pungutan pajak, karena tanah subur makin luas dan panen meningkat, dan sebaliknya.

Lewat pajak inilah para Firaun menggaji para pendeta (yang merangkap ilmuwan), sehingga peradaban Mesir Kuno jadi maju. Para pendeta inilah yang mengamati Bintang Sirius dan menyusun kalender. Kalender yang presisi menunjukkan waktu tanam paling tepat. Orang Mesir mulai menanam saat Banjir Besar Nil surut. Kapan banjir datang dan surut adalah kunci kemakmuran Mesir via penanaman Gandum.

Di masa lalu pada pemerintahan theocracy, pajak dan derma (termasuk zakat) adalah satu dan tidak dibedakan. Selama ribuan tahun (3000 SM-600 M), Mesir menjadi lumbung gandum dunia. Berkat Kalender Sirius dan Sungai Nil. Stabilitas via kemakmuran. Bagaimana dengan kualitas hidup warga mesir? Tergantung tinggi air Sungai Nil, tapi secara umum sejahtera dibanding peradaban lain sezaman.

Berkat gandum, Mesir pernah menjadi pemilik emas terbanyak di dunia, tanpa memiliki satupun tambang emas. Gandum ditukar emas.

Apa yang dilakukan orang Mesir saat Sungai Nil banjir? Nganggur? Tidak. Firaun menggaji mereka membangun Piramida. Semua piramida dibangun oleh pekerja upahan, warga Mesir. Bukan oleh budak apalagi Alien. Gaji buruh Mesir dibayar dalam bentuk gandum. Di masa itu gandum, emas dam perak adalah alat tukar.

Memang ada yang berpendapat bahwa pembangunan piramid dilakukan oleh budak, karena konsep labor (bukan individu) dihargai alat tukar baru ada setelah kapitalisme. Selama ini anggapan budak itu adalah Bani Israel seperti yang ada dalam film. Anggapan yang keliru. Orang Israel menjadi budak pembuat bata di Delta Nil, bukan membuat Piramid. Tapi Piramid memang mahal sekali. Cuma ada sekitar 140 piramid. Ada faraoh yang bangkrut gara-gara proyek piramid. Buruhnya jadi mogok.

Dilema SBY


Karena teman-teman sudah mulai membahas tentang langkah kuda SBY dalam merebut kekuasaan di Partai Demokrat (PD), maka saya tergerak ingin melakukan analisa pribadi terhadap kemelut yang menimpa PD, tumbangnya Anas (AU) yang berujung pada KLB dan kesediaan SBY untuk menerima jabatan Ketua PD. Banyak pengamat dan analis di TV yang mempertanyakan, bahkan menentang kesediaan SBY menjadi Ketua Partai. Pak Ilyas menyebutnya “bagaikan memakai jubah yang kekecilan”. Tapi saya ingin menganalisanya dari sisi yang berbeda. Mencoba melihat dari luar kotak.

Saya rasa banyak pihak yang keliru menilai SBY. Sebagian malah “under estimate.” Banyak penilaian dipengaruhi pemberitaan televisi, yang seringkali dangkal, tidak akurat dan sarat kepentingan politik. Mari kita bahas, dimulai dengan menelusuri masa lalu SBY.

SBY merupakan lulusan terbaik angkatannya di Akabri. Setelah itu karir tentara ini menanjak dengan cepat dan di periode akhir pemerintah orde baru, SBY menjabat sebagai Kasospol ABRI. Jabatan kasospol adalah jabatan prestisius, strategis dan merupakan jenjang terakhir sebelum menjadi Kasad atau Pangab. SBY yang pernah mendapatkan pendidikan militer di West Point AS, dikenal sebagai seorang ahli strategi yang ulung. Posisi kasospol merupakan pengakuan Suharto atas kepiawaian SBY.

SBY yang bercita-cita menjadi Panglima ABRI terpaksa harus melupakan impiannya ketika pemerintahan orba tumbang. Tapi di era reformasi karir SBY tetap melaju dan memperoleh jabatan penting di era 3 presiden awal reformasi. SBY berpasangan dengan JK kemudian menjadi presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat. Banyak yang berpendapat bahwa JK lebih sebagai real president dibandingkan SBY. Tapi fakta berkata lain. Pada pilpres berikutnya, SBY malah mengalahkan JK, membuktikan bahwa SBY-lah presiden sesungguhnya dan JK hanya pelengkap. Kemenangan SBY mayoritas dalam satu putaran pilpres menunjukan penilaian sesungguhnya rakyat Indonesia pada figur ini.

SBY masih menjadi presiden hingga kini. Berbagai kritik di media massa yang santer ditujukan pada pemerintahannya tak menggoyahkan SBY. Kepemimpinan SBY malah mengantar negara kita menjadi salah satu negara dengan perekonomian terkuat didunia dan dihargai dimata internasional. Popularitas figur SBY, walau turun dari sebelumnya, hingga kini masih yang tertinggi diantara seluruh tokoh nasional.

Dari gambaran ringkas diatas, masihkah kita menganggap SBY sebagai tokoh yang hanya “beruntung” menjadi presiden? Seharusnya tidak. SBY sampai ke posisinya sekarang bukan semata karena nasib baik, tapi hasil dari kehebatan strategi dan kepiawaian bermanuver dalam meniti karir memenuhi ambisinya. Apa yang telah dicapai SBY bukan kebetulan, tapi semata-mata direncanakan (by design). Pribadi yang dipermukaan terlihat santun dengan tutur kata yang runtut dan teratur menyebabkan orang sering keliru menilai sosok yang satu ini.

2



Pada Kongres Partai Demokrat (PD) di Bandung, sebenarnya calon ketua PD yang diunggulkan SBY adalah pasangan Andi Malarangeng (AM) dan Adi Baskoro Yudhoyono (Ibas). Tapi demokratisasi yang ditumbuh-kembangkan sendiri oleh SBY di PD ternyata menjadi senjata makan tuan. Suasana demokrasi yang begitu kental terasa dalam kongres Bandung malah menggugurkan pasangan AM+Ibas di tahap awal dan mengantar kuda hitam Anas Urbaningrum (AU) menjadi ketua partai. Saya yakin SBY tentu kecewa, tapi tak diperlihatkannya didepan umum. Satu hal yang dipelajari dan dipahami SBY paska kongres bandung adalah bahwa dia tidak lagi mengontrol PD, partai yang di bidaninya sendiri.

Saya perkirakan hubungan SBY dan AU tidaklah mesra-mesra amat setelah itu. Ibarat api dalam sekam, SBY hanya menunggu momen yang tepat untuk kembali mengambil alih PD. Begitu pula AU yang menunggu saatnya berhadapan “head to head” dengan SBY. Peluang itu muncul ketika Nazarudin (Nazar), Bendahara PD, tersangkut masalah korupsi. Terjadi kepanikan sesaat ketika diketahui bahwa kasus Nazar kemungkinan akan melibatkan sang putera mahkota. Tapi berkat kepiawaian bermanuver, SBY akhirnya malah bisa menunggangi kasus ini untuk kembali menguasai PD. Nazar kemudian berbalik menyerang dan melibatkan AU dalam kasus korupsinya, terutama Hambalang, sementara AM dan Ibas nyaris tak terdengar keterlibatnnya. Padahal dari penuturan dan catatan keuangan Yulianis (Bendahara Permai Group, perusahaan Nazar), jelas siapa yang selayaknya disorot.

Tapi KPK yang mendapat dukungan masyarakat luas tidak mudah untuk di kendalikan. Perlahan tapi pasti penyelidikan KPK selalu kembali ke alur yang seharusnya. Nazar dan Angelina Sondakh sudah dinyatakan bersalah dan dihukum. Menyusul kemudian menpora AM ditetapkan sebagai tersangka. Kalau memang terlibat, tentu tak lama lagi penyelidikan KPK akan sampai juga pada sang putera mahkota. Keadaan menjadi genting dan diluar kendali. Nazar kabur (?) keluar negeri, tapi kemudian ditangkap karena mulai menyebut-nyebut nama yang terlarang. Sementara itu PD dibawah kepemimpinan AU tak bisa diandalkan untuk memberi dukungan, malah cenderung menggerogoti. Babak belur di hajar media lawan politik, popularitas PD menurun drastis. Sementara AU terus melakukan konsolidasi di internal partai untuk kepentingan sendiri. SBY mulai kuatir sedang menyaksikan AU, anak harimau yang tak diharapkan, membesar dan pada akhirnya menjadi terlalu sulit dikendalikan. Strategi pun disusun dan skenario baru pun digagas. AU harus dihentikan dan kendali PD harus kembali berada ditangan SBY.

3



Kini kita sampai pada pertanyaan: “Mengapa kendali terhadap PD begitu penting bagi SBY?”

Pertama. Sesuai agenda KPU, bulan April ini parpol peserta pemilu dijadwalkan menyampaikan daftar caleg masing-masing. Penyusunan daftar caleg ini sangat penting dan krusial karena menjadi ajang rebutan kader partai. Para petinggi partai akan saling berebut pengaruh untuk memastikan anggota kelompok atau faksi masing-masing berhasil masuk sebanyak-bayanknya kedalam daftar calon. SBY dan para “Sengkuni” mulai gelisah, kuatir AU berpengaruh terlalu besar dalam penyusunan daftar caleg. Dan harap dimaklumi, bahwa KPU hanya akan menerima daftar caleg yang diajukan oleh Ketua Umum Partai, bukan Ketua Majelis Tinggi atau Dewan Pembina. Sekalipun di internal partai kekuasaan kedua lembaga ini lebih tinggi dari Ketua Umum. Alarm bahaya-pun menyala. Tidak ada jalan lain, sebelum penyusunan daftar caleg di mulai, ketajaman pisau AU harus segera ditumpulkan.

Skenario “kudeta” pun diperbaharui. Sebelumnya sudah dimulai dengan tuduhan-tuduhan Nazar tentang keterlibatan AU dalam korupsi Hambalang. Lalu secara rutin beberapa petinggi PD (seperti Ruhut Sitompul, dll) juga sudah gencar menyerukan di media agar AU mundur dari jabatan Ketua PD. Skenario berikutnya berupa pengumuman hasil survey SMRC yang menyatakan bahwa popularitas PD merosot tajam (tinggal 8% dari sebelumnya >25%). Kemerosotan ini di tuding sebagai akibat tersanderanya PD dalam kasus korupsi AU. Lalu kelompok petinggi PD (para Sengkuni di Majelis Tinggi) meminta agar SBY mengambil langkah-langkah darurat penyelamatan partai. SBY yang “kebetulan” sedang melakukan kunjungan kerja keluar negeri menyempatkan diri berdoa sewaktu umroh di tanah suci, meminta petunjuk dan mohon penyelamatan PD.

Sepulang ketanah air, sebagai ketua Majelis Tinggi partai SBY langsung mengambil alih kendali PD sembari meminta AU untuk fokus menghadap kasus hukum yang dihadapinya (padahal waktu itu belum ada kasus hukum terhadap AU). Seluruh petinggi partai, termasuk AU, diharuskan menanda-tangani pakta integritas dan kesediaan mundur dari jabatan kalau berstatus tersangka. Tekanan bertambah dengan bocornya sprindik KPK yang menyatakan AU segera akan menjadi tersangka. Kasus kebocoran sprindik itu kini sedang diperiksa oleh Komite Etik KPK dan sepertinya tengah mengarah kepada keterlibatan Ketua KPK Abraham Samad sebagai pembocor.

Sepertinya seluruh kekuatan telah dikeluarkan, bidak-bidak catur sudah ditempatkan diposisi masing-masing, sehingga tak heran tidak lama kemudian putusan penetapan AU sebagai tersangka pun dikeluarkan KPK. Skak-mat! AU tak lagi punya pilihan kecuali berhenti sebagai Ketua PD. Kekuasaan dan kendali terhadap PD kini sudah kembali sepenuhnya beralih ketangan SBY. KLB Bali merupakan kecelakaan. Terpaksa dilakukan agar penanda-tanganan caleg yang diserahkan ke KPU tidak dipermasalahkan legal-formalnya dibelakang hari karena tidak ditanda-tangani oleh Ketua Partai hasil kongres.

Tak ada pilihan lain bagi SBY kecuali menjadikan dirinya sendiri sebagai Ketua PD. Membiarkan kader lain, Marzuki Alie atau “Sengkuni” lain misalnya, bisa seperti memelihara harimau lain yang akan menerkam dari belakang. Sesuai hasil KLB Bali, SBY kini telah menjadi Ketua PD, sekaligus Ketua Majelis Tinggi dan Dewan Penasihat. Kekuasaan paripurna. Dan tentu saja para Sengkuni, karena jasa-jasanya telah mendapat imbalan posisi yang sesuai.

Pak Nur Hidayat benar ketika mengatakan SBY tidak lagi “konsisten” dengan ucapan sebelumnya. Tapi bukankah di dunia politik hanya sikap “inkonsisten” yang “konsisten”?

4

Kedua. Kita mengetahui bahwa tak lama lagi masa jabatan SBY sebagai presiden akan berakhir dan tak lagi berpeluang maju sebagai capres pada pilpres 2014. Kurang dari 2 tahun lagi. SBY tentu sangat memahami bahwa peralihan kekuasaan di negeri ini jarang berjalan mulus dan seringkali melalui proses yang berdarah-darah. Sudah dimulai sejak zaman Ken Arok dulu. Dinegeri ini, seorang pemimpin yang sudah berakhir kekuasaannya dengan mudah dilupakan. Seringkali malah di hujat setelahnya. Menerima berbagai tuduhan atau diminta pertanggung-jawaban atas berbagai keputusan yang diambilnya ketika berkuasa. SBY tentu punya hutang yang harus dilunasi kelak. Kasus century misalnya, masih berpotensi digugat.

Sukarno, Suharto, Habibie, Gus Dur adalah contoh mantan kepala negara yang tak lagi berdaya setelah mengakhiri tugas sebagai presiden. Tanpa dukungan partai sendiri yang tak lagi hirau pada idola masa lalunya, para mantan presiden tersebut harus berjuang sendiri untuk mengatasi persoalannya masing-masing. JK salah satu contoh lainnya. Berhenti sebagai wapres, JK keliru ketika melepas jabatan sebagai Ketua Golkar. Akibatnya kini JK tak lagi punya kekuatan politik yang memadai untuk mendukung dirinya sendiri. Mungkin itu sebabnya Megawati tak bersedia melepas jabatan Ketua PDIP ketika menjadi presiden. Hingga kini, Mega minimal masih mempunyai kekuatan politik yang disegani dinegeri ini. Bisa membayangkan posisi Mega sekarang kalau sewaktu menjadi presiden dulu beliau melepas jabatan Ketua PDIP? Mungkin hanya seorang nenek yang momong cucu. Mega tak peduli kalau kepemimpinannya di PDIP yang berkepanjangan itu telah membuat gerah sebagian kader dipartai itu, yang telah kehilangan peluang untuk aktualisasi diri. Lalu mengapa SBY harus peduli dengan karir kader muda partainya, partai yang tadinya didirikan hanya untuk kendaraan politiknya?

Sadar sepenuhnya akan situasi yang dihadapi para mantan pemimpin bangsa setelah tak lagi berkuasa, SBY mulai menyiapkan tempat berlabuh untuk dirinya sendiri kelak. Apalagi pilihannya kalau bukan Partai Demokrat. Walau tak lagi menjadi presiden, dengan tetap mengendalikan PD, SBY masih bisa berperan banyak dalam perjalanan kedepan bangsa ini. Masih akan dihormati dan diperhitungkan. Minimal masih ada partai dan pendukung partisan yang masih akan mengelu-elukan atau membelanya kalau diperlukan kelak. Apalagi dalam sistem politik kita saat ini, setiap pimpinan parpol skala mengengah-besar masih akan memiliki porsi kue kekuasaan, minimal dalam pemerintahan koalisi siapapun presidennya nanti. Selama sistem potilik negara kita belum berubah, pemerintah mendatang masih akan berupa pemerintahan koalisi multi partai yang akan tetap “banci” karena elitnya masih akan saling sandera seperti yang terjadi sekarang.

Jadi sekarang kita sudah lebih paham mengapa SBY begitu berambisi menguasai kembali PD. SBY tetap masih memerlukan kendaraan politik yang bisa dikendalikannya, sekarang sebagai presiden atau nanti setelah tak lagi berkuasa.

Kita adalah bangsa yang mudah melupakan pemimpin, punya karakter pendendam dan suka berpikir negatif. Sementara itu, disepanjang pemerintahan para presiden itu selain punya prestasi baik, mereka tentu juga tak luput dari keliruan. Ketika tak lagi berkuasa, semua prestasi baik akan mudah dilupakan dan kesalahannya akan menjadi topik bahasan berkepanjangan.

5



Sekarang kita sampai pada bagian terakhir serial analisis saya tentang langkah kuda SBY. Pertanyaannya masih diseputar itu: “Apakah ada alasan lain mengapa SBY akhirnya mengambil alih kekuasaan di PD?” Mari kita lanjutkan sedikit lagi.

Ketiga. Sumber masalah SBY lainnya adalah Nazarudin. Mantan Bendahara PD ini telah didaulat menjadi tokoh paling korup di negeri ini. Meninggalkan luka di PD yang masih akan berbekas sampai lama. Mungkin Nazar yang paling tepat mewakili figur Sengkuni di PD.

Dalam memuluskan proyek-proyek korupsinya, Nazar royal membagikan hadiah kepada seluruh petinggi yang terlibat, lintas partai. Ketika kongres Bandung, Nazar diperkirakan ikut membantu biaya kampanye hampir semua kandidat ketua partai yang bertarung saat itu. Siapapun yang terpilih sebagai ketua, Nazar memastikan sudah punya tiket digerbong pemenang. Kalau mempercayai apa yang dikatakan Yulianis, sepertinya sang pangeran mahkota-pun ikut kecipratan.

Mengapa Yulianis? Mengapa bukan Nazar yang dipercaya sebagai sumber informasinya? Karena Nazar punya kepentingan dan banyak berbohong. Besar kemungkinan sudah ada kesepakatan rahasia antara Nazar dengan para “Sengkuni” PD, sejak Nazar mulai alihkan tuduhan pada AU. Sebagai imbalannya Nazar tentu sudah memperoleh janji tertentu, masih misteri dan mungkin baru akan kita ketahui kelak, setelah pertunjukan usai dan layar diturunkan. Selalu ada kisah dibalik layar yang berisi kasak-kusuk para pelakon.

Untuk amannya dan agar sementara tak menjadi sasaran tembak, putera mahkota memutuskan mundur dari DPR. Saat ini yang bersangkutan masih menjabat sebagai Sekjen di PD. Hanya untuk sementara waktu, sampai selesainya proses pendaftaran daftar caleg ke KPU yang memerlukan tanda-tangan Ketua dan Sekjen partai. Setelah ini, konon kabarnya, sang putera mahkota berencana akan melanjutkan pendidikan S3 di AS. Untuk sementara menghilang dulu dari peredaran.

Skenario penyelamatan telah tersusun rapi dan proses eksekusi sudah mulai ditindak-lanjuti. Masihkah beranggapan SBY “lebay” dan Keliru ketika mengambil alih posisi Ketua PD? Atau sebenarnya semua itu langkah cerdik, strategis dan terencana baik? Langkah kuda yang cemerlang? Wallahualam bishawab. Jangan terlalu serius, ini kan hanya skenario rekaan saya saja.


Tips Memilih Pom Bensin dan Mengisi Bensin yang Benar


1. LEBIH BAIK ISI DI POM BENSIN PERTAMINA KODE 31 atau (Angka Kedua 1)

Tiap pom bensin memiliki kode depan masing-masing..dimana anda bisa mengetahuinya ?

Berikut ini saya berikan tips buat isi di Pom Bensin yang bagus:

Pernah memperhatikan plang nama besar saat menuju ke SPBU? Di wilayah Jakarta dan sekitarnya tertera huruf 31.XXXXX atau 34.XXXXX. itu bukan kode buntut. Huruf awal pertama menandakan kode wilayah . Sedang angka kedua mengandung arti kepemilikan.

Kepala 3 berarti SPBU berdomisili di Jakarta Jawa Barat, Banten dan sekitarnya. Kalo kepala 5 kayaknya Surabaya.

Digit kedua, jika angka 1 berarti kepemilikan Pertamina sendiri. Sedangkan angka 4 berarti kepemilikan swasta atau dealer..jadi yang penting angka keduanya 1 gak masalah berapapun angka pertamanya karena itu kode wilayah .

Karena, sebenarnya ada tiga kategori SPBU. Pertama COCO alias corporate owner corporate operate, CODO yakni corporate owner dealer operate. Terakhir DODO, dealer owner dealer operate. Ini berdasar pada situs spbu.pertamina.com

Karena dikendalikan oleh pertamina, maka kualitas SPBU model COCO dan CODO diyakini lebih baik dibanding DODO. Tanpa bermaksud menyamaratakan, di sisi bisnis bisa dimengerti, karena ingin cepat balik modal, pengusaha jadi berlaku curang. kalo saya sih nyaranin ngisi bensin sebaiknya di SPBU yang milik Pertamina (angka keduanya 1) karena quality control-nya cukup bagus..

saya denger2 juga dari supir taksi dan orang2 yang telah pengalaman ngecek pas ngisi bensin katanya yang kode 31 (Angka Kedua 1)takarannya sesuai sedangkan yang 34 agak berbeda meskipun punya tanda "PASTI PAS".

Menurut banyak orang juga kode pertamina 31 (Angka Kedua 1)ternyata paling baik(kualitas bensin) dibanding denanda yang kode 34.

cara buktiinya:

coba bagi anda yang menggunakan mobil/ motor matic, pastinya akan terasa tarikan mobilnya .jika mengisi bensin di pertamina dengan tanda kode 31 (Angka Kedua 1)akan terasa tarikan mobilnya lebih kencang dan tidak terlalu kotor dibanding dengan tanda pom dengan tanda kode lainnya

Coba anda bandingkan jumlah mobil/ motor yang ngisi bensin di pom bensin tersebut,,,di pom bensin kode 31(Angka Kedua 1) pasti sangat ramai sedangkan yang kode 34 agak cenderung sepi..ini udah saya buktikan sendiri.

Coba anda ngisi 1 Liter bensin di Pom bensin 31 (Angka Kedua 1)dan pom bensin 34..bandingkan aja dari sisi kualitas (mesin lebih enak) maupun kuantitasnya (yang mana yang lebih cepat habis)..

coba anda tanya sama supir angkot atau supir taksi dimana pom bensin yang bagus, pasti sebagian besar mereka jawab di pom bensin 31 (Angka Kedua 1)karena mereka juga banyak ngisi di pom bensin 31

Kalo gak percaya bisa dibuktikan sendiri anda...tapi gak semua 34 juga yang kaya begitu



2. TIAP ISI BENSIN MINTA KEPADA PETUGASNYA TUAS HANDLE SELANG JANGAN DITEKAN TAPI DILEPAS AJA WAKTU DITARUH DI TANGKI KITA

Pernah gak anda sewaktu ngisi bensin, tuasa handle ditekan2 begitu sama petugasnya? pasti pernah lah nemuinnya...kenapa begitu? karena banyak oknum yang nakal denanda cara memainkan takaran bensin dengan tanda cara seperti itu sehingga jumlah bensin yang kita isi lebih sedikit dari apa yang seharusnya..

Pengalaman saya ngisi di pom bensin kode 31 (Angka Kedua 1), petugas gak pernah menekan-nekan tuas handle selang sewaktu mengisi sedangkan di kode 34 liat aja deh...kalo anda sewaktu ngisi bensin digituin, petugasnya ditegur aja..



3.ISILAH BENSIN WAKTU HARI MASIH PAGI KETIKA TEMPERATUR TANAH MASIH DINGIN

Ingat bahwa semua SPBU mempunyai tanki penyimpanan di bawah tanah.Semakin dingin tanahnya maka semakin padat/kental bahan bakarnya. Jika temperatur mulai panas/hangat, maka bahan bakarnya akan mengembang.

Jadi jika membeli bahan bakar pada siang hari atau petang hari..sebenarnya bahan bakar yang diisikan ke dalam tanki kendaraan anda jelas lebih sedikit dibanding jumlah liter yang anda beli.Dalam bisnis perminyakan, gravity yang spesifik dan temperatur bensin, diesel dan bahan bakar pesawat jet, ethanol dan produk minyak lainnya punya peranan penting. Kenaikan 1 derajat merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam business ini. Tetapi SPBU tidak memberikan anda rugi/kompensasi karena temperatur



4.ISI BENSIN SAAT TANKI KENDARAAN ANDA MASIH SETENGAH PENUH.

Alasannya adalah semakin banyak bahan bakar yang ada di tanki kendaraan, maka semakin sedikit udara yang ada di bagian tanki yang kosong. Bensin menguap lebih cepat dari pada yang bisa kita bayangkan. Dalam bisnis perminyakan biasanya tanki penyimpanan bensin mempunyai apa yang kita sebut atap yang mengapung (floating roof) yang berfungsi sebagai clearance zero antara bensin dan atmosfer sehingga penguapannya bisa dikurangi.,tetapi hal itu tidak terdapat di SPBU.



5.JANGAN ISI BENSIN JIKA ADA TRUK BAHAN BAKAR SEDANG MENGISI TANKI PENYIMPANAN

Hampir pasti bensin/solar akan teraduk saat bahan bakar dipompakan dari truck ke tanki penyimpanan SPBU, dan kemungkinannya akan ada kotoran di dasar tanki penyimpanan yang teraduk naik dan terikut masuk ke tanki kendaraan anda.





Pilih Obat Paten atau Generik


Tulisan ini bukan saja untuk masyarakat yang awam tentang dunia kesehatan. Tapi juga untuk kalangan dokter dan apoteker.

Mengapa demikian? Ternyata bukan saja masyarakat awam saja yang meragukan khasiat obat generik. Para dokter sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan pun banyak yang meragukan obat generik. Entah karena minimnya informasi yang mereka terima atau karena adanya "kepentingan bisnis" disana. Namun justru dari para dokter inilah kita sering mendapatkan informasi sesat tentang kurangnya khasiat obat generik.

Tidak heran jika kemudian masyarakat awam pun ikut-ikutan latah menganggap obat generik 'kalah kinerja' dibanding obat paten. Benarkah demikian? Yuk, mari kita cari tahu apakah kepercayaan umum itu sekedar 'mitos' atau kenyataan? Atau jangan-jangan telah terjadi disinformasi by design terhadap rendahnya mutu obat generik ini.

Namun sebelumnya kita perlu tahu pengertian obat generik dan obat paten terlebih dahulu.

"Obat paten" adalah obat yg masih dilindungi hak patennya. Biasanya ini jenis obat-obat hasil penemuan baru. Setiap obat baru yang diciptakan berasal dari proses penelitian dan pengujian yang panjang. Butuh investasi besar untuk menemukan suatu jenis obat tertentu. Wajar jika pihak penemu dilindungi hak ciptanya.

Pabrik obat manapun yang ingin memproduksi "obat paten" ini wajib membayar royalty pada pihak penemu. Jadi bisa dipahami disini bahwa "obat paten" memang mahal. Sampai disini tidak ada protes. Wajar. Saat obat paten sudah kadaluarsa masa patennya. Maka obat ini boleh diproduksi oleh pabrik obat manapun.

Persoalannya pengertian "Obat Paten" ini seringkali sengaja dibelokkan/ disalah artikan sendiri oleh para dokter kita. Yang sering disebut "Obat Paten" oleh para dokter kita itu ternyata bukan obat paten seperti penjelasan kami diatas. Yang sering disebut sebagai "Obat Paten" oleh para dokter kita itu tidak lebih dari "Obat Generik Bermerek". Jadi "Obat Generik" yang ada di pasaran itu memang ada dua jenis: "Obat Generik Bermerek" dan "Obat Generik Tak Bermerek".

Jadi di ingatkan kepada konsumen, kritislah menerima pernyataan dokter perihal "Obat Paten." Seringkali mereka sengaja menyalah artikan "Obat Generik Bermerek" sebagai "Obat Paten." Perlu diketahui bahwa "Obat Generik Bermerek" yang disebut obat paten itu selalu ada generiknya. Jadi bisa dicium disini bau-bau tidak sedap mengapa "Obat Generik Bermerek" selalu disebut sebagai "Obat Paten" oleh para dokter kita.

Lalu apa bedanya antara Obat Generik Bermerek (Obat Bermerek) dengan Obat Generik Tanpa Merek (Obat Generik)?

Pada dasarnya Obat Bermerek/ Paten dan Obat Generik memiliki zat aktif yang SAMA! (Kami pakai istilah paten karena sudah jadi pemahaman umum). Misalnya, Obat "Paten" dengan nama Inemicilin adalah obat bermerek yang mengandung zat aktif Amoxicilin, maka obat generiknya bernama Amoxicilin. Artinya kedua jenis obat tersebut "identik". Hanya yang satu memakai nama Inemicilin.

Lalu bagaimana dengan khasiatnya? Sebagaimana yang sudah di ungkap diatas. Obat generik maupun bermerek juga berasal dari obat paten. Obat-obat yang off-paten inilah yang diproduksi sebagai obat generik dan obat bermerek. Jadi jelas sudah sangat teruji. Sebagai obat yang pernah dipasarkan sebagai obat paten (beneran). Obat-obat ini sudah dilakukan uji pra klinis maupun uji klinis. Obat-obat ini juga sama-sama telah dilakukan uji Bio Availabilitas dan Bio Ekuivalensi (Uji BA/BE) terhadap obat yang sama.

Dari penjelasan diatas, jelas sudah bahwa obat paten SAMA PERSIS khasiatnya dengan obat generik. Lalu apa sesungguhnya perbedaan antara obat generik dan obat paten (abal-abal)? Jawabannya: PADA HARGA!

Harga obat generik jauh lebih murah dibanding obat paten. Mengapa bisa begitu? Karena obat generik dikemas secara lebih sederhana, tidak diiklankan, tidak memberi bonus pada dokter yang meresepkannya. Selain itu biaya produksi obat paten disubsidi oleh pemerintah! Selisihnya harganya bisa mencapai 1:10 !

Dengan khasiat yang sama dan harga yang jauh berbeda itu mengapa dokter-dokter kita masih saja berusaha "menutupi" obat generik? Jawabannya tentu kembali kepada "rewards" yang diperoleh para dokter kita dari meresepkan obat paten kepada pasiennya. Bahkan penggantian istilah obat bermerek menjadi obat paten oleh para dokter kita itu sarat nuansa pembodohan.

Bayangkan jika istilah obat paten itu tetap menggunakan nama "Obat Generik Bermerek," kami yakin masyarakat pilih "Generik Tanpa Merek." Sama-sama menggunakan kata "Generik" masyarakat tentu akan berpikir realistis memilih harga yang jauh lebih murah. Dengan khasiat obat yang sama, siapa sih yang terlalu bodoh mengeluarkan uang berkali-kali lipat untuk obat bermerek? Karena kita bukan orang bodoh, maka sejak sekarang kita wajib meminta obat generik pada dokter kita. Karena obat generik adalah program resmi pemerintah, maka dokter tidak boleh menolak pasiennya yang meminta resep obat generik.

Dokter juga tidak boleh melakukan "penyesatan" informasi perihal khasiat obat generik kepada pasiennya atau kepada masyarakat umum. Keberhasilan program kesehatan nasional bergantung pada semua pihak. Dokter yang memahami persoalan hendaknya tidak menutup-nutupi. Masyarakatpun jangan segan-segan bersikap kritis dan menuntut haknya. Tidak ada yang perduli pada kita selain diri kita sendiri.

Simfoni Alam Semesta


Tubuh kita adalah bagian dari alam semesta. Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta pada akhirnya mempengaruhi fisiologi tubuh kita.

Ketika Bumi berputar pada porosnya, kita mengalami siklus 24-jam siang dan malam yang kita sebut ritme sirkadian. Ritme ini didasarkan pada perputaran bumi, dan segala sesuatu dalam tubuh kita, adalah bagian dari Bumi, juga berputar dan mengikuti irama Bumi.

Irama pasang surut juga memiliki efek pada fisiologi kita. Ritme ini adalah hasil dari pengaruh gravitasi dari matahari, bulan dan bintang-bintang di galaksi yang jauh terhadap lautan di planet Bumi.

Kita memiliki lautan dalam diri kita yang mirip dengan lautan di planet kita. Lebih dari 60 persen dari tubuh kita adalah air, dan lebih dari 60 persen dari planet kita adalah air. Jadi kita juga mengalami air surut dan air pasang, dan pasang surut ini mengalir dalam fisiologi kita sendiri. Ketika kita merasa kurang sehat, tubuh kita sedang tidak selaras dengan alam semesta.

Irama lunar adalah siklus 28 -hari yang terjadi sebagai akibat dari gerakan bumi, matahari dan bulan dalam hubungannya satu sama lain. Irama ini adalah bukti saat muncul dan lenyapnya bulan. Kita melihat bulan purnama, bulan setengah, tidak ada bulan lalu siklus dimulai lagi.

Kesuburan manusia dan menstruasi adalah contoh yang baik dari irama bulan ini, dan ada banyak siklus 28-hari lainnya. Ketika Bumi bergerak mengelilingi matahari, kita mengalami irama musiman yang menyebabkan perubahan biokimia yang berbeda dalam pikiran-tubuh. Jadi kita lebih cenderung jatuh cinta pada musim semi atau mengalami depresi di musim dingin.

Perubahan musim tidak hanya mempengaruhi biokimia tubuh manusia. Juga mempengaruhi biokimia pohon, bunga, kupu-kupu, bakteri dan segala sesuatu di seluruh alam. Ketika Bumi berada miring pada porosnya di musim semi, bunga bermekaran, tupai tanah keluar dari tanah, burung bermigrasi, ikan kembali ke tempat asal dan ritual kawin dimulai. Orang-orang tergerak untuk menulis puisi, pecinta menyanyikan lagu-lagu, dan tua dan muda jatuh cinta.

Irama musiman ini mempengaruhi kita secara biologis, mental, emosional, dan semuanya berhubungan dengan kondisi antara bumi dengan matahari. Semua ritme ini menciptakan simfoni alam semesta, dan tubuh-pikiran selalu berusaha untuk melakukan sinkronisasi irama dengan irama universal. Tubuh-pikiran adalah bagian dari pikiran yang lebih besar; itu bagian dari kosmos, dan kosmis menghasilkan irama perubahan yang mendalam dalam fisiologi kita. Alam semesta sesungguhnya adalah sebuah simfoni dari bintang-bintang.

Intuisi bukanlah pikiran, itu adalah bidang non-lokal informasi kosmis yang berbisik kepada kita dalam keheningan diantara pikiran kita. Sinyal yang datang kepada kita adalah rasa tidak nyaman, apakah itu fisik, mental atau emosional. Ketika kita dalam kondisi tidak selaras dengan irama universal.

Pada kenyataannya, sensasi ini adalah suara roh, yang berbicara kepada kita pada perasaan murni di dalam tubuh kita. Tubuh kita adalah sebuah bio-komputer yang terus-menerus tersambung ke jiwa kosmik.

Kesehatan yang baik bukan hanya tidak adanya penyakit, namun merupakan sukacita yang harus ada di dalam diri kita sepanjang waktu. Teknologi tidak akan membuat kita sehat. Apa yang akan membuat kita sehat harus selaras dengan kekuatan alam semesta.

Lautan dan sungai-sungai di planet kita adalah darah kehidupan yang beredar di dalam jantung kita dan di dalam tubuh kita. Udara adalah nafas suci kehidupan yang memberikan energi bagi setiap sel dalam tubuh kita sehingga bisa hidup dan bernafas dan berpartisipasi dalam tarian kosmos.

Pencerahan adalah menikmatinya. Ini adalah penuangan sukacita murni ke dalam kehidupan. Dari pengalaman dimensi yang lebih tinggi, tidak ada jiwa “lain”. Hanya ada cahaya yang mengalami dirinya sendiri dalam kekekalannya.

Cinta menembus inti dalam hubungan-hubungan kita dan keluarga dan mengalir melalui, buku seni dan film. Dari pandangan yang lebih tinggi, cinta dipandang sebagai perekat yang mengikat semua eksistensi.



Tulisan diatas disarikan dari salah satu buku Deepak Chopra, seorang India Amerika yang telah menulis lebih dari 70 buku, termasuk 21 New York Times bestsellers. Bukunya telah di terjemahkan kedalam 35 bahasa dan telhah terjual lebih dari 20 juta copy diseluruh dunia. Chopra pernah menerima banyak penghargaan, termasuk the Oceana Award (2009), the Cinequest Life of a Maverick Award (2010), Humanitarian Starlite Award (2010), dan the GOI Peace Award (2010).

Strategi Survey Berdasarkan Pesanan


Survey ditujukan untuk ketahui keadaan fisik, sosial, atau kombinasi terhadap obyek dan tujuan tertentu dengan berbagai metode survey.

Survey terkait masalah sosial umumnya menggunakan metodologi survey statistik ilmiah yang sudah baku digunakan.

Survey sosial rawan "diarahkan" karena bisa termasuk dalam kategori statistik non parametrik sehingga metodologi sangat penting.

Dalam melakukan survey sosial/ politik ada 3 hal yang potensial terjadi bias yaitu : 1) sampling, 2) kuisioner, dan 3)pengolahan data.

Jika ada pihak yang mau mengarahkan hasil survey maka pada rancangan penelitian bisa dilakukan dalam 3 hal tersebut, atau kombinasi.

Sebenarnya metode untuk sampling, pembuatan kuisioner, dan pengolahan data secara ilmiah ada tapi masih ada ruang untuk mengarahkan.

Sampling adalah pengambilan data terhadap individu terpilih (banyak metode) dari populasi. Jika sampling salah - kesimpulan salah.

Hasil sampling disebut sample. Sample sangat tergantung pada populasi. Populasi yang homogen sampling dilakukan secara random.

Sampling terhadap populasi yang tidak homogen umumnya dilakukan dengan cara stratified sampling, yaitu sampling terhadap kelompok populasi yang seragam.

Populasi survey sosial/ opini/ politik di Indonesia dapat dipastikan tidak homogen karena berbagai variasi dalam penduduk Indonesia.

Variasi penduduk Indonesia disebabkan faktor pendidikan, pengetahuan, kultur, geografi, etnis, agama, partai, bahkan gender.

Kusioner atau pertanyaan sangat rawan dan bisa menyebabkan bias baik disengaja maupun tidak disengaja karena dirancang oleh surveyor.

Isi pertanyaan, rentang pilihan jawaban, letak/ posisi pertanyaan pada kuisioner sangat menentukan pilihan sample yang mengisi kuisioner.

Jika survey pesanan, hal-hal yang bisa dilakukan berupa merancang isi pertanyaan agar tidak jauh pada pilihan yang diinginkan "pemesan."

Rentang pilihan jawaban atas pertanyaan juga demikian, bisa dibatasi sehingga apapun pilihan sample masih dalam koridor yang diinginkan.

Rentang pilihan jawaban ini juga bisa dirancang sesuai kultur sample. Jika memang subyektif, bentuk pertanyaan bisa berbeda pada tempat berbeda.

Agar sesuai kultur bentuk pertanyaan untuk sampling di Solo/Jogya bisa berbeda dengan sample di Medan/ Makasar karena kultur berbeda.

Karena kultur yang berbeda dan bentuk pertanyaan yang tidak sesuai kultur bisa menyebabkan bias, sebaliknya bisa untuk mengarahkan.

Kultur yang suka adem ayem, kultur elegan, dan kultur yang suka kontraversial bisa pilih jawaban yang beda padahal maksudnya sama.

Bahkan peletakan alterantif posisi jawabanpun sangat menentukan pilihan sample terhadap pertanyaan yang diajukan.

Bagi sample yang tingkat pengetahuannya kurang atau tidak serius cenderung memilih alternatif jawaban yang posisinya di tengah.

Demikian juga terhadap masyarakat yang kulturnya adem ayem juga cenderung memilih posisi jawaban di tengah atau moderat dan sebaliknya.

Bias pada saat pengolahan data tergantung pada integritas pelaksanaan saat melakukan pengolahan data (keaslian data dan kesimpulan).

Jika terjadi kesalahan sampling dan kuisioner maka apapun data yang diolah dipastikan kesimpulannya tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

Marjin error yang sering dijadikan sebagai "bukti ilmiah" survey hanya menggambarkan variasi dalam pengolahan data tidak yang lain.

Jumlah sample dan metode sampling juga belum tentu menggambarkan kebenaran sampling tanpa uraian gambaran populasi.

Kesimpulan pendapat/opini juga belum tentu menggambarkan apa yang sebenarnya tanpa mengetahui seluruh pertanyaan yang dibuat.

Survey terhadap suka atau tidak suka pada suatu kebijakan atau tokoh juga sangat tergantung pada kopndisi masyarakat atau alam.

Pada saat banjir di Jakarta misalnya, jika dilakukan survey maka dipastikan hasilnya akan mencela kebijakan terkait dengan banjir.

Saat panen padi dengan hasil yang baik, jika dilakukan survey di daerah demikian maka dapat dipastikan akan memuji kebijakan pertanian.

Survey politik juga demikian, sangat labil terhadap kondisi alam dan pemberitaan media yang membentuk opini publik.

Atas uraian tersebut, kita jangan heran jika ada hasil survey yang hasilnya berbeda dengan obyek dan waktu yang sama.

Pada dasarnya, jika semua persaratan ilmiah survey dipenuhi maka tdk akan terjadi perbedaan hasil survey, karena dasarnya hanya ambil data.

Perbedaan dari kenyataan bisa krn disengaja (sampling dan kuisioner diarahkan) atau tidak disengaja (murni kesalahan metodologi).

Hasil survey yang direkayasa umumnya digunakan untuk menggring opini dan sumber daya untuk mencapai tujuan-terutama di politik-dan sebaliknya.

Dengan hasil survey yang positip diharapkan suara mengambang ke yang dapat dukungan banyak dan penyumbang juga akan naikkan kontribusi.

Beda dengan survey terhadap hasil perhitungan suara, itu adalah perhitungan hasil berdasarkan samping. Jika sampling benar maka hasilnya tepat.

Hasil survey juga bisa diganakan untuk mengatur strategi pemenangan terhadap kelompok populasi dengan karakteristik tertentu.

Dengan makin banyaknya lembaga survey, diharapkan akan makin berkurang keberanian lakukan rekayasa terhadap hasil survey.

Saat membaca hasil survey, maka yang harus dikritisi adalah metode sampling, bentuk dan isi kuisioner serta metode pengolahan data.

Demikian tentang strategi lakukan survey berdasarkan pesanan dan peluang bias hasilnya. Pasti belum lengkap dan belum tentu benar. Jadi sekarang saya mengerti mengapa hasil survey populasi sapi di Indonesia dinilai mencukupi, tapi daging sapi tetap saja mahal di pasar yang menandakan “supply” lebih kecil daripada “demand”. Tentu survey nya yang tidak benar atau diarahkan sesuai kepentingan.

10 Rahasia Sukses menurut Investor’s Business Daily


1. Always be positive. Think success, not failure. Beware of a negative environment.

2. Write down your specific goals and develop a plan to reach them.

3. Goals are nothing without action. Don’t be afraid to get started now. Just do.

4. Go back to school or read books. Get training and acquire skills.

5. Success is a marathon, not a sprint. Never give up.

6. Get all the facts, all the input. Learn from your mistakes.

7. Don’t let other people or things distract you.

8. Following the herd is a sure way to mediocrity.

9. No person is an island. Learn to understand and motivate others.

10. Be honest and dependable; take responsibility.

Indonesia-Ku


Kasus "Hijrah"nya LION Air ke Malaysia mengingatkan saya akan "buruknya" service negara kepada Investor-investor lokal yang berniat membangun negeri ini. Kalau Airline itu Angkasa Pura, maka Shippingline Pelindo muaranya di Kemenhub.

Seorang teman ceritakan pengalaman saat menjadi Kepala Operasi salah satu perusahaan Pelayaran Nasional saat hendak ekspansi ke berbagai daerah.

Pengiriman barang via kontainer ke berbagai pelosok daerah di Indonesia tentunya akan menguntungkan peningkatan daya saing ekonomi. Jika distribusi barang lancar maka harga-harga barang kebutuhan jauh lebih murah dan produk asli didaerah tersebut bisa dijual kedaerah lain.

Apakah semudah itu pelayaran/penerbangan bisa memasuki daerah-daerah diseluruh Indonesia?. Sangat teramat sulit jawabnya. Banyak perijinan. Apalagi dengan adanya otonomi daerah, seorang Kepala daerah (bupati) bisa dengan seenak udelnya mengusir pelayaran/penerbangan yang tidak mau 86. Saya ingat kasus mau dibakarnya kapal pelayaran “Mentari” diKabupaten Merauke karena sang Bupati tidak setuju (larena sudah punya saham di perusahaan pelayaran lain).

Tidak heran saat mau membuka jalur baru maka harus kita siapkan tumpukan uang bermilyar-milyar untuk sekedar direstui oleh pejabat berwenang. Apabila selesai dengan bupati, maka cengkraman selanjutnya menunggu mulai dari otoritas pelabuhan (pelindo, adpel), Dishub, dll.

Tidak heran Biaya Logistik di Indonesia termasuk yang "termahal" diseluruh dunia, karena pengusaha membebankan biaya 86 ini ke tarifnya. Biaya pengiriman kontainer dari Jakarta ke Palembang, Surabaya, Medan, Pontianak bisa 2-4x lipat jika ke Singapura. Aneh kan? Begitu juga dengan Penerbangan rute-rute jarak lebih dekat dibandingkan ke Singapura kenapa bisa lebih mahal? Ada biaya monyetnya, Padahal base rate mengkalkulasi tarif pelayaran/ penerbangan dasarnya adalah jarak tempuh ,iles + overhead cost. Anomali tarif RI.

Saat saya ke Tarakan untuk buka rute baru kondisi tarif container reefer Tarakan-Surabaya seharga 23 juta/ teus = rute Jakarta – Amsterdam. Inilah dampak dari pemerasan-pemerasan penguasa pelayaran dan penerbangan yang sebabkan ekonomi biaya tinggi untuk rakyat.

Jadi tidak heran jika banyak pengusaha-pengusaha lokal yang sering putus asa dengan sikap penguasa setelah era reformasi. Tidak heran jka Lion mau hengkang. Para pengusaha lokal selalu membandingkan perlakuan pemerintah RI dengan tetangga seperti Singapura, Malaysia yang sangat respek.

Pengalaman saat ke Singapura dimana kami bertemu dengan pengelola pelabuhannya (PSA) mereka beri "karpet merah" untuk pengusaha Indonesia. Management PSA (pelindonya Singapura) diisi oleh professional. Bukan PNS seperti di RI. Sangat membantu, ramah melayani kami. Kami dijamu dengan makan-makan enak, dilayani layaknya raja, diberikan oleh-oleh.

Berbanding terbalik dengan pelayanan di Indonesia. Pelayanan perijinan satu atap di PSA untuk buka rute baru ke Singapura hanya membutuhkan waktu 1x24 jam (tidak pakai bupati-bupatian). Tidak ada uang sogokan ke mereka. Bahkan uuntuk membuat kita semangat PSA menjanjikan rabat tarif jika bisa mencapai volume tertentu. Inilah yang membuat para pengusaha pelayaran dan penerbangan tidak menambahkan biaya-biaya siluman ke tarif mereka (jadi lebih murah).

Fakta-fakta seperti ini yang dijadikan dasar pembanding para pengusaha di Indonesia untuk segera "hengkang" dari negeri pemalak ini.

Saat Indofood memindahkan HQ mereka ke Singapura, pemerintah masih tidak sadar-sadar akan keadaan birokrasi negeri ini. Lalu apakah keberadaan KPK menolong? Saat ini masih jauh untuk memberantas pemalakan-pemalakan kepada pengusaha seperti kasus Lion. Pengusaha serba salah tidak "memberi" tidak diijinkan, jika "memberi" bisa di Hartati Murdaya kan. Maka kabur dijadikan jawabannya.

Pemalakan kepada pengusaha terbagi dua : Pungli dan Resmi (seperti kasus Lion minta 51% saham). Namun tetap saja yang resmi ujungnya ada pungli juga. Bukannya saya menyetujui langkah Lion untuk hengkang ke Malaysia karena ini bukan faktor nasionalisme buta. Tapi ini bentuk corporate survival. Pemerintah tidak pernah mau belajar dari kesalahan-kesalahan terdahulu. Sudah banyak pengusaha-pengusaha yang hengkang dari negeri ini karena tersiksa.

Dan kedepannya nanti di Indonesia hanya ada pengusaha-pengusaha tukang jahit saja. Indonesia menjadi negeri outlet belaka. Surga untuk menjual produk pengusaha lokal yang berkantor di luar negeri. Tragis. This is a true story about our country.

Pantesan saya beli tiket Lion Jakarta-Denpasar kok 3x lipat harga Jakarta-KL. Ujung-ujungnya pungli tokh. CMA CGM, top 5 bisnis container dunia batal bikin container port di Batam karena hal-hal seperti ini. Port Klang lebih gampang. Indonesia-ku.

Memuliakan Manusia


Setiap manusia mengawali karir sebagai manusia dalam keadaan dan kedudukan yang sama dan sederajat. Sama-sama dalam keadaan tidak memiliki pengetahuan, tidak pula mempunyai pengalaman. Sama-sama dalam kedudukan sebagai anak. Setiap orang tua pada mulanya adalah anak, namun tidak setiap anak pada akhirnya adalah orang tua. Oleh karena itulah, dalam rumus amal jariyah, yang disebut oleh Muhammad SAW bukanlah orang tua yang saleh, melainkan anak yang saleh. Disebut saleh, jika seorang anak mengingat dan menyadari dari mana ia berasal: dari sepasang manusia paling berjasa dalam hidupnya: ibu dan ayah. Disebut saleh, jika seorang anak berterimakasih dan mendoakan keduanya.

Seorang anak dilahirkan ibunya dalam keadaan tidak bisa apa-apa, kemudian Allah menjadikan baginya pendengaran, penglihatan, akal dan hati. Orangtua pula yang memberi modal awal berupa kasih sayang, pengasuhan, pendidikan dan pengajaran, serta keyakinan. Sesuai fitrah pertumbuhan dan perkembangannya, anak belajar dari keluarga, lingkungan, sekolah, dan pergaulan yang lebih luas. Dari pengetahuan, ia kemudian mulai menabung pengalaman hingga akhirnya mencapai kedewasaan dan cukup mumpuni untuk mengambil keputusan berdasarkan akal sehat dan hati nurani.

Pertanyaan mendasar setiap manusia mulai muncul di benak setiap anak ketika ia beranjak menyentuh pubertas. Ia mulai bertanya tentang siapa sesungguhnya dirinya, untuk apa ia hidup di dunia, dari mana ia sejatinya berasal, dan ke mana ia akan berpulang. Yang juga fundamental adalah pertanyaan tentang mengapa anak mengikuti agama dan keyakinan orang tua. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, "Orangtualah yang pada awalnya menjadikan seorang anak itu beragama Islam, Nasrani, Majusi, atau Yahudi." Pada usia yang sekarang, sampai hari ini, masihkah kau beragama sesuai agama keturunan? Masihkah kau bertuhan sesuai dogma orangtua, doktrin guru, atau pengaruh lingkungan? Mengapa kau tidak memulai sendiri perjalanan menemukan kesejatian hidup, mulai sekarang juga?

Menemukan jatidiri adalah babak terpenting dari riwayat panjang langkah hidup setiap anak manusia. Yang selayaknya paling awal disadari adalah hidup ini sebuah anugerah yang tiada tara. Manusia ada bukan karena adanya sendiri. Manusia ada bukan karena usahanya sendiri, bukan atas prestasinya. Kau dan aku ada karena Allah. Kau dan aku ada tanpa modal yang kita himpun sendiri sehingga sesungguhnya tidak tahu diri jika kita berhitung rugi-laba. Begitu dilahirkan, kita langsung balik modal. Dari yang hanya datang dalam keadaan telanjang, kita kemudian menerima pelukan, kasih-sayang, adzan dari ayah, air susu ibu, pakaian, dan kehangatan keluarga. Sehingga, seiring waktu, yang kita peroleh adalah untung, untung, untung, dan untung, yang terus-menerus tanpa henti.

"Shiratha 'l-mustaqim," jalan yang lurus, yang manusia mohon kepada Allah, sebagaimana tersurat dalam Q.S. Al Fatihah: 6, dipaparkan dalam ayat lanjutannya sebagai "shiratha 'l-ladziina 'an'amta 'alaihim", yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat. Pendek kata, jalan yang lurus adalah jalan yang nikmat. Sesiapa pun yang pandai bersyukur, ia berada di jalan yang lurus itu. Sesiapa yang pandai bersyukur, Allah menganugerahkan baginya tambahan kenikmatan. Sesiapa yang kufur, yang menyangkal kenikmatan dari Allah, yang lebih suka mengeluh dan menggerutu, ia berada di jalan yang bengkok, yang tidak lurus. Kenikmatan mencapai kedudukannya sebagai kebahagiaan jika kenikmatan itu dibagikan kepada sesama, dari lingkungan yang terdekat.

Maka, menghitung karunia dari Allah, apalagi mempertanyakan dan mendustakannya, adalah cara paling buruk untuk menikmati hidup. Mencari untung belaka, meski dengan cara merugikan sesama, adalah hidup yang merugi. Menolak untuk memuliakan sesama manusia dan memuliakan kehidupan hanya demi menghindari kerugian, adalah itikad hina untuk menolak kedudukannya sendiri sebagai manusia yang dengan karunia akal telah dimuliakan oleh Allah di antara makhluk-makhluk lainnya. Akal selayaknya digunakan untuk memuliakan sesama, bukan justru untuk menghina liyan.

Belajar ilmu apa pun, pada dasarnya dimulai dari mengenal diri sendiri dan pada puncaknya diakhiri dengan menjadi diri sendiri. Sepanjang hayat pembelajaran itu, setiap manusia harus senantiasa berjumpa dengan diri sendiri. Terus-menerus berdialektika dengan harmoni dan dinamika dirinya sendiri. Seseorang justru tumbuh ke arah kesia-siaan jika kehilangan jatidirinya, apalagi hanya gara-gara ingin menjadi orang lain. Untuk menjadi seperti orang lain, kau perlu menempuh waktu sepanjang hayat orang itu. Padahal, kau telah menjadi dirimu sendiri seumur hidupmu hingga kini. Berubah menjadi orang lain adalah hidup yang gagal.

Kegagalan demi kegagalan akan dialami seorang manusia jika ia mengambil jarak dan semakin jauh dari kemanusiaannya sendiri. Semakin tidak manusiawi seseorang, semakin ia tidak layak diklasifikasikan sebagai manusia. Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan dan kedudukan paling baik, sebagaimana dipaparkan dalam Q.S. At-Tiin, namun oleh karena polah tingkahnya sendiri justru manusia diturunkan derajatnya menjadi hina. Memimpin dirinya sendiri saja gagal, apalagi berperan sebagai khalifah fil 'ardhi, pemimpin bumi. Lihatlah ke dalam dirimu, apakah kau masih pantas disebut manusia. Apakah kau manusia yang dengan akal dan hati telah memuliakan sesama?

Makanan & Kesehatan


Manusia tidak mengenal Tuhan, atau tidak bersedia mengenal Tuhan? Tidak ada yang lebih berhak menjawab pertanyaan ini kecuali masing-masing manusia itu sendiri. Tidak ada jawaban yang bersifat umum. Sebelum akhirnya hidup sebagai makhluk sosial, manusia adalah makhluk pribadi. Dan, meski telah menjadi makhluk sosial, toh pada dasarnya manusia tetap makhluk pribadi sehingga Tuhan dan hal-hal tentang Tuhan adalah privasi.

Manusia bisa belajar mengenal Tuhan dari bagaimana ia menyediakan kata-kata untuk memohon kepadaNya. Dari bagaimana ia berdoa. Jika menggunakan kata-kata umum, contoh-contoh doa yang selama ini telah tersedia -- tanpa mengurangi rasa hormat dan keyakinan atas keberkahan contoh doa-doa itu -- tampaklah bahwa sedekat apa ia dengan Tuhan. Jika ia menyusun kata-katanya sendiri, sebagaimana kata hati dan keadaan yang nyata baginya, maka terlihat betapa ia mendekat dengan keluguannya yang manusiawi.

Allah adalah Pengatur Alam Semesta, dan tentu saja berbicara kepadaNya tak terbatas oleh kata dan bahasa. Dia tak hanya mengerti bahasa tertentu, Dia Maha Mengetahui bahkan segala yang tebersit di hati. Dalam Q.S. Ali Imran: 38, disebutkan bahwa Zakaria menyebut Allah,"Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa," tentu saja, itu bermakna dengan bahasa apa pun doa disampaikan -- bahkan Dia Maha Mengerti apa yang diminta dan dibutuhkan sebelum pendoa itu memohon kepadaNya.

Maka, seharusnya bahasa tak perlu menjadi kendala, demikian kekhawatiran bahwa doa tidak akan didengarkan, pun tidak dikabulkan. Asalkan meyakini bahwa Allah lebih mengetahui mana yang lebih baik bagi kita, maka setiap doa pasti terkabul dalam wujudnya yang paling baik; tidak selalu seperti yang kita inginkan, tapi tak perlu lagi bahwa kenyataan setelah berdoa itulah yang paling kita sesuai dengan yang semestinya kita terima. Jika Muhammad SAW saja berpetuah,"Sebaik-baik doa adalah memuji Allah, Yang Maha Mengatur Alam Semesta," maka doa adalah tentang bagaimana kita bersyukur.

Dalam Q.S. Al Baqarah: 186, Allah berfirman,"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu dan beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." Tidak ada keraguan sedikit pun betapa berdoa kepadaNya adalah salah satu cara paling baik untuk belajar mengenalNya, yang dengan cara ini tampak dengan sendirinya cara kita mengenal diri kita sendiri.

Dari bagaimana seseorang berdoa, ia bisa belajar mengenal hakikatnya sebagai hamba Allah. Sebagaimana diabadikan dalam Q.S. Huud: 47, Nuh AS juga belajar tentang dirinya sendiri dengan berdoa," Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari memohon kepadaMu sesuatu yang aku tiada mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi". Di ayat sebelumnya, Allah memang memperingatkan,"Janganlah engkau memohon kepadaKu sesuatu yang engkau tidak mengetahui hakikatnya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan".

Doa adalah medium komunikasi yang sangat indah antara hamba dan Tuhan. Sang hamba bersimpuh, bahkan bersujud, mengiba dengan ucapan-ucapan dari bahasa airmata, bahasa bibir gemetar, dan bahasa hati yang berharap-harap cemas; sementara Allah menjawab doa dengan memberi keyakinan, harapan, dan petunjuk untuk melangkah menuju kenyataan atas apa yang sang hamba minta. Dalam Q.S. Al A'raf: 55, Allah berpesan,"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." Memaknai berdoa sebagai cara untuk bersyukur juga adalah keindahan tersendiri. Kita berdoa kepada Allah bukan memohon agar beban diringankan, namun agar kekuatan ditambahkan. Dalam Q.S. Al Baqarah: 286 Allah sudah menetapkan bahwa Dia tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Segala sesuatu telah ditetapkan sesuai kadar, keadaan, kedudukan, dan kenyataan. Berdoa menjadi cara kita memujiNya dan bersyukur, dan oleh karena kita pandai beryukur maka Allah berjanji akan menambah kenikmatan kepada kita. Bagaimana pun, sebagaimana Q.S. Ar Ra'du: 14,"Hanya bagi Allah-lah hak mengabulkan doa yang benar."

Berdoa untuk Mengenal Allah


Manusia tidak mengenal Tuhan, atau tidak bersedia mengenal Tuhan? Tidak ada yang lebih berhak menjawab pertanyaan ini kecuali masing-masing manusia itu sendiri. Tidak ada jawaban yang bersifat umum. Sebelum akhirnya hidup sebagai makhluk sosial, manusia adalah makhluk pribadi. Dan, meski telah menjadi makhluk sosial, toh pada dasarnya manusia tetap makhluk pribadi sehingga Tuhan dan hal-hal tentang Tuhan adalah privasi.

Manusia bisa belajar mengenal Tuhan dari bagaimana ia menyediakan kata-kata untuk memohon kepadaNya. Dari bagaimana ia berdoa. Jika menggunakan kata-kata umum, contoh-contoh doa yang selama ini telah tersedia -- tanpa mengurangi rasa hormat dan keyakinan atas keberkahan contoh doa-doa itu -- tampaklah bahwa sedekat apa ia dengan Tuhan. Jika ia menyusun kata-katanya sendiri, sebagaimana kata hati dan keadaan yang nyata baginya, maka terlihat betapa ia mendekat dengan keluguannya yang manusiawi.

Allah adalah Pengatur Alam Semesta, dan tentu saja berbicara kepadaNya tak terbatas oleh kata dan bahasa. Dia tak hanya mengerti bahasa tertentu, Dia Maha Mengetahui bahkan segala yang tebersit di hati. Dalam Q.S. Ali Imran: 38, disebutkan bahwa Zakaria menyebut Allah,"Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa," tentu saja, itu bermakna dengan bahasa apa pun doa disampaikan -- bahkan Dia Maha Mengerti apa yang diminta dan dibutuhkan sebelum pendoa itu memohon kepadaNya.

Maka, seharusnya bahasa tak perlu menjadi kendala, demikian kekhawatiran bahwa doa tidak akan didengarkan, pun tidak dikabulkan. Asalkan meyakini bahwa Allah lebih mengetahui mana yang lebih baik bagi kita, maka setiap doa pasti terkabul dalam wujudnya yang paling baik; tidak selalu seperti yang kita inginkan, tapi tak perlu lagi bahwa kenyataan setelah berdoa itulah yang paling kita sesuai dengan yang semestinya kita terima. Jika Muhammad SAW saja berpetuah,"Sebaik-baik doa adalah memuji Allah, Yang Maha Mengatur Alam Semesta," maka doa adalah tentang bagaimana kita bersyukur.

Dalam Q.S. Al Baqarah: 186, Allah berfirman,"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu dan beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." Tidak ada keraguan sedikit pun betapa berdoa kepadaNya adalah salah satu cara paling baik untuk belajar mengenalNya, yang dengan cara ini tampak dengan sendirinya cara kita mengenal diri kita sendiri.

Dari bagaimana seseorang berdoa, ia bisa belajar mengenal hakikatnya sebagai hamba Allah. Sebagaimana diabadikan dalam Q.S. Huud: 47, Nuh AS juga belajar tentang dirinya sendiri dengan berdoa," Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari memohon kepadaMu sesuatu yang aku tiada mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi". Di ayat sebelumnya, Allah memang memperingatkan,"Janganlah engkau memohon kepadaKu sesuatu yang engkau tidak mengetahui hakikatnya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan".

Doa adalah medium komunikasi yang sangat indah antara hamba dan Tuhan. Sang hamba bersimpuh, bahkan bersujud, mengiba dengan ucapan-ucapan dari bahasa airmata, bahasa bibir gemetar, dan bahasa hati yang berharap-harap cemas; sementara Allah menjawab doa dengan memberi keyakinan, harapan, dan petunjuk untuk melangkah menuju kenyataan atas apa yang sang hamba minta. Dalam Q.S. Al A'raf: 55, Allah berpesan,"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." Memaknai berdoa sebagai cara untuk bersyukur juga adalah keindahan tersendiri. Kita berdoa kepada Allah bukan memohon agar beban diringankan, namun agar kekuatan ditambahkan. Dalam Q.S. Al Baqarah: 286 Allah sudah menetapkan bahwa Dia tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Segala sesuatu telah ditetapkan sesuai kadar, keadaan, kedudukan, dan kenyataan. Berdoa menjadi cara kita memujiNya dan bersyukur, dan oleh karena kita pandai beryukur maka Allah berjanji akan menambah kenikmatan kepada kita. Bagaimana pun, sebagaimana Q.S. Ar Ra'du: 14,"Hanya bagi Allah-lah hak mengabulkan doa yang benar."